JAKARTA, OKENESIA.COM- Situasi politik dan militer Israel kembali menjadi sorotan setelah dua isu besar mencuat di awal September 2025.
Kanal 12 Israel melaporkan adanya dokumen militer yang bocor, mengungkap kegagalan operasi militer “Arabat Gideon” di Jalur Gaza.
Demikian informasi dikutip dari Saluran WhatsApp Ultrapalestine, Senin (1/9/2025).
Dokumen itu membantah klaim Kepala Staf Tentara Israel yang sebelumnya menyatakan operasi tersebut berhasil.
Dalam bocoran itu disebutkan tiga faktor utama penyebab kegagalan.
Pertama, operasi dijalankan hanya untuk tujuan penangkalan dan memaksa Hamas menerima kesepakatan pertukaran tawanan, bukan untuk benar-benar menghancurkan kekuatan lawan.
Kedua, kampanye Hamas terkait krisis kelaparan di Gaza berhasil menekan Israel hingga akhirnya mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
Ketiga, tidak adanya fokus sasaran utama dalam operasi, sehingga tentara memutuskan untuk menjadikan Kota Gaza sebagai titik pusat dalam operasi mendatang.
Di sisi lain, situs berita Walla mengungkap bahwa Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, telah menyampaikan kepada Menlu Amerika Serikat, Marco Rubio, bahwa pemerintah Israel bersiap menerapkan kedaulatan penuh atas Tepi Barat.
Langkah tersebut, menurut Sa’ar, akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan secara tenang tanpa gembar-gembor media.
Meski ada konsensus di internal pemerintahan mengenai aneksasi Tepi Barat, perdebatan masih terjadi.
Sebagian menginginkan deklarasi dilakukan sebagai respons terhadap pengakuan internasional atas negara Palestina, sementara sebagian lain mendorong agar langkah itu diambil murni atas dasar ideologi.
Kebocoran dokumen militer dan rencana aneksasi Tepi Barat ini kian menegaskan dinamika kompleks yang tengah dihadapi Israel, baik di medan tempur Gaza maupun di arena diplomasi internasional. (top/ultrapalestine)