Tawanan Hamas Serukan Bantuan: “Jangan Biarkan Kami Mati Dalam Kegelapan!”

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Sebuah pesan memilukan dari Matan Zangauker, salah satu warga Israel yang menjadi tawanan Hamas selama lebih dari 420 hari, mengguncang publik. Demikian dikutip dari video bersumber dari Al-I’lam Al-‘Askariy, Sabtu (7/12/2024)

Dalam pesan yang disebarkan oleh media militer Hamas, Zangauker dengan gamblang mengungkapkan penderitaan fisik dan psikologis yang dialaminya selama masa penahanan.

Dalam pernyataannya yang penuh emosi, Zangauker mengkritik keras pemerintah Israel atas kegagalan mereka menyelamatkan para sandera sejak peristiwa serangan 7 Oktober.

Ia mengecam rencana pemerintah yang menawarkan uang tunai $5 juta kepada siapa pun yang dapat menyelamatkan para tawanan, menyebutnya sebagai bukti kurangnya pemahaman terhadap situasi di lapangan.

“Saya sekarat sedikit demi sedikit, dan setiap hari sebagian dari diri saya mati,” ucapnya.

Ia juga menggambarkan kondisi buruk di tempat penahanannya, mulai dari minimnya makanan dan air bersih hingga penyakit kulit yang dideritanya akibat kurangnya kebersihan.

Zangauker menyerukan kepada rakyat Israel untuk tidak tinggal diam. Ia meminta mereka berdemo di depan kediaman Perdana Menteri Israel agar menekan pemerintah untuk segera menyelesaikan kesepakatan pembebasan sandera.

*Kami menderita. Jangan biarkan dia (Perdana Menteri) tidur, bahkan satu menit!” serunya.

Dalam bagian lain, Zangauker menyampaikan pesan pribadi kepada keluarganya, termasuk ibunya, neneknya, dan teman-temannya. Ia berharap bisa segera kembali dan berbincang dengan mereka seperti dulu.

“Ibu, saya berharap untuk segera duduk bersama Anda di meja yang sama, makan, minum, dan berbincang seperti dulu,” tuturnya penuh haru.

Pesan Zangauker memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional, yang menyerukan kepada Israel dan Hamas untuk mempercepat negosiasi pembebasan sandera. Situasi ini semakin menyoroti kompleksitas konflik di Gaza, di mana krisis kemanusiaan terus memburuk setiap hari.

Menurut Zangauker, para tawanan hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi, bersama dengan tikus, laba-laba, dan hewan lain. Mereka hanya mendapat sedikit makanan, air yang tidak layak minum, serta nyaris tidak ada akses ke obat-obatan. Hal ini menambah tekanan terhadap pemerintah Israel untuk segera bertindak.

Melalui pesan terakhirnya, Zangauker berharap ada upaya yang lebih serius untuk mengakhiri penderitaan mereka. “Kenapa ini memakan waktu lama? Kenapa kami di sini? Jangan lupakan kami!” tutupnya, mengingatkan dunia bahwa kehidupan para sandera semakin tergantung pada langkah konkret dari para pemimpin. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!