Bantai 7 Anggota Keluarga Petinggi Hamas Bukti Militer Israel Putus Asa
JAKARTA, OKENESIA.COM- Penargetan tentara Pendudukan Israel terhadap para pemimpin Gerakan Perlawanan Islam-Hamas, anak-anak dan keluarga mereka hanyalah upaya putus asa yang gagal di lapangan, karena takut dengan serangan Hamas, keberanian mereka, dan penyergapan yang tepat terhadap tentara pengecut. Demikian rilis resmi Hamas sekaligus pernyataan belasungkawa atas syahidnya tujuh anggota keluarga petinggi Hamas, Ismail Haniyyah tepat di momen Idul Fitri, Rabu (10/4/2024).
“Ini semua tidak akan berhasil mematahkan kemauan ketabahan seluruh anggota gerakan dan rakyat besar Palestina di Jalur Gaza. Juga tidak akan hanya menambah ketabahan dan tekad mereka untuk terus melanjutkan pertempuran hingga penjajahan dikalahkan dan aspirasi rakyat kami untuk pembebasan dan pengembalian tercapai,” ungkap juru bicara Hamas sesaat setelah tujuh anggota keluarga Ismail Haniyyah syahid dihajar bom jet tempur militer Israel.
“Pernyataan belasungkawa dan ikrar kesetiaan serta ketabahan kepada saudara kami, pemimpin mujahid, Ismail Haniyyah. Hingga sejumlah anak dan cucunya naik ke langit, menjadi syahid dalam pertempuran ‘Badai AlAqsha’ yang heroik,” ungkap Jubir Hamas.
Dengan segala tanda kebanggaan dan kehotmatan, dan dengan lebih banyak rasa puas diri, tawakkal, iman, kesabaran, dan ketabahan di jalan duri itu, serta kelanjutan langkah heroik. “Kami ucapkan selamat kepada saudaraku, pemimpin mujahid, Ismail Haniyyahh, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), tentang gugurnya tujuh putra dan cucunya, dan mereka adalah para syuhada: Hazem Amir, Muhammad, dan anak-anak mereka: Mona, Amal, Khaled, dan Razan, menyusul serangan Zionis yang berbahaya dan pengecut yang menargetkan mereka di kamp Al-Shati pada hari pertama Idul Fitri yang diberkahi,” tutur Jubir Hamas.
Anggota keluarga Ismail Haniyyah bersatu dengan rakyatnya, untuk bergabung dengan barisan sekitar enam puluh syuhada dari para syuhada yang terhormat dan heroik dari keluarga Haniyyah, dan iring-iringan para syuhada.
“Saat kami berduka atas iring-iringan para syuhada rakyat kami yang bangkit di hari berkah Idul Fitri, dan yang darah murninya bercampur dengan suburnya tanah Gaza, serta yang jiwa dan raganya bersatu dalam pawai Badai AlAqsha, berdiri teguh di bumi, membela tempat-tempat suci, dan mengorbankan nyawa,” tukas Jubir Hamas.
Di momen itu, Hamas menyampaikan beberapa hal. Pertama, rakyat Palestina bersatu dengan segala komponen dan sektenya, bersatu di jalan pembebasan dan kembali dalam pengorbanan, memberi, dan kesabaran, serta dalam pengorbanan, penebusan, dan kemartiran, dan mereka mengorbankan darah dan jiwa mereka. Para pemimpin, simbol-simbol, serta anak cucu mereka, sebagaimana mereka mengorbankan seluruh putra bangsa Palestina dalam pawai penuh berkah ini.
Kedua, penargetan tentara pendudukan Nazi terhadap para pemimpin Hamas, anak-anak dan keluarga mereka hanyalah upaya putus asa musuh yang gagal di lapangan.
Ketiga, penjajah bermimpi bahwa eskalasi terorisme, perang genosida, dan pemboman biadab terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Jalur Gaza akan mencapai suatu pencapaian dalam proses perundingan setelah kegagalan mereka dalam mencapai tujuan agresifnya.
Darah murni yang telah ditumpahkan di tanah kebanggaan Gaza saat ini, dan pengorbanan serta kepahlawanan ini, akan menjadi bahan bakar yang memperkuat inkubator perlawanan rakyat, mengobarkan perlawanan terhadap musuh Zionis, dan mengobarkan tekad para mujahidin di lapangan sampai saat ini. Pendudukan Israel akan dikalahkan dan dihilangkan.
“Rahmat bagi iring-iringan para syuhada umat kami, kesembuhan bagi yang terluka dan sakit, kebebasan bagi para tawanan dan tahanan di penjara musuh, dan kemenangan bagi rakyat kami dan perlawanan kami. Dan itulah jihad, untuk kemenangan atau kesyahidan!,” tegas Hamas. (top/**)