Gagal Hadapi Pejuang Palestina, Tentara Israel Lampiaskan Amarah Tembaki Anak-Anak & Wanita

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Hari ke-11 agresi ke Gaza, pasukan tentara Pendudukan Israel masih terus melakukan serangan brutal, pembunuhan, pengeboman dan pengusiran di wilayah Jalur Gaza. Para tentara itu menargetkan manusia, hewan, batu, dan pohon. Mereka menyemburkan kemarahan mereka ke atas anak-anak, perempuan, dan lansia yang tidak berdaya setelah gagal menghadapi prajurit perlawanan dan pejuang Palestina yang telah menghancurkan tantara yang mereka agung-agungkan. Demikian dilaporkan , Direktur Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), Dr. Ahed di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Wilayah Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan yang besar, setelah sisa-sisa kebutuhan dasar dan bahan pokok sudah habis seperti tepung dan bahan pokok makanan serta suplai dan kebutuhan medis setelah Pendudukan Israel memutus air, listrik, dan melarang masuknya bahan bakar dan bahan pokok makanan.

Pendudukan Israel, pada Ahad melakukan serangan bom intensif ke distrik-distrik dan pemukiman sipil, dan sepanjang malam membombardir infrastruktur jalan dan lembaga-lembaga pelayanan publik, juga pada pukul 1:35 AM, membom kantor Pertahanan Sipil (Tim SAR) dan sekitar komplek Rumah Sakit al-Quds yang mengakibatkan terbunuhnya 7 orang petugas Tim SAR dan ambulance dan 12 orang lainnya luka-luka.

Pendudukan Israel menarget sejak serangan ke Gaza 144 lembaga pendidikan seperti universitas, sekolah-sekolah, taman kanak-kanan, dan 20 lembaga pendidikan milik UNRAW.

Pendudukan Israel menyerang Gaza setiap hari dengan menjatuhkan lebih 1.200 ton amunisi bom yang terlarang secara internasional dan membumi hanguskan pendudukan Gaza, hal ini, hingga laporan ini disusun, telah mengakibatkan lebih 12.000 unit rumah (gedung apartemen) telah hancur total, 8.000 lainnya rusak parah dan sudah tidak layak huni, dan lebih 100.000 unit rumah dengan rusak sedang. Penghancuran yang luar biasa ini mengkibatkan, 445.000 warga sipil terusir dan mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang sama sekali tidak memiliki sumber kehidupan

Tim SAR (pertahanan sipil) dan peralatan SAR tidak mampu menyelamatkan ratusan warga yang telah meninggal di bawah reruntuhan, dan hingga saat ini ratusan orang terluka dan terbunuh di bawah reruntuhan.

Jumlah orang hilang sejak awal agresi telah mendekati 1000 warga, di antara mereka ada yang dibawah reruntuhan dan sudah meninggal dan tidak dikena.

Pada hari Ahad sebanyak 101 jenazah tak dikenal telah dimakamkan dalam kuburan massal sejak awal serangan. Mereka tidak bisa diidentifikasi, karena situasi pengungsian dan pemusnahan puluhan keluarga, serta keadaan sebagian jenazah yang hancur, yang disebabkan oleh ketidakmampuan lemari pendingin jenazah untuk menampung jumlah besar para syuhada, dan karena kelangkaan bahan bakar di rumah sakit.

“Di Gaza, setiap 5 (lima) menit satu orang terbunuh. Hal ini membuat kita dihadapkan pembantaian yang mengerikan yang didengar dan dilihat dunia. Pada Ahad, 15 Oktober 2023, Pendudukan Israel membunuh 254 warga, 91 di antaranya adalah anak-anak, dan melukai lebih dari 562 warga, termasuk 186 anak-anak. Pada Ahad, jumlah korban terbunuh sejak awal serangan hingga pukul 23:59 mencapai 2540 orang, sepertiganya berjumlah 853 adalah anak-anak; dan sepertiga lainnya 890 adalah wanita dan lansia, dan ini belum termasuk yang masih tertimbun di bawah puing-puing sejak hari pertama perang di Gaza. Sementara jumlah korban sebanyak 9510 warga, termasuk 2630 anak-anak dan 2750 wanita dan lansia, dan ini belum termasuk mereka yang masih tertimbun di bawah puing-puing,” ungkap Ahed.

Pada Senin, serangan Pendudukan Israel telah bertambah menjadi 2778 dan 9,938 lainnya luka-luka, juga telah memusnahkan total 371 keluarga.

Jumlah korban terbunuh dan meninggal sejak awal agresi Pendudukan Israel hingga  hingga hari ini telah mencapai lebih 3.200 orang, sepertiganya yang berjumlah 950 syuhada adalah anak-anak; dan sepertiga lainnya yang berjumlah lebih 900 syuhada adalah wanita dan lansia, dan ini belum termasuk syuhada yang masih tertimbun di bawah puing-puing sejak hari pertama perang di Gaza.

Menurut Kantor Informasi Pemerintahan Gaza, Selasa (17/10/2023) 64 persen yang terbunuh adalah anak-anak dan Wanita.

Dalam konteks genosida dan pembantaian massal yang sedang berlangsung ini, YPSP ingin menegaskan:

YPSP mendesak dengan segera pengiriman peralatan dan tim penyelamat sipil untuk membantu mengangkat puing-puing dan menyelamatkan warga yang masih tertimbun di bawahnya. YPSP juga meminta pemerintah Indonesia untuk mengajak negara-negara lain untuk segera mengirimkan peralatan tersebut.

YPSP mendesak Pemerintah Indonesia untuk memberi tekanan kepada Pendudukan Israel untuk menghentikan kebrutalan serangan Pendudukan Israel ke Gaza, serta mendesak untuk membuka koridor bantuan kemanusiaan dan membuka akses kebutuhan dasar seperti air, peralatan medis, bahan makanan, dan bahan bakar.

“YPSP menegaskan bahwa bangsa Palestina berhak untuk merdeka dan bebas serta kembali ke negerinya yang telah mereka tinggalkan lebih dari 75 tahun, juga punya hak untuk berjuang melawan penjajah ini dengan semua cara yang dibolehkan oleh undang-undang internasional. Migrasi dan mengungsi ke Mesir atau negara lain bukanlah pilihan dalam kamus rakyat Palestina, dan rakyat kami lebih memilih kematian di tanah sendiri daripada mengalami pengusiran (Nakbah) untuk kedua kali,” demikian Ahed. (top/**)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!