Jelang Gencatan Senjata Israel-Hamas Dikhawatirkan Akan Menjadi Paling Berdarah
JAKARTA, OKENESIA.COM- Koresponden Al Jazeera, Wael Ad Dahdouh menyampaikan kekhawatirannya bahwa jam-jam menuju gencatan senjata justru akan menjadi saat paling berdarah. Kekhawatirannya itu ia sampaikan dalam sebuah rekaman video yang diterima Okenesia.com, Rabu (22/11/2023) sore waktu Gaza atau malam waktu Indonesia.
Wael Ad Dahdouh merupakan jurnalis Al Jazeera yang tampil menyiarkan kondisi kekinian agresi militer Pendudukan Israel terhadap warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza.
Kekhawatiran Wael cukup beralasan. Mengingat pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan tentara penjajah Israel yang senantiasa terbiasa ingkar dan memanfaatkan waktu menjelang pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.
“Jelang pemberlakuan gencatan senjata, penjajah Israel nampak semakin brutal melancarkan serangan,” kata Wael.
Itulah sebabnya, Wael mengungkap bahwa dalam kurun waktu beberapa jam kedepan ketika gencatan senjata, justru militer Israel makin beringas membantai warga. Karena peluang menembaki warga semakin sedikit.
Dalam video berdurasi 52 detik, Wael yang sudah berumur itu merekam pembicaraannya. Ia menggunakan helm bertuliskan ‘Press’ dan rompi bertulis ‘press’ juga. Ia mengatakan bahwa gencatan senjata sesuai dengan kesepakatan antara Israel-Hamas akan mulai diberlakukan pada waktu Dzuhur, Kamis (23/11/2023), besok.
Namun berberdasarkan pengalaman yang terjadi sebelumnya, Wael mengungkap khawatir bahwa waktu menjelang besok adalah yang paling berdarah. Sebab dari pengalaman perang sebelumnya, bila mendekati waktu gencatan senjata, maka serangan Israel akan semakin brutal dan membabi buta.
“Kami berharap bahwa gencatan senjata akan final, sehingga tidak ada perang yang terjadi dan tidak ada lagi genosida yang terjadi di Gaza,” harap Wael.
Untuk diketahui, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas merilis tentang pengumuman perjanjian gencatan senjata. Dua pihak antara Pendudukan Israel versus Hamas menemui titik kesepakatan untuk menghentikan peperangan.
Rilis kesepakatan perjanjian gencatan senjata itu diumumkan pada Rabu 8 Jumadil Awal 1445 H atau tanggal 22 November 2023 Masehi, pagi waktu Gaza atau siang waktu Indonesia.
Gencatan senjata antara dua belah pihak yang bertikai itu, disepakati dalam jangka waktu empat hari.
“Berdasarkan tanggung jawab kami terhadap rakyat Palestina yang telah bersabar, dan upaya tak kenal lelah kami untuk memperteguh ketabahan rakyat kami di Jalur Gaza, untuk memberikan bantuan dan menyembuhkan luka-luka mereka, dan untuk mengonsolidasikan keinginan kemenangan perlawanan kami sejak tanggal 7 Oktober dalam menghadapi musuh Zionis,” demikian keterangan pembuka rilis yang diterbitkan di situs resmi Gerakan Hamas.
Rilis itu menjelaskan, setelah perundingan yang sulit dan rumit selama berhari-hari, mereka mengumumkan, dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa, bahwa Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan (gencatan senjata sementara) untuk jangka waktu empat hari, dengan upaya yang gigih dan penuh penghargaan dari Qatar dan Mesir. (top/**)