Yutdam Urai Solusi Beragam Masalah Mendera Warga Bangkep

0

BANGKEP, OKENESIA.COM- Meskipun diguyur hujan warga Desa Bobu, Kecamatan Tinangkung Selatan, Bangkep antusias dan penuh semangat menyambut kedatangan Paslon Bupati dan calon Wakil Bupati nomor urut 2 Yutdam Mudin-Tamin Djopau beserta tim pemenangan Koalisi Kebangkitan Nurani Paulipu, Sabtu (5/10/2024) malam.

Kesempatan Kampanye terbuka paslon nomor urut 2 Yutdam-Tamin, dimanfaatkan warga Bobu yang juga mantan Ketua BPD melayangkan beberapa keluhan dan pertanyaan terhadap calon bupati Yutdam Mudin.

Seperti, masalah air bersih. “Kami selama ini tidak pernah menikmati mata air yang sebenarnya, selama ini bertahun-tahun, kami hanya menikmati air galian sumur,” ungkap warga.

Warga Desa Bobu, 75 persen maga pencahariannya adalah nelayan. Listrik PLN yang sering padam kata dia, menghambat ekonomi masyarakat.

Warga tersebut juga menyorot pasar di Salakan yang tidak teratur, tidak tertata dengan baik.

Demikian halnya dengan kondisi pelabuhan rakyat. Ia berharap, dapat ditata dengan baik.

“Harapan kami, insya Allah calon bupati dan wakil bupati bila terpilih nanti bersama DPRD bergandengan tangan memperbaiki daerah ini. Memperhatikan kesejahteraan rakyat. Agar kami benar-benar menikmati arti kemerdekaan. Saat ini, kita seperti kembali ke zaman 60 tahun yang lalu,” keluhnya.

Ia berbicara mewakili masyarakat, khususnya mereka yang ditinggal di wilayah terpencil.

Calon bupati Bangkep nomor urut 2 Yutdam Mudin merespon keluhan sekaligus harapan.

Yudam Mudin menegaskan bahwa masalah air bersih dari Bulagi, Totikum Selatan, Tinangkung Utara, Tinangkung Selatan dan wilayah butuh perhatian serius.

“Anggaran air ini masih anggaran dari pusat dan provinsi, memang bantuan ini selalu ada, tetapi perlu ada rasa adil juga terhadap penetapan kewilayahannya. Sepertinya keberpihakan pada daerah tertentu masih saja terjadi, tidak ada keseimbangan, karena masih ada di birokrasi oknum-oknum yang mengutamakan kepentingan-kepentingan kelompok, dengan cara-cara yang tidak benar,” ungkap Yutdam.

Ia mencontohkan di Paisubone. Dua kali anggaran dikucurkan. Sayangnya, air tidak mengalir, tidak pernah tuntas. Fakta demikian, menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Pengelolahan kebutuhan air bersih, itu harus seadil-adilnya agar bisa dirasakan oleh masyarakat kita,” ucapnya.

Olehnya, Yutdam bersama Tamin berkomitmen membersihkan oknum-oknum di kalangan birokrasi yang bekerja tidak benar. “Saya bersama Pak Tamin, tidak ada keraguan membersihkan oknum-oknum seperti itu. Karena kami tidak punya ketergantungan di masa lalu di Banggai Kepulauan pulauan ini,” tegas Yutdam..

Terkait listrik, Yutdam mengakui menjadi keluhan sebagian besar masyarakat. Entah masalah subsidi minyak atau kerusakan mesin.

Yutdam mengakui, belum mengetahui masalah utamanya. Namun, ia tegaskan bahwa masalah kelistrikan menjadi hal penting yang harus dituntaskan.

APBD Banggai Kepulauan yang tergolong rendah sebut Yutdam, harus berupaya membangun sentra produksi pertanian dan perikanan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah.

“Ini wajib karena dengan itu kita bisa menghasilkan produk lokal yang bisa memberikan kontribusi ekonomi nasional. Bila itu sudah meningkat selain kita melobi ke pemerintah pusat, dan provinsi, Insya Allah pertumbuhan ekonomi kita cari solusi-solusinya agar Bangkep bisa lebih baik lagi, karena kita semua merasa bertanggung jawab,” kata Yutdam.

Untuk dermaga pelabuhan kontener ini seingat Yutdam, sudah diurus. Sudah cukup banyak anggaran perjalanan dinas yang tergerus untuk kepentingan koordinasi dengan pemerintah pusat. Sayangnya, belum menunjukkan hasilnya.

“Pembangunan dermaga ini kita harus melihat tempat yang strategis dari sisi kepentingan nasional yang saling menguntungkan dan sistem pelayarannya. Itu semua kita akan melakukan kajian tepat dan cepat, karena dermaga itu sudah pasti prioritas penting untuk Bangkep,” terangnya.

Terkait pasar urai Yutdam, sejatinya sudah ada pasar baru, akan tetapi pasar tersebut hingga saat ini tidak pernah digunakan.

“Daerah yang maju bukan daerah yang banyak orang kaya. Daerah yang maju adalah daerah jual beli yang setiap harinya ramai, jumlah transaksi yang terjadi di daerah kita kecil, maka pasti daerah kita mundur ke belakang karena jumlah transaksi itulah yang menentukan suatu daerah maju atau tidak,” jelas Yutdam kandidat berlatarbelakang akademisi ini.

“Jika kami berdua diberikan amanah, maka langkah pertama yang kita ambil adalah pendekatan sosial dahulu dengan masyarakat, karena itu semua untuk masyarakat demi kesejahteraan masyarakat Bangkep,” tandas Yutdam. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!