Tim Medis, Pasien & Pengungsi RS As-Syifa Berjuang Melawan Kematian
JAKARTA, OKENESIA.COM- Militer Pendudukan Israel masih mengepung Rumah Sakit As-Syifa. Perlakuan biadab tentara Pendudukan Israel di rumah sakit terbesar yang terletak di Kawasan Rimal Utara, Jalur Gaza kian mengkhawatirkan.
Selain melarang siapapun yang berada di Rumah Sakit As-Syifa keluar gedung, militer Israel tidak menyediakan makan dan minum bagi mereka. Demikian salah satu poin penting yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Ashraf Al-Qudra pukul 14.38 waktu Gaza atau malam pukul 19.38 WIB, Kamis (16/11/2023) yang dirilis Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Dokter Ashraf melaporkan bahwa pasukan Pendudukan Israel mengumpulkan dan mengambil jenazah para syuhada yang berada di halaman Rumah Sakit As-Syifa. Bahkan, seorang pasien meninggal, karena terhentinya mesin dialisis di rumah sakit tersebut.
Perlakuan biadab militer Pendudukan Israel di Rumah Sakit As-Syifa, karena menganggap rumah sakit itu sebagai zona perang. Situasi di kompleks tersebut sangat berbahaya. “Pasukan Pendudukan Israel menghancurkan semua mobil di Rumah Sakit As-Syifa dan menolak mengizinkan personel medis atau pasien untuk pergi,” kata dr. Ashraf.
Militer Israel juga melakukan penggalian dan inspeksi di Rumah Sakit As-Syifa. Upaya ini mereka lakukan untuk mencari terowongan tempat para mujahidin Hamas berlindung.
“Tidak ada makanan, air, atau susu untuk anak-anak di Rumah Sakit As-Syifa. Tidak ada air atau makanan di kamp As-Syifa yang menampung 650 pasien dan sekitar 7.000 pengungsi. Tim medis, pasien, dan pengungsi berjuang melawan kematian, karena kurangnya kebutuhan dasar untuk hidup,” katanya.
Situasi di Rumah Sakit As-Syifa sangat berbahaya. “Kami menyerukan intervensi segera untuk menyelamatkan mereka yang berada di kompleks rumah sakit,” ungkap dia.
Klaim militer Israel tentang adanya senjata di Rumah Sakit As-Syifa adalah kesalahan besar dan tindakan penipuan kepada siapapun. “Rumah Sakit As-Syifa dan rumah sakit di Gaza adalah institusi kemanusiaan, dan kami tidak akan mengizinkannya digunakan sebagai teater operasi militer,” tegas Ashraf.
“Kami menyerukan intervensi segera untuk meringankan penderitaan manusia yang berada di Rumah Sakit As-Syifa. Pasukan Pendudukan Israel menangkap dua anggota Departemen Teknik Rumah Sakit As-Syifa,” katanya lagi.
Ashraf khawatir, akan kehilangan sejumlah bayi prematur di Rumah Sakit As-Syifa, karena listrik padam dan mereka tidak memiliki inkubator. Pasukan Pendudukan Israel hadir di Rumah Sakit As-Syifa, tapi mereka tidak menyediakan bahan bakar untuk melanjutkan pekerjaannya tenaga medis. “Kami menuntut pasukan Pendudukan Israel meninggalkan Rumah Sakit As-Syifa, agar tenaga medis dapat kembali bekerja,” demikian laporan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Ashraf Al-Qudra, sore tadi waktu Gaza atau malam waktu Indonesia. (top/**)