JAKARTA, OKENESIA.COM- Di tengah meningkatnya seruan internasional untuk segera menghentikan agresi militer terhadap Gaza, Israel justru mempertegas syarat-syarat sepihak sebagai prasyarat gencatan senjata.
Demikian informasi yang diterima Okenesia.com dari saluran YPSP, Gaza Detik Demi Detik, Sabtu (12/7/2025).
Peta terbaru yang dipublikasikan pihak Israel mengungkap rencana pembentukan zona penyangga besar-besaran yang mencaplok hampir sepertiga wilayah Jalur Gaza.
Rencana ini disebut sebagai bagian dari tawaran penghentian perang, namun dengan syarat pelucutan senjata kelompok perlawanan Palestina.
Berdasarkan peta yang diungkap, berikut wilayah-wilayah di Gaza yang akan terkena dampak langsung dari pembentukan zona penyangga:
Beit Hanoun: 90 persen wilayah, Beit Lahiya: 40 persen wilayah, Jabalia: 15 persen wilayah, Kota Gaza: 10 persen wilayah, Kamp Bureij: 8 persen wilayah, Kamp Maghazi: 11 persen wilayah, Timur Deir al-Balah: 3 persen wilayah, Kota Qarara: 45 persen wilayah, Kota Khuza‘a: 100 persen wilayah.
Timur Khan Younis: 40 persen wilayah, Provinsi Rafah: 85 persen wilayah.
Langkah ini dipandang banyak pihak sebagai bentuk “rekayasa geopolitik” dengan dalih keamanan, yang secara nyata mengarah pada perubahan realitas di lapangan melalui kekuatan militer dan pengosongan wilayah-wilayah strategis dari penduduk serta perlawanan.
Peta ini menegaskan strategi Israel untuk memaksakan kondisi baru di Gaza, yakni pemisahan wilayah, pemangkasan ruang gerak penduduk, dan penataan ulang struktur keamanan yang sepenuhnya dikendalikan oleh kepentingan militer Israel.
Dalam skenario ini, gencatan senjata bukanlah akhir dari agresi, melainkan hanya jeda demi konsolidasi posisi militer dan politik Israel. Pelucutan senjata kelompok perlawanan dijadikan prasyarat, tanpa adanya jaminan penghentian total blokade maupun penarikan penuh pasukan pendudukan.
Faksi-faksi perlawanan Palestina telah menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima bentuk gencatan senjata apa pun yang tidak mencakup:
1. Penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh Gaza.
2. Pencabutan total blokade darat, laut, dan udara
3. Penghentian agresi secara menyeluruh.
Perlawanan menyebutkan bahwa skenario gencatan sepihak semacam ini hanya akan memberi Israel waktu dan legitimasi untuk memuluskan proyek pengusiran massal dan pencaplokan tanah Palestina. (top/*)