BANGGAI, OKENESIA.COM- Pemda Banggai terus melakukan beragam upaya untuk menekan laju inflasi di daerah ini. “Pemda terus berusaha mengendalikan inflasi, minimal sama seperti di angka nasional,” ungkap Bupati Banggai, Amirudin saat menghadiri agenda rapat bertajuk “Konsolidasi dan Sosialisasi Calon Anggota Legislatif Partai Golkar Dalam Rangka Menghadapi Pileg/Pilpres Tahun 2024” yang berlangsung di Hotel Santika, Luwuk, Kamis (24/8/2023) malam.
Inflasi di Kabupaten Banggai terjadi kenaikan hingga 4,47 persen. Sementara inflasi secara nasional berada di 2,58 persen (year on year/yoy). Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Kehadiran Bupati Amirudin di rapat konsolidasi Partai Golkar Banggai, statusnya sebagai pembina partai politik di Kabupaten Banggai.
Bupati Amirudin, inflasi di Kabupaten Banggai terlihat naik, bukan berarti di kabupaten lainnya di Sulteng tidak mengalami hal sama. Untuk Sulteng kata dia, hanya ada dua daerah yang menjadi sampling inflasi, yakni Kota Palu dan Kabupaten Banggai. “Jangan berarti inflasinya tinggi, lebih buruk dari daerah lainnya. (pengukuran) Inflasi di Sulteng, Kabupaten Banggai salah satu sampling, pertama Palu dan Kabupaten Banggai. Tahun 2024, akan ada 4 daerah di Sulteng yang akan jadi sampling,” ungkap dia.
Ia mengakui, untuk periode Juli 2023 dibandingkan Juli 2022 atau yoy (year on year) terjadi kenaikan hingga 4,47 persen. Di antara harga kebutuhan konsumsi masyarakat paling menonjol adalah beras. Fakta ini disebabkan, hasil produksi beras di Kabupaten Banggai yang disuplai ke daerah lainnya. “Ada kabupaten lain yang disuplai. Kita suplai paling banyak itu adalah Kabupaten Morowali dan Morut (Morowali Utara),” katanya.
Inflasi tertinggi di Juli 2023 sebut Amirudin, adalah angkutan udara. Masalah ini bukanlah kewenangan pemerintah daerah. Armada angkutan pesawat minim, sementara permintaan ke Luwuk cukup tinggi. “Makanya harga tiket menjadi naik,” tutur Amirudin.
Di kisaran bulan Juli urai Amirudin adalah penjualan sepeda motot. “Pertumbuhan ekonomi kita naik. Angka pembeli motor itu cukup tinggi, sementara motornya tidak tersedia. Jadi, inflasi tidak dilihat seperti itu. Ada yang dilihat year to year dan month to month. Inflasi itu memang harus dikendalikan. Rapat inflasi setiap hari Senin. Alhamdulillah, mampu dikendalikan. Pemda terus berusaha mengendalikan inflasi, minimal sama seperti di angka nasional,” urai Bupati Amirudin. (top)