Israel Terus Melanjutkan Pembantaian Rakyat Palestina

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Serangkaian peristiwa tragis kemanusiaan terjadi sejak agresi Pendudukan Zionis Israel ke Gaza yang telah memasuki hari ke-13. Pasukan Pendudukan Israel secara sistematis telah melaksanakan rencana mengerikan mereka untuk memusnahkan warga Palestina di Gaza.

Sejak awal serangan ini, pasukan Zionis telah mengabaikan prinsip pemisahan antara target sipil dan militer, dengan sasaran yang terus-menerus menjangkau layanan darurat dan bahkan ambulans.

Titik puncak kekejaman ini terjadi pada tanggal 17 Oktober 2023, ketika Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Al-Arabi di Gaza menjadi sasaran pengeboman yang menyisakan catatan kelam dalam sejarah brutalitas dan kekejaman pendudukan Israel. Lebih dari 500 warga sipil, termasuk pasien, keluarga pengungsi, dan staf medis, menjadi korban, sementara ratusan lainnya luka parah, dan upaya pengobatan mereka semakin sulit, karena sumber daya kesehatan di Gaza yang telah habis.

Kejahatan ini menambah catatan panjang kejahatan pendudukan Zionis terhadap rakyat Palestina, seperti kejahatan di Dier Yassin, Tantura, Kafr Qasim, Shatila, Tel al-Zeitir, dan ratusan kejahatan lain yang telah dilakukan oleh pendudukan dengan tujuan memusnahkan rakyat Palestina dan membunuh identitas kemanusiaan abad ini.

Pembantaian terhadap warga sipil di rumah sakit ini datang Lembali untuk menggugah nurani dunia yang bisu bahwa ada rakyat dan bangsa yang telah hidup di bawah penindasan pendudukan selama 76 tahun, Dan mereka hanya punya tuntutan: kebebasan, kemerdekaan, dan bebas dari kehinaan penjajahan.

Dalam kejahatan mengerikan ini, bersama dengan kejahatan-kejahatan selama dua belas hari sebelumnya, tim medis telah memaksimalkan upaya mereka untuk menyelamatkan nyawa. Mereka melakukan operasi bedah di tempat kejadian dan di jalanan, di lorong-lorong rumah sakit, tanpa peralatan medis, tanpa anestesi atau peralatan medis, untuk menyelamatkan nyawa yang masih bisa diselamatkan, dalam kondisi sumber daya dan peralatan medis yang sudah hampir lumpuh total, dan dengan jumlah besar syahid dan luka yang terus bertambah.

Dalam kondisi kekurangan makanan yang parah dan ancaman kematian lebih dari 2,35 juta warga, pesawat serangan Zionis baru-baru ini menggempur sebuah pabrik roti di kamp pengungsi Al-Nuseirat, membunuh semua pekerjanya.

Jumlah korban pembantaian Rumah Sakit Baptis Al-Ma’madani belum membuat Penjahat Israel yang berdarah dingin puas, haus dan ingin terus menelan lebih banyak nyawa dan potongan tubuh anak-anak Palestina, wanita, dan orang tua yang tak bersalah di Jabalia, Gaza, Nuseirat, Bureij, Khan Yunis, dan Rafah, menambah daftar syahid lebih dari 40 orang dan ditambah oleh puluhan korban luka lainnya.

Bersama dengan pembantaian pada tanggal 17 Oktober, dan pembantaian-pembataian sebelumnya, rumah-rumah sakit, staf medis, tim pertahanan sipil, ambulans, dan pabrik roti menjadi sasaran utama serangan pendudukan yang terus berusaha mengusir rakyat Palestina dan mengulang bencana pengusiran (Nakbah), dan hal tersebut tidak akan dibiarkan.

Jumlah syahid yang tercatat sampai saat ini mencapai sekitar 3.478 orang, termasuk lebih 1.100 anak-anak, lebih 500 wanita, dan lebih 650 orang tua. Sementara jumlah korban luka mencapai sekitar 12.065, lebih dari dua pertiga di antaranya adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Dalam 24 jam terakhir, terdapat lebih 678 syahid, termasuk 500 syahid dalam pembantaian di Rumah Sakit Al-Mamadani.

Tanggal 18 Oktober atau hari ke-12 agresi, tujuh pusat kesahatan primer di utara Gaza, bersama dengan tiga rumah sakit, sudah tidak berfungsi dan tidak melakukan pelayanan, karena kehabisan bahan bakar dan rusak total.

Jumlah keluarga yang jadi target serangan pendudukan Israel, dengan seluruh anggota keluarganya mencapai sekitar 450 keluarga, mengakibatkan lebih dari 2.500 syahid.

Sebanyak 4.821 bangunan tempat tinggal rusak total, yang melingkupi 12.845 unit hunian hancur. Selain itu, sekitar 121.000 unit tempat tinggal mengalami rusak sebagian, di antaranya 9.055 unit yang tidak layak huni.

Tim SAR dan Tim Penyelamat masih terus melakukan Upaya penyelamatan dan menggali dengan tangan mereka untuk mencari 1.200 orang yang hilang akibat kejahatan mengerikan ini.

Lebih satu juta pengungsi di Jalur Gaza, termasuk 600.000 pengungsi di kota  Gaza dan utara Gaza. Mereka menghadapi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dan kondisi kehidupan yang parah, setelah UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) diri dan penghentian layanannya di wilayah utara Gaza.

Di tengah semua kekejaman ini, Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) menyatakan, Pendudukan Zionis, Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis, dan Jerman, yang telah mendukung pendudukan kriminal memerangi rakyat Palestina, semuanya adalah sekutu dalam kejahatan ini, sama sekali tidak ada perbedaan di antara mereka.

YPSP mendesak negara-negara ini untuk berhenti menutup mata dan telinga mereka dari kejahatan ini, dan berhenti mendukung dan mem-back up pendudukan ini.

YPSP menegaskan bahwa rakyat Palestina dengan semua kelompok dan faksi yang ada, bersatu di belakang perlawanan, yang berjuang melawan pendudukan untuk mempertahankan tanah dan rakyat Palestina.

YPSP menegaskan bahwa semua kejahatan ini tidak akan berhasil mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka dan mengusir mereka ke ujung dunia yang lain.

“Kami juga menghargai peran dan dukungan pemerintah dan bangsa Indonesia kepada bangsa dan rakyat Palestina yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri yang menolak dan mengecam agresi kejam ini. Kami juga menyeru pemerintah Indonesia untuk menyeret Pendudukan Zionis di hadapan organisasi internasional atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” ungkap Direktur YPSP, Dr. Ahed Abu Al-Atta, Kamis (19/10/2023) malam. (**)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!