Merekam Aksi ‘Emak-Emak’ KWT Jaya, Jejak CSR PT PAU di Tangan Perempuan Tangguh
Suasana begitu riuh. Puluhan ’emak-emak’ yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Jaya, Kelurahan Mendono, Kecamatan Kintom, Banggai tak berhenti bercengkerama. Meskipun riuh dengan suara saling beradu, mereka tetap fokus membersihkan lahan.
Kelompok mereka menjadi salah satu penerima program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Panca Amara Utama (PT PAU), bertajuk pertanian terpadu. Berikut laporannya.
(Tulisan ini untuk diikutsertakan pada Kompetisi Karya Tulis PT PAU)
OLEH: SUTOPO ENTEDING
Arunika mulai muncul. Mentari mulai menyinari, alamnya terasa sejuk. Maklum, malamnya disirami hujan. Pagi itu, Minggu (20/7/2025) areal perkebunan Lumolos, di Kelurahan Mendono, cukup ramai.
Di hamparan cukup luas, areal yang berjarak sekira 1,2 KM dari jalan Trans Sulawesi, Mendono, beragam tanaman mulai bermunculan dari balik tanah.
Hajra Ulama (59), duduk sendirian terpisah jauh dari rekan-rekannya yang riuh. Hajra atau yang karib disapa Mama Tatu sumringah. Raut wajahnya yang dimakan usia mengeluarkan senyum tipis.
“Alhamdulillah ko program sumo aiya (Alhamdulillah ada program seperti ini),” jawab Mama Tatu berbahasa Saluan menjawab sekenanya pertanyaan Okenesia.com yang menyapanya.
Mama Tatu adalah Ketua KWT Jaya, Kelurahan Mendono, Kintom. Bersama rekan-rekannya, mereka menggarap lahan milik Amir Lagonah, seorang pensiunan guru berstatus PNS.
Rasa syukur senantiasa terucap di bibir Mama Tatu. Begitu pun lainnya mengungkapkan hal serupa. Beragam jenis bibit tanaman disediakan manajemen PT PAU. Mereka cukup menyediakan tenaga. Itu pun, sebagian pekerjaan diambil alih tenaga mesin.
Bibit bawang merah, tomat, cabai, jagung serta sayuran yang terbilang berkualitas disediakan manajemen PT PAU.
Proses penanaman sudah mereka lakukan. Kini, tugas mereka cukup membersihkan lahan dari tumbuhnya rerumputan.
Aktivitas mereka sebagai kelompok wanita tani sudah berlangsung sejak tahun 2014 silam. Praktis, tahun 2017 barulah mereka mendapatkan sentuhan program CSR PT PAU.
Awalnya, lahan mereka berada di dekat pinggiran laut, tapi saat ini sudah berpindah buntut arealnya tak cukup luas.
Bukan hanya bibit, pihak perusahaan menerapkan pertanian terpadu. Pihak perusahaan menyediakan fasilitas lainnya. Dibangunkan rumah bibit, rumah berlindung dilengkapi water close (WC) serta areal bermain anak.
Rumah beratap seng, berdinding papan semi permanen difasilitasi lampu. Air bersih tersedia dengan memanfaatkan mesin pemompa air.
Tak hanya itu, manajemen PT PAU berkomitmen mewujudkan program itu benar-benar sukses.
Pertanian terpadu namanya. Tak hanya bibit tanaman, tersedia pula bibit ikan lele serta ternak ayam. Bahkan, disediakan rumah madu. Seluruhnya ditanggung PT PAU.
Sebagai bukti komitmen itu, manajemen perusahaan menggandeng Pemerintah Daerah Banggai. Buktinya, di momen-momen tertentu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kintom senantiasa hadir memberikan penyuluhan cara bercocok tanam yang baik.
Cara bertanam konvensional berubah sesuai standar yang diajarkan penyuluh pertanian.
Jumlah anggota KWT Jaya Mendono, berjumlah 15 orang. Di setiap anggota kelompok mendapatkan jatah bibit berbeda jumlahnya. Bibit bawang merah misalnya, ada anggota yang mendapatkan 25 Kg hingga 100 Kg. Demikian halnya dengan bibit tanaman lainnya. Sesuai dengan luasan areal yang dimiliki setiap anggota.
