Perang Genosida Israel Hancurkan Setiap Aspek Kehidupan Warga Gaza
JAKARTA, OKENESIA.COM- Tak hanya sekadar perang biasa, aksi biadab militer Israel adalah genosida atau pembunuhan massal terhadap warga Jalur Gaza, Palestina. Sejak ‘Badai Al-Aqsha’, militer Israel tak henti-hentinya membombardir warga sipil Jalur Gaza.
Hingga Selasa (19/12/2023) sudah 74 hari agresi militer Israel di Jalur Gaza. Hasilnya, tentara pasukan penjajah hanya membunuh anak-anak, wanita dan para lansia. Beragam fasilitas dan pemukiman warga tak luput dari hantama bom.
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dalam keterangan rilisnya, Selasa (19/12/2023) menyebut bahwa perang genosida Israel terus membunuh dan menghancurkan setiap aspek kehidupan di Gaza. Selama 74 hari, mesin perang Israel telah menghancurkan lingkungan dan infrastruktur sipil.
“Belum lagi pembunuhan massal terhadap rakyat kita di mana pun, termasuk di rumah, di rumah sakit, atau di tempat penampungan,” ungkap Juru Bicara Hamas.
Menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan di Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina yang tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 19.453 orang. Lebih dari 52.000 orang terluka.“Di sini kami harus menekankan bahwa orang-orang kami bukan sekadar angka. Angka yang mengerikan ini mencakup kematian lebih dari 8.000 anak-anak dan lebih dari 6.200 wanita, yang mencakup lebih dari 70 persen kematian,” ungkap Jubir Hamas.
Selain itu, setidaknya 1.000 warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah diculik oleh pasukan pendudukan Israel selama invasi brutal mereka di Jalur Gaza.
Laporan kematian, penyiksaan, dan perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan baru Palestina dari Gaza (yang ditahan di fasilitas penahanan Israel) muncul ke permukaan, meskipun ada ketidakjelasan mengenai nasib dan kondisi penangkapan mereka.
Sementara di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan tindakan brutal mereka terhadap warga sipil Palestina. Sejauh ini, telah membunuh lebih dari 300 warga Palestina termasuk setidaknya 70 anak-anak, dan menahan lebih dari 4.500 warga Palestina sejak 7 Oktober, di Tepi Barat dan Yerusalem. (top/**)