Pedagang Pasar Simpong Minta Pintu Zona 5 Dibuka
BANGGAI, OKENESIA.COM- Pedagang Pasar Simpong meminta agar pintu 2 di zona 5 yang terletak di Jembatan Jole, dibuka. Permintaan pembukaan jalan itu terungkap pada rapat Komisi II, DPRD Banggai yang menghadirkan Tim Terpadu Penertiban Pasar Simpong, instansi terkait serta perwakilan pedagang Pasar Simpong, Senin (25/9/2023).
Penutupan jalan di jembatan pantai menjadi penghalang akses keluar masuk pembeli. Dengan ditutupnya jalur itu, pembeli tak lagi bisa masuk ke lokasi jualan.
Pedagang meminta, agar dibuka dan hanya areal pembangunan Pasar Simpong senilai Rp14 miliar itu saja yang ditutup.
Ketua Tim Terpadu Penertiban Pasar Simpong yang juga Kepala Badan Kesbang Pol Banggai, Syaifuddin Muid menekankan bahwa tim penertiban Pasar Simpong merupakan bentukan Bupati Banggai.
Tim ini kata dia, bekerja untuk menertibkan Pasar Simpong, seperti memastikan tidak ada pedagang berjualan di jalan. “Tidak mudah, pelaksanaan sulit. Di jalan itu sudah berdiri lapak, tapi Alhamdulillah bisa ditertibkan.
Dibangun pasar baru yg sekarang dipagar. Kami menutup pintu 2 zona 5, Jembatan Jole. Pertimbangan, menjaga areal pasar tidak semrawut. Kedua, menutup akses supaya tidak digunakan. Ketiga, membatasi agar pedagang tidak berjualan ke badan jalan,” katanya.
Jika pintu itu dibuka tutur Syaifuddin, maka pedagang pasti akan berjualan ke jalan. Langkah penutupan akses jalan itu membatasi agar kendaraan tidak bongkar muat barang.
Di Kelurahan Tanjung Tuwis yang menjadi tempat relokasi pasar yang disebut Pasar NKRI, pembelinya sedikit. Akibatnya, pedagang Pasar Simpong enggan berjualan di sana.
Diakui Syaifuddin, butuh kebersamaan, agar terlaksana dengan baik. “Penertiban Pasar Simpong, kami menempatkan personel Pol PP dan anggota Dishub. Sebagian pedagang Pasar Simpong tidak mau pindah, makanya pasti bongkarnya di situ.
“Jangan hanya kepentingan satu dua orang kemudian dibuka jalan, harus ada kajian yang paripurna. Saat penertiban, berton ton sampah di laut, banyak sekali. Sampai eksavator turun hingga seminggu. Kita perlu kaji secara mendalam. Memang berat, tapi harus kebersamaan. Bongkar muat di Pasar NKRI, tidak mau ambil di sana, makanya padola kembali di pasar Simpong. Banyak pertimbangan,” urai Pudin-sapaan karib Syaifuddin Muid.
Di kesempatan itu, anggota Komisi II, DPRD Banggai, Hasman L. Balubi menyampaikan klarifikasi terkait pembongkaran penutup jalan di Jole. Hasman menilai, informasi yang diterima ketua tim terpadu tidak secara menyeluruh mendengar informasi.
Pernyataan Syaifuddin Muid yang menyebut Hasman Balubi arogan ditepis Hasman. Sebab, ia hanya menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Sementara proses pembongkaran pintu di Jembatan Jole tak ada instruksi langsung dari Hasman, praktis tindakan spontanitas pedagang. “Pembongkaran itu adalah tindakan spontanitas warga. Hari ini makin semrawut, bongkar muat makin parah, justru lebih memudahkan arus lalu lintas kalau dibuka jalan yang di bawah.
Harusnya tim terpadu, mempertimbangkan kepentingan masyarakat. Pedagang minta agar jalan yang ditutup untuk dibuka, ini hanya digunakan sebagai tempat parkir, bukan sebagai tempat berjualan,” pinta Hasman yang disambut standing aplaus pedagang.
Anggota Komisi II lainnya, Masnawati Muhammad mengakui soal kondisi Pasar NKRI, di Pasar NKRI bahan yang dijual terbatas, penjual tidak mau kesana, karena pembeli juga terbatas. “Setelah saya amati ini dilema. Kenapa pasar mencuat, karena ada pembangunan pasar senilai Rp 14 miliar. Zona 5 yang masalah. Biarkan pedagang jualan di pasar. Sudah setengah mati pedagang.
Saran saya, proyek tetap jalan, berikan jalur alat berat untuk proyek, selama tidak mengganggu kenyamanan dan tidak mengganggu proyek, tidak masalah. Tetap berjualan, kalau sudah jadi, kita duduk bersama mengatur penempatan pasar,” saran Masnawati.
Pudin Muid kembali menjelaskan bahwa penertiban Pasar Simpong adalah bagian dari menertibkan jalan, seluruh orang dilarang berjualan di pinggir jalan. “Dengan ketentuan, bagi yang tidak punya lapak di Pasar Simpong, silakan berjualan ke Pasar NKRI. Sebagian tidak punya lapak ke pasar NKRI.
Ketika ada tim, tidak berdagang, pada saat tidak ada tim, pedagang berjualan kembali di luar. Kami (permintaan pembukaan jalan) akan sampaikan ke Pemda. Pemerintah tidak menutup akses belanja. Sebelumnya, berjualan di dalam, sekarang jualan di luar. Untuk lebih jelasnya, kita liat langsung di lapangan,” ungkap Pudin.
Pudin juga sempat menyinggung permintaan klarifikasi seperti yang diungkap Hasman. Menurut Pudin bahwa apa yang diucapkannya dipertanggungjawabkan secara yuridis. “Kalau kita cari pembenaran, maka harus diuji.
Kalau dibuka itu, sama dengan diinjak injak baju dinas saya,” kata dia.
Ketua Komisi II, Sukri Djalumang yang memimpin pertemuan itu mengambil jalan tengah, agar terfokus menyelesaikan masalah pedagang.
Sukri Djalumang menekankan bahwa Komisi II, Dewan Banggai bersama Tim Terpadu Penertiban Pasar Simpong akan meninjau langsung yang menjadi masalah utama. Agenda ini akan dilaksanakan pada Jumat, tanggal 29 September 2023, pagi sekira pukul 09.00 WITA. Selanjutnya, setelah Salat Jumat akan kembali digelar pertemuan. (top)