Palestina & Masjid Al-Aqsha Dikupas Mendalam Direktur AQIB Banggai
BANGGAI, OKENESIA.COM- Direktur Alquran Institute Banggai (AQIB), H. Iswan Kurnia Hasan, Lc. MA mengupas tuntas dan mendalam agenda bertarjuk ‘Kajian Palestina, Mengenal Lebih Dekat Palestina dan Masjid Al-Aqsha’. Kajian sekaligus menghadirkan pejuang Palestina, Ahed Abu Al-Atta melalui zoom meeting itu diinisiasi AQIB, berlangsung di Masjid Daarussalam, Kelurahan Maahas, Kecamatan Luwuk Selatan, Kabupaten Banggai, Senin (16/10/2023) malam.
Iswan yang kini berstatus sebagai anggota Komisi I, DPRD Banggai memahami betul tentang Palestina. Ia pernah memegang jabatan organisasi non profit sebagai Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Banggai dan pernah menjadi relawan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina. Ia juga pernah mengenyam pendidikan strata satunya di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, negara yang berbatasan langsung dengan Palestina.
Iswan menguraikan tiga fokus pembahasan di kajian mendalam Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Yakni, Palestina dalam nash Alquran dan hadits, Palestina dalam sejarah serta mengenal Masjid Al-Aqsha, sebagai pusat konflik yang diperebutkan orang Islam dan Yahudi.
Palestina urai Iswan, tanah yang diberkahi, tempat para nabi dan rasul. Tanah yang disumpah, kiblat pertama umat Islam. Tanah yang dibebaskan sebelum hari kiamat disebutkan dalam Alquran. Tanah yang diberkahi dalam peristiwa Isra mikraj. Daerah sekitar masjid Al Aqsha, adalah tanah yang diberkahi.
Nabi Musa diperintahkan oleh Allah SWT untuk masuklah kalian ke tanah suci. Ayat ini digunakan Yahudi bahwa ada janji Allah, tanah Palestina adalah tanah Yahudi.
Tanah para nabi dan rasul, disebutkan dalam Alquran. Ibrahim melaksanakan perjalanan bersama istrinya Hajar, dari Al Aqsha menuju Masjidil haram.
Tanah yang disumpah oleh Allah. Para ulama menafsirkan, kepada sebuah daerah yang banyak ditumbuhi buah zaitun di Palestina. Minyak zaitun terbaik adalah dari Palestina.
Kiblat pertama umat Islam, selama enam bulan. Lalu berubah arah kiblat ke Masjidil haram. Seluruh tanah Palestina adalah tempat sujud. Sekarang ada orang Israel berarti menistakan tempat suci.
Tanah yang dibebaskan sebelum hari kiamat. “Jadi, Alquran menjanjikan bahwa kita masuk masjid Al Aqsha, sebagaimana dulu Al Aqsha di bawah penguasaan Islam. Palestina akan bebas dari cengkeraman Yahudi, Palestina akan merdeka. Kamaa dakhaluhu awwala marra,” tutur Iswan sembari mengutip ayat Alquran.
Rasulullah dalam sabdanya bahwa tiga masjid diberkahi yang disunnahkan untuk dikunjungi. Yakni, Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al Aqsha di Palestina. Masjid Al Aqsha yang dikenal juga sebagai Baitul Maqdis ini terletak di kompleks Haram Al Sharif di Kota Tua Yerusalem.
Masjid Al Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Masjidil Haram. Jarak pembangunan Masjidil Haram dengan Masjid Al Aqsha adalah 40 tahun. Ini seperti nukilan hadits bahwa Abu Dzar ra. bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah Saw. masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Rasulullah Saw. menjawab, “Masjidil Haram.” Abu Dzar ra. bertanya lagi, “Setelah itu masjid apa?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsha.” Abu Dzar ra. bertanya lagi, “Berapa lama jarak pembangunan antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian, di mana pun engkau berada (saat) masuk waktu salat, setelah berada jauh, maka keutamaan ada di tempat itu.”
Iswan juga menyebutkan bahwa Ibu kota Khilafah umat Islam terakhir di Palestina. Di pelataran Masjid Al Aqsha, Nabi Isa memimpin orang-orang saleh membunuh Dajjal pada saat itu. Di situ pula tempat binasanya yakjuz dan makjuz.
