Hamas-Fatah Akhiri Perpecahan Perkuat Persatuan Palestina

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Dua faksi yang memiliki dua wilayah kekuasaan di Palestina, yakni Gerakan Perlawanan Islam-Hamas akhirnya bersatu. Hamas menguasai wilayah Jalur Gaza, sementara Fatah berkuasa di wilayah Tepi Barat.

Bukan hanya Hamas dan Fatah yang menandatangani Deklarasi Beijing, 12 faksi lainnya di Palestina juga membubuhkan tandatangan sebagai bentuk kesepakatan mengakhiri pertikaian di Palestina.

Kesepakatan mengakhiri perpecahan faksi-faksi ini dibuktikan dengan penandatangan deklarasi yang berlangsung di Beijing, Ibu Kota Negara Republik Rakyat Tiongkok, Selasa (23/7/2024) siang waktu setempat.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi menghadiri upacara penandatanganan tersebut. Deklarasi Beijing ditandatangani pada upacara penutupan dialog rekonsiliasi di antara faksi-faksi yang diadakan di ibu kota Tiongkok dari 21-23 Juli.

Pejabat senior Hamas Hussam Badran mengatakan poin terpenting dari Deklarasi Beijing adalah membentuk pemerintahan persatuan nasional Palestina untuk mengelola urusan Palestina.

Menteri Luar Negeri Tiongkok dalam pertemuan dengan perwakilan Palestina mengusulkan inisiatif tiga langkah untuk mengakhiri perang Gaza-Israel.

Langkah pertama adalah mencapai gencatan senjata yang komprehensif dan permanen serta datangnya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Tahap kedua, Palestina menguasai Palestina.

Tahap ketiga adalah keanggotaan penuh Palestina di PBB dan dimulainya implementasi solusi antara kedua pemerintah.

Pemimpin Hamas Hossam Badran mengungkapkan bahwa Deklarasi Beijing merupakan langkah positif tambahan dalam upaya mencapai persatuan nasional Palestina.

Hossam menjelaskan, tuntutan Palestina terkait penghentian perang dan agresi barbar disepakati, yaitu: gencatan senjata, penarikan penuh dari Jalur Gaza, bantuan, dan rekonstruksi.

“Poin terpenting dari kesepakatan tersebut adalah pembentukan pemerintahan konsensus nasional Palestina yang akan mengatur urusan rakyat kami di Gaza dan Tepi Barat, mengawasi rekonstruksi, dan mempersiapkan kondisi untuk pemilu. Ini adalah posisi Hamas yang kami serukan dan sampaikan sejak minggu-minggu pertama pertempuran,” ungkap Hossam.

Solusi tersebut dari sudut pandang Hamas mewakili solusi nasional yang ideal dan paling tepat untuk situasi Palestina setelah perang, dan hal ini menjadi penghalang yang tidak dapat ditembus terhadap semua intervensi regional dan internasional yang berupaya untuk memaksakan fakta yang bertentangan dengan kepentingan rakyat serta menangani masalah Palestina setelah perang. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!