Sehari, Militer Israel Lakukan 20 Kali Pembantaian, 210 Warga Gaza Syahid
JAKARTA, OKENESIA.COM- Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, dalam sehari pada Kamis (28/12/2023) atau dalam kurun waktu 24 jam, militer Israel telah melakukan setidaknya 20 kali pembantaian. Akibat aksi keji, brutal nan biadab itu, menyebabkan 210 warga Jalur Gaza syahid. Sementara 360 orang mengalami luka-luka.
“Jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 21.320 orang yang mati syahid dan 55.603 orang terluka sejak tanggal 7 Oktober lalu,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Dr. Ashraf Al-Qudra, Kamis, kemarin atau pada hari ke-83 agresi brutal Israel di Jalur Gaza.
Pelanggaran Israel terhadap sistem kesehatan menyebabkan kematian 312 petugas kesehatan, beberapa di antaranya memiliki kemampuan khusus yang langka. Pendudukan Israel dengan sengaja menghancurkan 104 ambulans dan menghentikan layanannya.
Militer Israel dengan sengaja menargetkan 142 institusi kesehatan dan membuat 23 rumah sakit dan 53 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi.Tentara Israel di bawah komando Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih menahan 99 petugas kesehatan yang dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit di Gaza Utara, dr. Muhammad Abu Salmiyah dalam kondisi penyiksaan, kelaparan, dan paparan suhu dingin yang ekstrem.
“Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional yang dipimpin oleh Komite Internasional Palang Merah, untuk mengunjungi mereka, memeriksa kondisi mereka, dan memobilisasi secara internasional untuk membebaskan mereka,” tutur Ashraf.Tentara Israel sebut Ashraf, beberapa kali menargetkan sekitar Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal yang berafiliasi dengan Bulan Sabit Merah di Khan Yunis.
“Kami kami khawatir skenario Rumah Sakit As-Syifa (pengepungan dan pembantaian terhadap tenaga medis dan pengungsi di Rumah Sakit As-Syifa) terulang kembali,” kata Ashraf.
Terhadap kondisi itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional untuk mengambil langkah-langkah yang efektif dan mendesak untuk memastikan perlindungan Rumah Sakit Medis Nasser dan rumah sakit di Gaza selatan, melindungi staf medis, yang terluka, yang sakit, dan ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal.
“Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional untuk melakukan intervensi segera guna memulai kembali Rumah Sakit As-Syifa dan rumah sakit di Gaza utara yang dapat dioperasikan, sebagai respons terhadap kebutuhan 800.000 orang,” seru Ashraf.Kementerian Kesehatan menerima beberapa tim medis khusus bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mendukung tim medis di rumah sakit.
“Kami menyerukan penyediaan tim yang lebih khusus dari seluruh negara di dunia untuk menyelamatkan nyawa korban luka,” ungkapnya.
Kementerian Kesehatan mengapresiasi peran rumah sakit lapangan dalam mengurangi beban rumah sakit. “Kami menyerukan kepada lembaga internasional dan negara-negara di dunia untuk menyediakan sejumlah rumah sakit lapangan yang mampu merespons besarnya jumlah infeksi dan kedatangan mereka ke seluruh wilayah di Jalur Gaza,” sebutnya. (top/**)