Yanti (45) salah satu anggota KWT Jaya Mendono mengaku, sangat bersyukur atas program tersebut. Betapa tidak, Yanti mengakui bahwa selama ini mereka tidak pernah menerima program yang terintegrasi.
Selama ini, semisal bantuan pertanian yang didistribusikan pihak perusahaan hanya sebatas bibit. Selebihnya, tak ada pendampingan seperti yang dilakukan manajemen PT PAU, yang mendampingi secara totalitas.
“Alhamdulillah, de sumo aiya pasti maima na jadinyo. Misa ola mombei bibit, mba ko mompotiju. Terima kasih kami sampaikan ke PT PAU (Alhamdulillah, kalau begini jadinya pasti bagus. Bukan hanya memberi bibit, tidak mengajari),” ucap Yanti dalan Bahasa Saluan.
Baik Mama Tatu, Yanti serta anggota lainnya mengakui, program yang diterapkan perusahaan mampu menopang ekonomi keluarga.
Mama Tatu misalnya. Wanita paruh baya ini berstatus orang tua tunggal. Suami tercintanya telah mangkat empat tahun silam. Praktis, kebutuhan rumah tangga dipenuhinya dengan bantuan dua anaknya.
Memang untuk saat ini, tanaman mereka belum membuahkan hasil. Namun, di balik program yang sudah berulang itu, mereka telah menikmati sebelumnya saat waktu panen tiba.
Bukan untuk sekadar kebutuhan dapur semata, tapi tanaman itu mendatangkan rezeki. Hasil panen dijual meskipun hanya sebatas di lingkungan sekitar.
Mereka mampu mencetak pundi-pundi uang ratusan ribu dalam sepekan. Itu pun, tanaman mereka belum ‘melebarkan sayap’ seperti saat ini. Itu artinya, ketika tanaman yang saat ini mulai tumbuh subur dan tiba waktu panen, uang yang mereka hasilkan akan jauh lebih besar.
Cerita lainnya dari Yanti. Ibu tiga anak ini masih jauh lebih beruntung dari Mama Tatu. Suaminya memang bekerja. Hasil panen sayuran membantu menstabilkan ekonomi keluarga.
Anak pertamanya yang saat ini mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di Palu, Ibu Kota Sulteng itu membutuhkan asupan pembiayaan yang terbilang tidak murah. “Alhamdulillah, hasil panen yang lalu sumo mongkalimpungi ani bonua (membantu kebutuhan rumah),” ucapnya lirih.
Ketika mereka mendengarkan sekaligus praktik bercocok tanam arahan penyuluh pertanian, emak-emak anggota KWT ini tidak menemui kesulitan. Ya, mereka memang berlatar sebagai pekebun.
Bahkan, terkadang pekerjaan yang biasanya dilakoni kaum Adam, semisal mencangkul pun mereka kerjakan.
Anggota KWT Jaya pun bermohon, program yang saat ini mereka terima akan tetap berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
PT PAU GANDENG PEMDA BANGGAI
Untuk mewujudkan program CSR berkelanjutan, PT PAU menggandeng Pemda Banggai. Sebagai bukti, sedikitnya delapan organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemda bermotto ‘Monposaangu Tanga Mombulakon Tano’ telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama atau PKS.
Kepala Bagian Kerja Sama, Setda Banggai, Fahmi Arifuddin mengakui bahwa PT PAU, menjadi salah satu perusahaan yang telah menunjukkan komitmennya.
“Ini dibuktikan dengan teken kontrak, yakni kerjasama dengan Pemda Banggai. Kerja sama perusahaan atau pihak ketiga dengan pemerintah daerah,” ujar Fahmi Arifuddin di momen pemaparan program CSR antara PT PAU dengan Pemda Banggai, berlangsung di Warkop Kosta, Luwuk, Kamis (24/7/2025).

