Penjualan McDonald’s di Mesir Turun Drastis hingga 70 Persen
JAKARTA, OKENESIA.COM – Agresi militer Israel ke wilayah Palestina ternyata berdampak serius. Selain menguras ekonomi negara dengan nilai kerugian fantastis yang mencapai USD 48 miliar atau setara Rp746,6 triliun—seperti dilansir viva.co.id, produk-produk pro-Israel juga kena imbas dengan adanya seruan boikot yang menggema di beberapa belahan dunia.
Nah, yang teranyar adalah penjualan makanan cepat saji asal Amerika: McDonald’s di Mesir, yang terjun bebas. Melansir Reuters pada Kamis (23/11/2023), seorang karyawan McDonald’s Mesir yang enggan disebutkan namanya mengatakan, penjualan McDonald’s pada Oktober dan November 2023 turun setidaknya 70 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. “Kami sedang berjuang untuk menutupi biaya kami,” kata karyawan tersebut.
Seruan boikot produk-produk yang pro-Israel memang meluas di jazirah Arab dan dunia Islam semenjak agresi militer resmi dilakukan Israel kepada Palestina, khususnya wilayah Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 silam.
Sejumlah perusahaan menjadi sasaran boikot karena dianggap menyokong Israel, dan juga memiliki investasi atau relasi bisnis yang dekat dengan Israel.
“Ini adalah hal yang dapat kami lakukan sehingga kami tidak merasa tangan kami berlumuran darah,” ujar Reham Hamed, seorang warga Mesir yang memboikot jaringan makanan cepat saji Amerika, seperti diwartakan idxchannel.com.
Di Yordania, para aktivis mendorong masyarakat untuk tak lagi membeli produk-produk Barat. Di Kuwait, banyak cabang Starbucks, McDonald’s dan KFC yang hampir kosong. Di Maroko, seorang pekerja di sebuah cabang Starbucks mengatakan bahwa jumlah pelanggan mereka turun secara signifikan pada pekan ini, meskipun pihak perusahaan enggan memberi angka yang lebih rinci.
Aksi boikot atau aksi anti-Israel tidak hanya terjadi di Timur Tengah. Di wilayah nusantara sendiri, seruan boikot juga masif, apatah lagi menyusul adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan produk Israel dan menganjurkan masyarakat untuk beralih kepada produk lokal atau produk dalam negeri sebagai alternatif. (zul/**)