Turki Putuskan Semua Hubungan Dengan Israel
JAKARTA, OKENESIA.COM- Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan telah memutuskan semua hubungan bilateral bersama Israel. Pernyataan itu disampaikannya kepada para jurnalis ketika berada dalam pesawat usai melakukan kunjungan ke Arab Saudi dan Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).
“Pemerintah Republik Turki, di bawah kepemimpinan Tayyip Erdogan, tidak akan melanjutkan atau mengembangkan hubungan dengan Israel. Kami, sebagai Republik Turki dan pemerintahnya, saat ini telah memutuskan semua hubungan dengan Israel,” kata Presiden Erdogan, seperti dikutip Middle East Eye, Kamis (14/11/2024)
Pemerintah Republik Turki secara resmi memanggil duta besarnya dari Israel tahun lalu untuk langkah konsultasi. Misi diplomatik Turki di kota Tel Aviv tetap terbuka dan beroperasi. Demikian pula, Israel yang mengevakuasi kedutaan besarnya di Ankara tahun lalu, dengan alasan ancaman keamanan regional.
Selain itu, Erdogan juga menekankan bahwa Turki akan melakukan segala daya untuk meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu atas tindakannya di Gaza, yang oleh kelompok pejuang hak asasi manusia internasional digambarkan sebagai tindakan genosida.
Awal tahun 2024 ini, Pemerintah Turki telah campur tangan dalam kasus genosida yang dilakukan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mendukung Palestina dan mengadvokasi embargo senjata terhadap Tel Aviv.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa 52 negara dan 2 organisasi internasional telah menyatakan dukungan mereka terhadap inisiatif embargo senjata yang diluncurkan Turki di PBB pada awal November, yang bertujuan untuk mencegah pengiriman senjata dan amunisi ke Israel.
“Kami baru-baru ini menyerahkan surat resmi kami mengenai inisiatif ini kepada presiden Dewan Keamanan PBB dan sekretaris jenderal PBB. Selama pertemuan puncak kami di Riyadh, sebuah keputusan dibuat untuk mengundang semua organisasi dan anggota Liga Arab untuk menandatangani surat ini,” tambahnya.
Hubungan antara Turki dan Israel memang telah memburuk semenjak pertemuan Presiden Erdogan dan Perdana Menteri Netanyahu di kota New York pada September 2023 silam. Pertemuan itu dimaksudkan untuk rekonsiliasi antara kedua negara. Akan tetapi, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan perang Israel di Gaza, Ankara telah mengintensifkan kritiknya terhadap pemerintah Israel. (zul/**)