Ketika Musa meminta masuk ke Palestina, Bani Israil. Itulah sebabnya, orang Yahudi ada di mana-mana. Tanpa ada satu negara yang mereka miliki, sampai terbentuk negara Israel di Palestina. “Sesungguhnya tanah yang disucikan akan diwariskan kepada orang-orang saleh dan mereka adalah muslim,” kata Iswan.
Bani Israil masuk Palestina setelah dibawa oleh Yusak bin Nun. Lalu, kapan umat Islam masuk Palestina? Mulai masuk di zaman Umar bin Khattab. Waktu itu, Palestina namanya Eiliyah. Janji Umar kepada Palestina, bahwa tidak akan mengganggu orang Palestina. Umar memberikan jaminan keamanan, bagi jiwa, gereja dan keturunannya, ajarannya mendapatkan perlindungan. Jadi, Umar memberikan kebebasan kepada penghuni Eiliyah.
Pasukan salib menguasai Palestina, tidak sampai 100 tahun, kemudian dibebaskan kembali oleh Salahuddin Alayubi. Bani Israel menguasai selama 126 tahun. Dikuasai Islam 400 tahun.
Saat ini, Yahudi berada di Palestina, belum sampai 250 tahun sepanjang sejarah. “Jangan sampai dikaburkan sejarah. Yahudi mau kembali ke tanah mereka. Tidak ada hak, Yahudi menguasai Palestina. Islam menguasai selama 1.300 tahun lebih,” ungkap Iswan.
Mengenal masjid Al Aqsha, pusaran konflik antara orang Palestina dan Israel. Al Aqsha artinya, tempat yang jauh, maksudnya jauh dari Masjidil haram. Ada yang memaknai makna kiasan, artinya jauh dari kotoran dan najis.
Kota Alquds, pembagian wilayah ini, pertama, bagi kaum muslimin, orang Nasrani, pemukiman Bani Aramiah. Kalau mau dijumlah sejak dahulu, maka Umat Islam yang menguasai Palestina paling lama. Bani Israil menduduki Palestina hanya 400 tahun.
Bagaimana Israel bisa terbentuk? Di zaman Umar bin Khattab sampai pembebasan Salahuddin Alayubi, orang Yahudi mulai pindah ke Palestina. Awalnya hanya 5 persen penduduk, tanah yang dikuasai hanya 3 persen. Penguasaan itu hanya membeli, ibaratnya mereka imigran dari negara=negara Eropa. Dari tahun 1.800 sampai 1.900, nasionalisme eropa menguat. Orang Yahudi yang pergi ke negara-negara, mereka tidak.punya nasionalisme.
Pendudukan Israel di tanah Palestina masih terus berjalan sampai saat ini. Bahkan berbagai cara terus dilakukan Israel demi memperluas wilayahnya. Warga Arab-Palestina, yang sudah menempati tanah itu berabad-abad, tersingkir akibat pendudukan Israel.
Perlu diketahui konflik Israel dengan Palestina bermula dari ide bahwa bangsa Yahudi harus memiliki tanah atau negara mereka sendiri. Ide ini dikenal sebagai paham Zionisme. Ide ini bertransformasi jadi gerakan internasional di tangan seorang Astro-Hungaria keturunan Yahudi: Theodor Herzl. Gerakan ini bertujuan menghasilkan negara dengan nama Israel di wilayah Palestina.
Gerakan Zionis itu pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 di Eropa tengah dan timur. Kala itu, muncul seruan kepada seluruh orang Yahudi untuk pindah secara besar-besaran ke wilayah Palestina. Hal itu murni dilakukan atas dasar dalih bahwa tanah Palestina merupakan tanah ayah dan kakek-nenek (Eretz Israel) yang dijanjikan Tuhan ke Bangsa Yahudi.
Pembentukan negara agar Yahudi tak tercampur dengan orang di luar Yahudi. Dari seruan itulah akhirnya para pemimpin gerakan Zionis menyerukan pembentukan negara yang diinginkan di tanah Palestina yang saat itu berada dalam wilayah Kekaisaran Ottoman. Padahal sebut Iswan, pilihan pembentukan negara Yahudi adalah Argentina dan Uganda, bukan Palestina.
Berdirinya Israel menjadi suatu negara bermula dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep pusat Yudaisme. Warga Yahudi yang setuju membentuk negara pun mulai berdatangan ke Palestina. Mereka membeli tanah dari warga Arab yang tinggal di sana.
