Hadiah Lomba Mendongeng Dikritik, Manajer FSB Kids: Tak Ada Anggaran Kementerian dan Pemda
BANGGAI, OKENESIA.COM- Manajer Festival Sastra Banggai (FSB) Kids, Madina Arsan, membuat tanggapan yang cukup membuat publik tercengang. Bagaimana tidak, saat dimintai komentar soal hadiah lomba mendongeng yang dinilai terlalu kecil oleh para guru dan orangtua siswa sebagai peserta lomba, Manajer FSB Kids ini dengan lugas menyebut bahwa hal itu disebabkan karena ketiadaan anggaran yang mereka peroleh, baik dari Kementerian Kebudayaan maupun dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai.
“Jika boleh jujur, tidak ada anggaran Kementerian ataupun Pemda untuk FSB Kids. Hadiah yang didapatkan anak-anak, termasuk piagam dan piala, itu adalah hadiah dari sponsorship yang kami usahakan,” sahut Madina ketika dimintai tanggapan via pesan WhatsApp, Kamis (23/10/2025).
Selain terbuka soal dana pemasukan dari sponsor kegiatan FSB ke-9 dengan tema Simpul Kesembilan: Merajut Kata ini, Madina pun meminta publik agar tidak membuat komparasi antara lomba yang mereka buat dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Banggai dengan anggaran yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Terlebih, tambah Madina, FSB Kids ini hanyalah bagian kecil dari acara besar FSB.
“Mohon jangan menyamakan kami dengan lomba bertutur dari Perpusda (Dispusaka). Di mana acara tersebut memang dikhususkan untuk perlombaan anak. Dan full dicover oleh pemerintah. Dan, anak yang menang itu, jika saya tidak salah, bakal mewakili Kabupaten Banggai. Kebetulan saya salah satu juri di lomba pidato Bahasa Inggris untuk anak SMP di Perpusda bulan September kemarin,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Madina pun mengharapkan bahwa mesti ada pola pikir atau cara pandang yang perlu diubah terkait apresiasi pada budaya dan sastra, dan itu tidak melulu soal uang.
“Sepertinya, ada perspektif yang barangkali bisa diubah sedikit demi sedikit. Mengapa kita semua menilai dari uang? Sementara, yang terpenting adalah relasi, kesempatan, pengalaman. Kapan lagi anak-anak (tiga besar lomba bertutur) tampil di depan Dirjen? Sampai-sampai Dirjen Kebudayaan mengatakan kepada kami (saya selaku manager festival), terkhusus yang juara satu: ‘Temani anak itu sampai ia tumbuh, sebab anak itu pintar’. Dan, apa yang dikatakan Dirjen kepada kami, akan kami upayakan sebisa mungkin. Kami mengupayakan agar selalu ada ruang bagi anak-anak. Kami tak menawarkan apa pun. Selain pintu-pintu kesempatan. Terima kasih,” tutup Madina.
Sebelumnya, sejumlah guru dan orangtua siswa peserta lomba mengeluhkan besaran hadiah yang mereka peroleh. Beberapa di antara mereka yang menjadi pemenang lomba mendongeng FSB Kids dan juga sempat menjuarai lomba bertutur milik Dispusaka Banggai bahkan agak terkejut karena nominal hadiah dari keduanya jauh timpang.
“Iye (kecil). Hehe. Juara satu 400 (ribu). Sewa baju adat 150 (ribu). Belum torang pe ongkir antar properti,” ungkap salah satu guru yang enggan identitasnya dipublikasikan, Rabu (22/10/2025).
Meskipun demikian, guru ini melanjutkan, ke depan pihaknya bakal menjadikan lomba mendongeng FSB Kids ini sebagai ajang pembelajaran semata. “Kalau saya, (lomba ini) hanya jadi pelajaran saja. Karena kaitan sponsor saya tidak tahu ke dalam bentuk dukungannya apa. Cuma pembelajaran saja, harus lebih teliti,” sambungnya.
Sementara itu, orangtua siswa peserta lomba yang lain ikut memberikan komentar yang membenarkan. “Iya (kecil). He, tahun lalu malah tidak ada uangnya, cuma sertifikat dan piala.”
Salah satu guru dari sekolah yang lain pun tidak luput dari kekecewaan. Guru ini bahkan bukan hanya menyesalkan hadiah yang diterima, tetapi juga soal teknis lomba yang inkonsisten selama pelaksanaan.
“Kayaknya kurang persiapan untuk kegiatan ini, padahal (kalau) mau dipikir sponsor banyak,” ketus salah satu guru sekolah dasar di kelurahan Karaton, Rabu (22/10/2025).
Untuk diketahui, acara FSB Kids yang dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Teluk Lalong sepekan yang lalu ini terdiri dari dua lomba, yakni lomba menulis dan lomba mendongeng. Lomba menulis dilakukan pada Rabu petang (15/10/2025). Sementara untuk lomba mendongeng sendiri, khusus peserta anak-anak yang juara tampil sebanyak dua kali, yakni pada Selasa sore (14/10/2025) dan Kamis malam (16/10/2025). Dan dari amatan di lapangan, para tamu undangan, termasuk pula Dirjen Kebudayaan yang hadir tampak sangat terhibur. Para penonton bahkan sampai tertawa terbahak-bahak saat menyaksikan penampilan-penampilan lucu dari para peserta juara lomba mendongeng yang membawakan cerita Babasal dari karya penulis lokal.
Sebagai informasi, acara FSB Kids yang masuk dalam agenda FSB ke-9 yang diprakarsai Yayasan Banggai Mombasa (YBM) tahun 2025 ini didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan melalui penguatan Festival Sastra, Manajemen Talenta Nasional untuk Master Kepenulisan dan Master Riset, Danaindonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), sejumlah perusahaan nasional semisal PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG), PT Panca Amara Utama, Pertamina EP Donggi Matindok, dan belasan sponsor lokal di kota Luwuk. (zul)