Aliran Darah Syuhada Palestina ‘Bahan Bakar’ Memperkuat Inkubator Perlawanan
JAKARTA, OKENESIA.COM- Serangan brutal agresi militer Pendudukan Israel sejak perang genosida ‘Badai Al-Aqsha’ 7 Oktober 2023 telah mengalirkan puluhan ribu nyawa warga Jalur Gaza, Palestina. Pembantaian militer Israel terhadap warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza tak hanya menumpahkan darah para syuhada, tapi berbagai dampaknya harus diterima warga.
Blokade pangan, penghancuran terhadap rumah penduduk, rumah ibadah, gedung pemerintahan, fasilitas kesehatan telah dilakoni Israel. Aksi militer Israel membantai warga sebagai upaya agar para mujahid dari berbagai faksi tak lagi memberikan perlawanan.
Namun, apakah aksi brutal militer Israel itu meredupkan gairah perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaan? Gerakan Perlawanan Islam-Hamas memberikan jawaban tegas. Justru, aliran darah puluhan ribu nyawa menjadi bahan bakar untuk memperkuat inkubator perlawanan terhadap Israel.
Hamas menyatakan bahwa penjajah bermimpi bahwa eskalasi terorisme, perang genosida, dan pemboman biadab terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Jalur Gaza akan mencapai suatu pencapaian dalam proses perundingan setelah kegagalan mereka dalam mencapai tujuan agresifnya.
“Darah murni yang telah ditumpahkan di tanah kebanggaan Gaza saat ini, dan pengorbanan serta kepahlawanan ini, akan menjadi bahan bakar yang memperkuat inkubator perlawanan rakyat, mengobarkan perlawanan terhadap musuh Zionis, dan mengobarkan tekad para mujahidin di lapangan sampai saat ini. Pendudukan Israel akan dikalahkan dan dihilangkan,” demikian penegasan Gerakan Perlawanan Islam-Hamas dalam keterangan resminya yang diterbitkan Hamas usai tujuh anggota keluarga petinggi Hamas, Ismail Haniyyah syahid tepat di hari raya Idul Fitri, Rabu (10/4/2024).
Serangan bom yang menghantam tempat berlindung anggota keluarga Kepala Biro Politik, Hamas, Ismail Haniyyah menyebabkan tujuh anggota keluarganya tewas. Tiga putranya dan empat cucu Ismail dinyatakan syahid tepat saat lebaran Idul Fitri, 1 Syawal 1445 Hijriyah bertepatan dengan hari Rabu tanggal 10 April 2024.
Hamas menyampaikan pernyataan belasungkawa dan ikrar kesetiaan serta ketabahan kepada pemimpin mujahid, Ismail Haniyyah.
Anak-anak dan cucu Ismail Haniyyah menjadi korban serangan udara militer Israel di kamp Al-Shati. Para anggota keluarga Ismail menyatu dengan rakyat, bergabung dengan barisan sekitar enam puluh syuhada rakyat lainnya.
“Kami berduka atas iring-iringan para syuhada umat kami yang bangkit di hari berkah Idul Fitri, dan yang darah murninya bercampur dengan suburnya tanah Gaza, serta yang jiwa dan raganya bersatu dalam pawai Badai Al-Aqsha, berdiri teguh di bumi, membela tempat-tempat suci, dan mengorbankan nyawa mereka,” ungkap Hamas. (top/**)