Setelah Perang Dunia I, ketika tanah Palestina sudah dikuasai Inggris, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina sebagai negara orang Yahudi.
Hingga pada 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab.
Lantas pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya. Proklamasi terbentuknya Negara Israel ternyata menyulut konflik baru.
Peperangan dengan negara-negara Arab di sekitar tanah Palestina yang menolak rencana pembagian ini akhirnya pecah. Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya.
Kemerdekaan Israel membuat 700 ribu warga Arab-Palestina terpaksa mengungsi. Mereka sampai ke keturunannya saat ini kemudian tinggal di Lebanon, Suriah dan Gaza.
Akibat perang ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina di bawah mandat Inggris. Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut hingga saat ini.
Sejak awal pembentukan Israel sebagai sebuah negara, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan bangsa Palestina.
Demi menenangkan situasi, Israel menandatangani perjanjian damai dengan dua seteru mereka lainnya yaitu Mesir dan Yordania. Namun, usaha perdamaian antara Palestina, yang tanahnnya mereka duduki sampai sekarang belum berhasil.
Bahkan pada 1967 peristiwa besar dan menyedihkan terjadi. Israel menaklukkan Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur pada perang di bulan Juni.
Lalu setelah itu Pemerintah Israel mulai membangun permukiman di wilayah tersebut. Awalnya berjumlah sedikit, tetapi permukiman Yahudi itu perlahan tapi pasti dengan cepat semakin meluas. Pemukiman Yahudi ada di titik yang seharusnya menjadi bagian wilayah Palestina.
Sampai kini pula, Israel belum mau berhenti menduduki tanah Palestina. Israel terus mendirikan pemukiman-pemukiman Yahudi di tanah Palestina.
“Tahun 896, Theodor Herzl membuat buku, mengajak orang Yahudi untuk mendirikan sebuah negara. Pilihannya adalah Argentina atau Uganda, bukan Palestina. Dibentuklah Zionis, atau gerakan kembali ke gunung Zion. Perdana Menteri Inggis menjanjikan orang-orang Yahudi untuk bermukim di Palestina. Dari 3 persen, kemudian terus menanjak. Ketika dijajah oleh Inggris, Palestina menjadi tempat orang Yahudi,” urai Iswan.
Resolusi PBB, terkelompok wilayah Palestina. Bangsa Palestina mendapatkan 55 persen, sisanya 45 persen menjadi milik Yahudi. Alquds termasuk masjid Al Aqsha dijadikan tempat internasional atau tidak punya pemilik.
Perang Arab Israel 1960 dimenangkan Mesir. Yang dikenal dengan serangan 10 ramadhan dengan yel yel Allahu Akbar.
Kenapa tiba-tiba jadi Palestina. Dalam sejarah, sejak Umayyah, Abbasiyah hingga Utsmani, yang memisahkan Barat dan Timur adalah Palestina.
Di nasional geografic, sebelum berdiri negara Israel, wilayah-wilayah itu merupakan milik Palestina. Namun saat ini, wilayah Palestina lebih banyak dikuasai oleh Israel.
Iswan menyebut bahwa pasukan yang diserang oleh pejuang Palestina adalah militer, bukan warga sipil seperti berita-berita yang tersebar. Mereka menyerang secara serentak, dari udara, laut dan darat. Sarangan udara menggunakan paragliding, bukan dengan pesawat udara. Saat ini kata Iswan, ada dua jenderal yang ditawan, untuk menukar tahanan warga Palestina.
Setelah menguraikan Palestina dan Masjid Al-Aqsha, dilanjutkan dengan zoom meeting dengan pejuang Palestina, Ahed Abu Al-Atta. Di situ, Ahed menguraikan tentang perang pejuang Palestina yang hendak mempertahankan tanahnya serta membebaskan Masjid Al-Aqsha.
Usai Ahed tampil menyuarakan kondisi dan alasan perang pejuang Palestina dilanjutkan dengan open donasi dari para peserta. Hasilnya, terkumpul Rp8.344.000. Dana yang terkumpul itu akan disumbangkan ke Palestina, untuk membantu persediaan makanan dan obat-obatan. Donasi juga akan dibuka melalui transfer rekening. (top)