Kerja sama antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga sebelumnya disebut MoU (memorandum of understanding/nota kesepahaman) telah ditandatangani antara Manajemen PT PAU dengan Bupati Banggai medio September 2022. Ketentuan kerja sama itu diisyaratkan dalam ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain dan Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga. Regulasi ini berlaku sejak 14 April 2020.
Fahmi menyebut bahwa kesepakatan kerja sama itu lalu ditindaklanjuti dengan penandatanganan PKS bersama dengan sejumlah OPD. Keikutsertaan OPD itu memberikan arahan dalam pengelolaan program CSR.
“Banyak program CSR belum terarah dalam memberikan dampak terhadap masyarakat. Pelaksananya adalah PT PAU, contoh pertanian. Anggarannya disiapkan perusahaan, kemudian tenaga teknis di pemerintah daerah dalam hal ini instansi teknis. Tidak ada cerita dana CSR itu ke Pemda, tapi kembali ke masyarakat. Dengan metode ini, diharapkan dapat terarah dengan baik,” ungkap Fahmi.
Fahmi lalu mengurai kerja sama PT PAU dengan Pemda Banggai serta delapan OPD lingkup Pemda Banggai yang telah membuat perjanjian kerja sama.
Perjanjian kerja sama bertema tentang kerja sama pengembangan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan.
Ruang lingkupnya tutur Fahmi, pertama, dukungan para pihak dalam melaksanakan CSR sesuai program kegiatan yang disetujui di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Banggai dengan prioritas Kecamatan Batui, Kintom dan Nambo.
Kedua, membuka akses kerjasama melalui perjanjian kerjasama dengan perangkat daerah terkait program CSR yang dilaksanakan sesuai keahlian, kemampuan, dan kewenangan para pihak.
Ketiga, bekerjasama dalam melaksanakan perencanaan program CSR untuk mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan disusun untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat.
Keempat, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan CSR.
Delapan OPD yang digandeng PT PAU itu adalah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Banggai. Yakni, pengembangan dan peningkatan kapasitas kelompok tani, produksi komoditi unggulan pertanian dan percepatan pencapaian program unggulan daerah di bidang hortikultura.
OPD kedua adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banggai. Yakni, pengembangan fasilitas sekolah dan peningkatan kapasitas tenaga pendidik serta kependidikan berbasis keterampilan transformatif.
OPD ketiga, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Banggai. Yang dikerjasamakan adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas kelompok ternak.
OPD keempat, Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai. Di instansi ini, tentang bantuan fasilitas dan kegiatan kesehatan serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
Kelima, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Banggai. Yakni, pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Keenam, Dinas Kelautan dan Perikanan Banggai, tentang peningkatan dan pengembangan sektor perikanan
Ketujuh, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banggai. Kerjasama dalam hal peningkatan kapasitas dan pemberdayaan angkatan kerja melalui pelatihan kerja.
OPD terkahir adalah Dinas Lingkungan Hidup Banggai. Bersama instansi ini, hal yang dikerjasamakan adalah pengembangan inovasi sosial dan eko inovasi lingkungan.
“Manajemen PT PAU sudah menunjukkan komitmen yang baik terhadap pemerintah daerah dalam hal pelaksanaan program. Penerima manfaat adalah masyarakat atau kelompok masyarakat yang ada di desa. Bentuknya seperti pendampingan terhadap masyarakat,” demikian Fahmi Arifuddin.
Terpisah, Kepala Bidang Holtikultura, Dinas TPHP Banggai, Choirul Ashari Mambuhu, SP, MP mengatakan, berkat kerja sama TPHP Banggai bersama PT PAU telah meningkatkan produktivitas dan bagian dari pemberdayaan bagi masyarakat petani.
Adapun kelompok tani yang mendapatkan bantuan tahun ini, yakni Kelompok Pemuda Peduli Pangan di Kecamaran Nambo Lempek (penanaman terong), Uduk Mombale, Desa Padungnyo Kecamatan Nambo (tomat) dan Sampuun Maroso, Desa Nonong, Kecamatan Batui (tomat).
