Hamas Tegaskan Tak Ada Perjuangan Tanpa Pengorbanan!
JAKARTA, OKENESIA.COM- Gerakan Perlawanan Islam-Hamas menegaskan bahwa tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Pendudukan tetaplah pendudukan, tidak peduli bagaimana Israel menggambarkan atau menamai dirinya, dan tetap menjadi alat untuk mematahkan keinginan masyarakat dan terus menindas warga Palestina.
Hamas menyebut, berdasarkan pengalaman bangsa-bangsa sepanjang sejarah tentang cara melepaskan diri dari pendudukan dan kolonialisme menegaskan bahwa perlawanan adalah pendekatan strategis dan satu-satunya cara menuju pembebasan dan mengakhiri pendudukan.
“Apakah ada negara yang terbebas dari pendudukan tanpa perjuangan, perlawanan atau pengorbanan? Kepentingan kemanusiaan, etika dan hukum mengharuskan semua negara di dunia untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina agar tidak berkolusi melawan hal tersebut,” demikian sikap dalam penjelasan dan klarifikasi terkait ‘Badai Al-Aqsha’ yang diterbitkan Hamas bertajuk ‘Narasi Kami, Operasi Badai Al-Aqsha’ yang diterima Okenesia.com, Rabu (24/1/2024) siang ini.
Negara-negara lain yang sudah merdeka menurut Hamas, seharusnya mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan tanah mereka dan menerapkan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri seperti semua orang di seluruh dunia.
Terhadap agresi militer Israel terhadap warga Palestina, Hamas menyerukan beberapa poin penting.
Pertama, penghentian segera agresi Israel di Gaza, kejahatan dan pembersihan etnis yang dilakukan terhadap seluruh penduduk Gaza, untuk membuka penyeberangan dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza termasuk peralatan rekonstruksi.
Ke dua, meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel secara hukum atas apa yang menyebabkan penderitaan manusia terhadap rakyat Palestina. Menuntut mereka atas kejahatan terhadap warga sipil, infrastruktur, rumah sakit, fasilitas pendidikan, masjid dan gereja.
Ke tiga, dukungan terhadap perlawanan Palestina dalam menghadapi pendudukan Israel dengan segala cara sebagai hak yang sah berdasarkan hukum dan norma internasional.
Ke empat, Hamas menyerukan kepada masyarakat bebas di seluruh dunia. Terutama negara-negara yang terjajah dan menyadari penderitaan rakyat Palestina, untuk mengambil sikap serius dan efektif terhadap kebijakan standar ganda yang diadopsi oleh negara-negara kuat yang mendukung pendudukan Israel.
“Kami menyerukan kepada negara-negara ini untuk memulai gerakan solidaritas global terhadap rakyat Palestina dan menekankan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan serta hak masyarakat untuk hidup bebas dan bermartabat,” seru Hamas.
Ke lima, negara-negara adidaya, khususnya Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, harus berhenti memberikan perlindungan akuntabilitas kepada entitas Zionis. Dan berhenti memperlakukan Zionis sebagai negara yang kebal hukum.
Hamas menilai, perilaku tidak adil yang dilakukan negara-negara ini memungkinkan pendudukan Israel selama 75 tahun melakukan kejahatan terburuk yang pernah terjadi terhadap rakyat, tanah, dan tempat suci Palestina.
“Kami mendesak negara-negara di seluruh dunia, saat ini dan lebih dari sebelumnya, untuk menjunjung tinggi tanggung jawab mereka terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan yang menyerukan diakhirinya pendudukan terhadap warga Palestina,” tekan Hamas.
Ke enam, Hamas secara tegas menolak proyek internasional atau Israel yang bertujuan menentukan masa depan Gaza yang hanya akan memperpanjang pendudukan.
Hamas menekankan bahwa rakyat Palestina mempunyai kapasitas untuk menentukan masa depan mereka dan mengatur urusan dalam negeri mereka. Dengan demikian, tidak ada pihak di dunia ini yang mempunyai hak untuk memaksakan segala bentuk perwalian terhadap rakyat Palestina atau mengambil keputusan atas nama mereka.
Ke tujuh, Hamas mendesak untuk menentang upaya Israel yang menyebabkan gelombang pengusiran lagi atau Nakba baru terhadap warga Palestina khususnya di tanah yang diduduki pada tahun 1948 dan Tepi Barat.
“Kami menekankan bahwa tidak akan ada pengusiran ke Sinai atau Yordania atau tempat lain mana pun, dan jika ada relokasi ke warga Palestina, maka hal tersebut akan dilakukan ke rumah dan wilayah tempat mereka diusir pada tahun 1948, sebagaimana ditegaskan dalam banyak resolusi PBB,” sikap Hamas.
Ke delapan, Hamas menyerukan untuk menjaga tekanan populer di seluruh dunia sampai pendudukan berakhir. “Kami menyerukan untuk menentang upaya normalisasi dengan entitas Israel dan melakukan boikot menyeluruh terhadap pendudukan Israel dan para pendukungnya,” demikian sikap Gerakan Perlawanan Islam-Hamas. (top/**)