JAKARTA, OKENESIA.COM- Bukan hal baru bagi militer hingga pemerintahan Israel, merilis foto atau video serta narasi propaganda. Memoles tampilan mereka, agar terlihat gagah berani serta terlihat bersikap mengedepankan kemanusiaan.
Tentara Pendudukan Israel menerbitkan dua klip video yang berisi adegan yang bertentangan. Mereka menyerbu sebuah sekolah milik United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA/Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat).
Informasi demikian diketahui Okenesia.com, Senin (11/12/2023) dari konferensi pers harian Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ahad (10/12/2023).
Setelah menyerbu sekolah, militer Israel membawa semua anak laki-laki keluar dari sekolah. Semuanya adalah warga sipil. Militer Israel memaksa warga sipil untuk melepas pakaian dan telanjang.
Kemudian tentara Israel meminta kepada warga (M.Q.). Ia adalah pemilik bengkel dari daerah Beit Lahia, utara Jalur Gaza. Ia diminta untuk melakukan adegan dramatis yang difilmkan sambil membawa senjata.
Pada video pertama, mereka memaksanya untuk membawa senjata dengan tangan kiri, lalu maju ke depan dan menyerahkan senjata tersebut dan meletakkannya di tanah dengan alasan bahwa dialah pemilik senjata tersebut. Lalu mereka memaksanya lagi.
Video ke dua, mereka membawa senjata dengan tangan kanan. Kemudian maju dan menyerahkan senjata tersebut di sekitar lebih dari satu tank lapis baja Israel.
Media Pemerintah di Gaza menegaskan bahwa itu adalah video buatan dan bahwa mereka gagal mencapai tujuan di baliknya.
Tentara pendudukan Israel telah melakukan kejahatan lain beberapa hari yang lalu sebagai bagian dari serangkaian kejahatan brutal terhadap rakyat Palestina dengan menangkap puluhan warga sipil juga di wilayah Beit Lahia, utara Jalur Gaza.
Mayoritas di antaranya adalah dokter, insinyur, jurnalis dan pemegang posisi terhormat dalam masyarakat Palestina. Tentara Pendudukan Israel bersenjata lengkap, di bawah ancaman kematian, memaksa mereka untuk menanggalkan pakaian mereka setelah ditangkap, diborgol dan tanpa pakaian apapun dan tak membuat gerakan.
Kemudian, mereka memasukkannya ke dalam truk dan mengangkutnya dalam keadaan telanjang ke pantai setelah menutup matanya, dan memasukkannya ke dalam tempat yang dingin dan tanpa pakaian.
Para tawanan itu tinggal sampai subuh di malam yang sama dalam gambar memalukan yang membawa semua arti dari Kebencian dan balas dendam Israel. Setelah itu, mereka memerintahkan beberapa dari mereka untuk kembali ke rumah mereka dan menahan yang lain, menyiksa serta menyelidikinya.
Media Pemerintah di Gaza mengecam dan mengecam dengan tegas penggunaan warga sipil oleh tentara Pendudukan Israel sebagai bahan propaganda Israel.
Militer Israel memaksa mereka melakukan adegan teatrikal yang digunakan untuk menyesatkan opini publik melalui berbagai media, serta menangkap warga sipil , memaksa mereka membuka pakaian, menyiksa dan menginterogasi mereka, dan adegan-adegan yang ditampilkan oleh tentara Pendudukan Israel menegaskan pelanggaran mencolok terhadap hak asasi manusia dan pelanggaran terhadap hukum internasional.
“Kami menyerukan komunitas internasional untuk mengutuk praktik kriminal ini dan segera mengambil tindakan hukum terhadap Pendudukan Israel. Kami juga menuntut agar Israel segera dan segera membebaskan semua sandera dan tahanan yang ditahan dalam kondisi di luar hukum internasional,” tegas rilis Media Pemerintah di Gaza. (top/**)