Kelompok lain, seperti Screen House di Desa Uso. Kecamatan Batui juga mendapatkan bantuan, Kelompok Bungkutnyo, Kelurahan Lamo, Kecamatan Batui (penanaman tomat), Lajangan 1, Kelurahan Mondonun, Kecamatan Kintom (tomat) dan Kelompok Milenial, Desa Dimpalon Baru, Kecamatan Kintom (tomat).
Tahun 2023 lalu kata Choirul, bantuan serupa diluncurkan kepada 14 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Luwuk Selatan, Kintom, Nambo dan Batui. Berupa pemberian bantuan alat, benih cabai, tomat, pupuk cair dan padat serta perangkat pos bidik (pengelolaan kompos) yang berada di Kecamatan Toili.
Komitmen yang ditunjukkan manajemen PT PAU mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan melibatkan Pemda Banggai diapresiasi pimpinan Dewan Banggai.
Sebagai wakil rakyat yang paham akan distribusi anggaran daerah, Wakil Ketua II DPRD Banggai, I Putu Gumi mengakui keterlibatan pihak lain dalam intervensi program ke masyarakat sangat dibutuhkan. Artinya, program yang belum tersentuh pemerintah, maka menjadi wilayah garapan perusahaan.
Nah, bagaimana jika seluruh perusahaan melakukan hal serupa seperti PT PAU? “Tentu semakin besar sebaran masyarakat yang terdampak manfaat baiknya,” ungkap Gumi.
Gumi berharap, agar komitmen perusahaan seperti yang ditunjukkan PT PAU dapat ditiru perusahaan lain sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
PROGRAM CSR PT PAU
Lead External Relation PT PAU, Novari Mursita mengakui bahwa cukup banyak program CSR. Ada yang langsung dilaksanakan perusahaan, program CSR dijalankan konsultan serta program yang bersinergi dengan stakeholder, yakni pemerintah daerah.
Dengan adanya kerja sama ini sebut Novari, menjawab kebutuhan masyarakat. “Kami punya program dan jaringan, sementara di Pemda, ada regulasi serta SDM. Ini menjadi sinergi,” ungkap Novari saat memaparkan program CSR PT PAU dengan Pemda Banggai.

Novari menjadi pembicara kedua setelah Kepala Bagian Kerja Sama Setda Banggai, Fahmi Arifuddin memaparkan berbagai jenis perjanjian kerja sama dengan OPD.
Di sela-sela menjelaskan program CSR itu, Novari menyarankan kepada masyarakat untuk membuat proposal. Namun diakui Novari, di setiap dokumen proposal yang diterima manajemen, terselip kepentingan individu, kelompok, bisnis bahkan premannya.
Terhadap delapan OPD, manajemen menaruh harap, terbangun sinergi yang baik. “Kami berharap sinerginya bagus. Dan masyarakat dapat mendapatkan manfaat. Program kami menyasar kepada kelompok yang membutuhkan. Kelompok yang telah mendapatkan program dari perusahan tidak akan mendapatkan bantuan. Dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik, dengan adanya kerja sama Pemda,” tutur Novari.
Menjadi penekanan penting bahwa dengan program CSR, terdistribusi edukasi kepada masyarakat. Tak hanya menilai program CSR adalah uang.
Ia sempat menyinggung program CSR seperti ternak sapi dan bibit jagung di sebuah desa. Karakteristik masyarakat sangat memengaruhi keberhasilan program CSR. Bantuan yang didistribusikan malah tak berkembang, karena dijual dengan anggapan akan lebih cepat mendatangkan uang.
“Program CSR itu bukan hanya nilai, tapi perubahan sikap dari masyarakat atau kelompok. Itulah nilai-nilai CSR. Program dengan Dinas Perkebunan, bantuan bibit hingga pupuk, dibawa satu per satu. Konsepnya, bersama memecahkan masalah dalam kelompok. Ini butuh proses,” kata dia.
Wilayah Batui, Kintom serta Nambo sebagai zona merah, menjadi tantangan bagi PT PAU. Namun, ketika masyarakatnya tidak paham, maka akan sulit melaksanakan program berikutnya.
