Kebohongan & Manipulasi Zionis Israel Gagal
JAKARTA, OKENESIA.COM- Pejuang Palestina memperlakukan secara manusia terhadap Yokheved Levitz, warga Israel yang menjadi tawanan perang dengan membebaskannya karena alasan kesehatan membantah narasi Israel. Ini juga sekaligus mengubur tudingan media internasional bahwa pejuang Palestina membunuh anak-anak, perempuan dan orang tua seolah-olah pejuang Palestina tidak mengindahkan hukum humaniter.
Mesin kebohongan dan manipulasi Zionis Israel gagal “Meng-Isis-kan” perlawanan Palestina setelah pernyataan yang dibuat oleh tahanan yang dibebaskan, Yokheved Levitz. Pernyataan Levits menggambarkan etika manusiawi yang tinggi ditunjukkan oleh perlawanan Palestina memperlakukan tahanan.
Hal ini ditegaskan oleh apa yang dipublikasikan media Zionis Israel berupa kritik dan ketidaknyamanan yang timbul atas pernyataan dan keterangan Levits yang keluar tanpa filter. Tentu saja, kian menegaskan betapa rendahnya etika media Zionis Israel dalam hal pemalsuan berita hoaks dan manipulasi.
Demikian pernyataan resmi rilis Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) yang diterima Okenesia.com, Sabtu (28/10/2023).
Selain mengungkap kebohongan dan manipulasi Zionis Israel, YPSP melaporkan kondisi kekinian di Palestina. Pada hari ke 19, perang pembantaian massal ini, dan di tengah pelanggaran terang-terangan oleh pendudukan Zionis Israel terhadap hukum perang, hukum internasional dan kemanusiaan tanpa menghadapi hambatan melakukan kejahatannya. Sistem kesehatan yang sebenarnya sudah rapuh akibat blokade 17 tahun di Gaza, kini telah hancur. YPSP sedang menyusun keruntuhan sistem kesehatan.
Kejahatan lain, salah satu tahanan Palestina, Arif Hamdan (24 tahun) meninggal dunia, akibat sistematis di penjara dua hari setelah ditangkap. Peristiwa ini sehari setelah tahanan Omar Draagmah gugur syahid, di tengah operasi penangkapan menyasar lebih 1.200 warga di Tepi Barat sejak dimulainya agresi.
Direktur YPSP, Dr. Ahed Abu Al Ata menguraikan, Pendudukan Zionis Israel terus melancarkan serangan secara langsung terhadap gudang dan toko-toko bahan makanan di Gaza di tengah larangan masuknya bantuan kemanusian.
“Lebih 12.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan ke Gaza. Ini setara dengan jumlah bom nuklir yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima, Jepang, dengan luas wilayah Gaza yang hanya sekitar 365 kilometer persegi. Berarti melemparkan 33 ton per kilometer persegi,” ungkap Ahed.
Pendudukan Zionis Israel dengan sengaja menargetkan serangan terhadap keluarga yang aman secara langsung. Serangan udara dan roket telah menarget 730 keluarga yang mengakibatkan lebih 4.800 syuhada atau sama dengan 74 persen dari total korban terbunuh selama agresi.
Dalam situasi pemutusan listrik, pemadaman listrik, air, dan bahan bakar, jumlah air yang tersedia saat ini kurang dari seperempat kebutuhan air harian per individu. Menurut PBB, hanya ada setengah liter air per orang.
Pendudukan Zionis pada hari Rabu (25/10/2023) secara intensif melakukan serangan terhadap warga sipil. Serangan itu menyebabkan 756 warga gugur syahid, di antarnya 344 anak-anak, 159 perempuan dan lansia, dan 1142 orang terluka, di antaranya 70 persen adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Jumlah korban terbunuh sejak awal agresi hingga saat ini telah mencapai lebih dari 7.000 syuhada, termasuk lebih dari 2.850 anak-anak (41 persen) dan 1.800 perempuan dan lansia (27 persen).
Jumlah korban luka dengan berbagai jenis luka sejak awal agresi hingga saat ini mencapai 18.439 orang. Termasuk lebih dari 6.000 anak (33 persen) dan 5.805 perempuan dan lansia (30 persen dari yang terluka), dengan ratusan orang masih dalam kondisi kritis, dan ini belum termasuk yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.
”Kami menyerukan negara-negara Arab, Islam, dan negara-negara bebas untuk mengambil posisi politik yang jelas mendukung perlawanan Palestina di lembaga-lembaga internasional, serta menuntut komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab mereka yang tidak melaksanakan resolusi-resolusi mengenai solusi adil masalah Palestina, pengembalian pengungsi, dan pendirian negara Palestina yang merdeka, menuntut dan membongkar pabrikasi kebohongan Pendudukan Israel yang tidak memerlukan banyak usaha atau banyak bukti,” tegas Ahed.
YPSP juga mengajak komunitas internasional untuk menolak segala keputusan dan resolusi internasional yang melanggar hak rakyat Palestina, dengan segala cara dan sarana hingga pendudukan Zionis Israel meninggalkan seluruh tanah Palestina, serta melihat pada akar masalah, yaitu pendudukan dan penjajahan tanah Palestina, dan mengaktifkan hukum internasional yang memberikan hak untuk melawan penjajahan.
“YPSP menegaskan bahwa semua tujuan yang diumumkan maupun yang tidak diumumkan oleh pendudukan Zionis Israel dalam agresi ini akan gagal total, seperti halnya dengan semua tujuan sebelumnya, dan mereka akan hancur di hadapan ketegaran rakyat Palestina dan perlawanan yang kuat dengan pertolongan Allah SWT,” demikian Ahed. (top/*)