Rumah Zakat Salurkan Bantuan Kemanusian Untuk Warga Palestina
BANGGAI, OKENESIA.COM- Serangan brutal tentara pasukan zionis Israel, bukan hanya menghabisi musuhnya para pejuang Palestina, tapi lebih dari itu. Tindakan genosida atau pembunuhan secara massal untuk memusnahkan suatu kelompok tertentu itu dilakoni Israel terhadap warga Palestina yang mendiami tanahnya sendiri.
Rumah Zakat melaporkan berbagai bukti kekejaman pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina, baik yang berada di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat.
Rumah Zakat melaporkan humanitarian overview atau tinjauan kemanusiaan, fakta sejak serangan pasukan Zionis Israel. Serangan udara dan penembakan Israel telah menargetkan rumahrumah dan bangunan apartemen di Gaza. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, 159 unit rumah telah hancur, sementara 1.210 menderita kerusakan parah.
Tanggal 21 Oktober 2023, pintu Raffah dibuka, tapi terbatas bantuan yang masuk ke Gaza atau baru 3 persen bantuan yang dibutuhkan.
Pada malam hari tanggal 7 Oktober, pemerintah Israel berhenti memasok listrik ke Jalur Gaza, mengurangi jam listrik menjadi 3-4 per hari. Pembangkit listrik Gaza saat ini adalah satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari.
Secara keseluruhan, 123.000 orang yang rumahnya hancur atau rusak sejak 7 Oktober atau meninggalkan rumah mereka, karena masalah perlindungan, telah mengungsi secara internal. Sebagian besar tinggal bersama keluarga angkat, dan 73.538 orang berlindung di 64 sekolah UNRWA, beberapa di antaranya ditunjuk sebagai tempat penampungan darurat.
Sejak 22 Oktober, volume air yang dipasok dari Israel hingga wilayah Khan Younis bagian barat mengalami penurunan sekitar 20 persen (dari sekitar 600 menjadi 480 meter kubik per jam). Alasan penghentian pasokan air tidak jelas. Sementara itu, pasokan air melalui dua pipa lain dari Israel dihentikan sejak 8 Oktober, termasuk satu jalur yang mencapai Kota Deir Al Balah, terletak di Selatan Wadi Gaza.
Rumah Zakat juga menyampaikan kondisi kekinian. Yakni, 80 persen pasokan air terputus, pasokan listrik rata-rata 22 jam per hari, 5 hari generator listrik terhenti, 1.400.000 orang mengungsi. Jumlah warga Palestina yang meninggal sudah berada di angka 5.087 jiwa. Sebanyak 185 ribu unit rumah hancur, 15.273 orang mengalami luka-luka.
Dari kondisi itu, warga Palestina membutuhkan kebutuhan mendesak. Seperti makanan, bahan bakar, pakaian hangat, air bersih serta obat-obatan.
Rumah Zakat merespon kondisi itu, berkoordinasi dengan stakeholder, menyalurkan 720 paket makanan siap saji, need assessment, 282 paket medis obat-obatan ke Rumah Sakit Darusalam Gaza serta 282 paket food basket.
Rumah Zakat telah mengambil langkah penting dalam membantu masyarakat Gaza dengan penyaluran 157 food basket di Pusat Pengungsian Deir Al Balah. Gaza telah lama berjuang melawan konflik, kekurangan makanan, dan ketidakpastian ekonomi.
Food basket ini berisi makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh keluarga-keluarga yang berjuang bertahan hidup. Inisiatif ini memberikan akses terhadap makanan yang sangat penting dan juga memberikan pesan harapan.
Para relawan Rumah Zakat memberikan food basket dengan kehangatan dan empati, mengingatkan para penerima bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi krisis ini. Tindakan ini menunjukkan bahwa bantuan kemanusiaan dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka yang membutuhkan.
Ini juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dan peran organisasi kemanusiaan dalam membantu mereka yang terdampak oleh konflik dan krisis kemanusiaan.
Melalui tindakan nyata seperti ini, Rumah Zakat dan organisasi serupa telah membantu membawa harapan dan kebangkitan di tengah situasi yang penuh tantangan. Semoga upaya seperti ini terus memberikan bantuan dan harapan kepada masyarakat Gaza dan membantu mereka mengatasi masa-masa sulit yang mereka hadapi. Demikian laporan Rumah Zakat. (top)