“Kalau mereka bersuara minta sesuatu, cukup besar, tapi pelaksananya tidak tercapai. Baru dimulai, sudah dikritik. Padahal, belum dinikmati hasilnya. Kami butuh energi positif dari masyarakat, untuk keberlangsungan program CSR,” katanya.
Ia menitip harapan, rekan-rekan media dapat membantu dalam memberikan pemahaman. Ia memastikan bahwa manajemen PT PAU berkomitmen dalam melaksanakan program CSR secara berkelanjutan.
“Kami berharap, ini bukan sekadar pencitraan perusahaan semata. Program kami, karena ada kebutuhan masyarakat di dalamnya. Sifatnya berkelanjutan. Tidak hanya program setahun, kami mendampingi kelompok binaan CSR. Jika berhasil, akan dilanjutkan dan jumlahnya lebih besar. Dan jika gagal, maka akan diganti dengan program lain,” urai Novari.
Untuk saat ini, program CSR di berbagai sektor sedang berlangsung. Medio Oktober, September hingga November bulan berjalan akan kelihatan apakah program CSR itu sukses atau tidak.
Visi CSR PT PAU, perusahaan ikut andil dalam menciptakan transformasi dan sinergitas positif dalam kehidupan masyarakat melalui program pembangunan berkelanjutan yang mendukung, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan.
Sementara misinya adalah, mendukung pendidikan dan mengembangkan pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan melalui program pemberdayaan masyarakat, mengedepankan kesehatan dan keselamatan.
Berikutnya adalah, mencegah perubahan iklim dengan perlindungan lingkungan, membangun kolaborasi aktif serta melakukan perbaikan terus menerus terciptanya dampak positif jangka panjang.
Tujuan CSR PT PAU sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memberikan dukungan dan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendukung pertumbuhan, ekonomi, pendidikan, kesehatan serta lingkungan.
Langkah awal hingga akhir PT PAU terhadap kelompok penerima manfaat program CSR akan mendapatkan pendampingan. Dimulai dari penetapan kelompok penerima, dilanjutkan asesmen.
Setelah asesmen, pengecekan lapangan. Setelah pengecekan, manajemen PT PAU akan memberikan penguatan terhadap kelompok penerima. Setelah, barulah dilanjutkan dengan distribusi bibit.
Apakah berhenti sampai di pendistribusian bibit? Rupanya tidak, PT PAU akan rutin melakukan monitoring bersama penyuluh pertanian dan perikanan.
Berikut daftar kegiatan CSR PT PAU pada tahun 2024. Peningkatan kapasitas untuk Bumdes Uling, Kintom. Penyerahan dana dukungan kepada Bumdes Uling
Penyerahan barang dukungan bersama Dinas TPHP kepada beberapa kelompok tani.
Peningkatan kapasitas untuk kelompok tani di Batui, Kintom, dan Nambo
Penyerahan mesin perahu kepada Kelompok Kompanga Jaya, Batui.
Menghadiri seremoni pengiriman perdana arang tempurung kelapa di Bumdes Uling.
Monitoring dan pembaruan aktivitas dari kelompok Milenial Farm terkait kegiatan pertanian mereka di Dimpalon Baru.
Monitoring dan pembaruan aktivitas kelompok tani Mobale di Padungnyo, Nambo yang sedang berada pada tahap pengelolaan lahan pertanian.
Diskusi dengan KPA Maleo terkait rencana KPA Maleo untuk melakukan penanaman mangrove pada akhir September.
CSR PAU bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk pemasangan Starlink.
Sosialisasi kebencanaan dan lingkungan di Tangkiang terkait Program PROPER.
Peningkatan kapasitas untuk anggota kelompok wanita tani di berbagai wilayah.
Langkah manajemen PT PAU menerapkan program terintegrasi, patut diacungi jempol. Mulai distribusi bibit hingga pendampingan kian membuktikan komitmen PT PAU mewujudkan program pertanian terpadu atau yang diistilahkan inovasi sosial Sinapatu (Sinergi Pertanian Terpadu, Efisien dan Berkelanjutan) ini tak hanya sebatas program semata di atas kertas sukses, tapi fakta lapangan juga membuktikan kesuksesannya. (***)