Idul Fitri Berdarah, Hamas Pastikan Tetap Tegar & Teguh
JAKARTA, OKENESIA.COM- Perayaan Idul Fitri kaum muslimin di Jalur Gaza, Palestina diwarnai insiden memilukan. Bom berhulu ledak tinggi dijatuhkan dari jet tempur pasukan udara militer Israel tepat saat kaum muslimin di tanah kelahiran para Nabi itu menyambut hari yang fitrah.
Insiden Idul Fitri berdarah menyebabkan puluhan warga menjadi syahid. Di antara puluhan korban agresi militer ‘Badai AL-Aqsha’ itu adalah tujuh anggota keluarga petinggi Gerakan Perlawanan Islam-Hamas, Ismail Haniyyaeh. Tujuh anggota keluarga Kepala Biro Politik, Hamas itu tewas, tiga putra Ismail Haniyyah dan empat cucunya menghembuskan napas terakhir.
Meskipun mendapatkan serangan brutal nan biadab di hari fitri, rupanya tak menyurutkan semangat faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina dalam memberikan perlawanan terhadap Pendudukan Israel. “Gaza pada Idul Fitri berdarah. Penuh kesakitan dan kehancuran. Sudah enam bulan (perang genosida), kami tetap tegar dan teguh, tidak akan pecah,” tegas Juru Bicara Hamas, Dr. Abdul Latif Al-Qanu dikutip dari laman resmi Hamas, Kamis (11/4/2024).
Abdul Latif menjelaskan bahwa skala kehancuran sangat besar di Jalur Gaza hanya mencerminkan Nazisme, fasisme, dan kegagalan Pendudukan Israel untuk mencapai tujuannya.
“Berlanjutnya perang genosida dan kelaparan, berkepanjangannya perang tidak akan memberikan gambaran kemenangan mutlak kepada Pendudukan Zionis seperti yang mereka klaim atau mencapai tujuan mereka seperti yang mereka impikan,” kata Abdul Latif Al-Qanu.
Perlawanan Palestina menyerang Pendudukan Israel dan mengerahkan pasukannya di jalan-jalan dan gang-gang Gaza, dan pemandangan Brigade Al-Qassam dalam penyergapan Al-Abrar di daerah Al-Zana di Khan Yunis adalah salah satu indikasinya.
Skala kejahatan yang dilakukan oleh Pendudukan Israel di Rumah Sakit Assyifa dan sekitarnya sangat brutal dan membawa bencana. Pencarian telah dilakukan selama 10 hari untuk menemukan ratusan mayat yang terkubur di pasir.
“Pendudukan (Israel) tidak peduli dengan semua hukum dan konvensi internasional atau nilai-nilai kemanusiaan, yang mengharuskan menuntut entitas fasisnya dan meminta pertanggungjawabannya atas perang pemusnahan,” kata Abdul Latif Al-Qanu.
“Perang pendudukan yang gila-gilaan melawan rakyat kami dan kegagalan tentara dan pemimpinnya mencapai tujuan mereka akan tetap menjadi aib yang akan menghantui mereka selamanya,” sebut Al-Qanu.
Ia menjelaskan pula bahwa kunci dari setiap perjanjian dengan Pendudukan Israel didasarkan pada gencatan senjata permanen. Prioritas utama Hamas dalam proses negosiasi yang sedang berlangsung adalah kembalinya para pengungsi tanpa batasan dan penarikan pasukan sepenuhnya dari Jalur Gaza. (top/**)