Serangan Drone & Ketegangan Meningkat di Perbatasan Israel-Lebanon
JAKARTA, OKENESIA.COM- Senin (28/103024) pagi, situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon memanas menyusul serangkaian serangan dan tembakan yang saling balas.
Laporan terbaru dari Al Jazeera menyebutkan bahwa Perlawanan Islam di Irak telah melancarkan serangan menggunakan drone terhadap fasilitas militer di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Menurut pernyataan kelompok tersebut, serangan ini terjadi pada dini hari dan menargetkan situs militer Israel di bagian utara wilayah pendudukan.
Pada hari yang sama, wilayah Dataran Tinggi Golan yang berada di bawah pendudukan Israel juga dilaporkan menjadi sasaran serangan drone dari Perlawanan Islam Irak dalam dua gelombang serangan terpisah. Serangan ini menyasar sejumlah lokasi strategis di daerah tersebut.
Di pihak Israel, sirene peringatan terdengar berkali-kali di beberapa kota, termasuk Metula, Kiryat Shmona, dan area sekitar Galilea Atas.
Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi bahwa sirene tersebut bertujuan memperingatkan warga untuk berlindung dari ancaman roket yang ditembakkan dari arah Lebanon.
Sejumlah peluru dan roket dideteksi meluncur menuju area Metula, di mana pertahanan udara Israel berhasil mencegat sebagian di antaranya.
Sementara itu, di bagian barat Galilea, area seperti Rosh HaNikra, Hanita, dan Shlomi juga menjadi tempat aktivasi sirene peringatan karena ancaman roket dari arah Lebanon. Ketegangan terus meningkat karena tembakan-tembakan balasan berlanjut di sepanjang perbatasan.
Di Jalur Gaza, pasukan Israel melancarkan serangan udara yang menyebabkan korban luka-luka di kalangan warga Palestina.
Menurut laporan Al Jazeera, setidaknya seorang anak mengalami luka tembak akibat serangan drone Israel di dekat Kamp Pengungsi Maghazi, bagian tengah Gaza.
Selain itu, serangan Israel di Jabalia, bagian utara Gaza, menyebabkan kerugian di pihak sipil dan meningkatkan kekhawatiran tentang semakin besarnya korban jiwa di wilayah tersebut.
Menyikapi meningkatnya eskalasi ini, Komandan Garda Revolusi Iran menyampaikan peringatan keras kepada Israel.
Menurutnya, langkah Israel dalam menghadapi kelompok perlawanan terbukti salah perhitungan dan memperlihatkan kelemahannya di medan tempur.
Ia menegaskan bahwa konsekuensi dari tindakan Israel akan “menyakitkan” dan di luar perkiraan pihak pendudukan.
Situasi ini memicu kekhawatiran internasional terhadap potensi konflik yang semakin meluas di kawasan Timur Tengah.
Berbagai negara mengimbau semua pihak untuk menahan diri guna mencegah krisis kemanusiaan lebih lanjut dan mencari penyelesaian diplomatik atas ketegangan yang tengah berlangsung. (top/Al-Jazeera/*)