Tentara Israel Serbu Rumah Sakit Kamal Adwan & Al-Awda

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Tentara Pendudukan Israel kian brutal. Dua rumah sakit dikepung dan menyerang petugas medis. Rumah sakit yang dikepung dan diserang itu adalah Rumah Sakit Kamal Adwan dan Rumah Sakit Al Awda, di Gaza, Rabu (13/12/2023).

Demikian pernyataan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Dr. Ashraf al-Qudra, pada hari ke-68 agresi brutal Israel ke Jalur Gaza.

Ashraf mengungkapkan bahwa pasukan Pendudukan Israel menahan sejumlah tenaga medis termasuk Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Ahmad al-Kahlout, untuk diinterogasi yang disertai dengan penyiksaan. Tenaga medis yang ditahan itu dilarang makan dan minum.

Beberapa dari mereka telah dibebaskan, namun kemudian ditembaki yang menyebabkan sejumlah anggota tim medis terluka termasuk pasien dan pengungsi.

Pasukan pendudukan terus melakukan pengepungan dan serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan. Saat penyerangan di rumah sakit ini, tentara Israel menembaki ruang rawat pasien dan halaman rumah sakit serta mencegah akses air, makanan, dan listrik.

“Kami khawatir 12 anak di unit perawatan intensif anak-anak mungkin meninggal akibat ditinggalkan tanpa susu dan alat bantu pernapasan,” kata Ashraf.

Serangan juga terjadi di Rumah Sakit Al-Awda. Tentara zionis menghalangi pasokan air, makanan, dan listrik serta menghalangi kedatangan korban luka dan pasien. “Kami khawatir rumah sakit ini akan diserbu setelah Rumah Sakit Kamal Adwan,” ungkap dia.

Ashraf menegaskan bahwa kejahatan Israel terhadap rumah sakit di utara Gaza tujuannya untuk mengakhiri layanan kesehatan dan memaksa warga di wilayah tersebut untuk mengungsi secara paksa.

Situasi kesehatan di rumah sakit di selatan Gaza sangat tidak tertahankan. “Kami kehilangan kemampuan kapasitas dan perawatan, dan kami harus memilih pasien yang perlu diselamatkan di antara jumlah besar orang terluka yang datang ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di selatan Gaza. Kami menyeru lembaga internasional untuk  memberikan dukungan obat-obatan, perlengkapan medis, bahan bakar, dan tim medis spesialis,” pinta Ashraf.

Sejak awal agresi, pasukan pendudukan Israel telah menangkap 38 tenaga medis, termasuk Dr. Muhammad Abu Salimah, Direktur medis Rumah Sakit Shifa, dalam kondisi yang tidak manusiawi, disiksa, dan kelaparan.

Agresi Israel terhadap sistem kesehatan telah mengakibatkan kematian 300 tenaga medis dan menghancurkan 102 ambulans.

“Kami mendukung gerakan rakyat dan serikat pekerja di beberapa negara yang menuntut untuk menghentikan agresi dan penargetan terhadap sistem kesehatan. Kami mengajak lembaga kesehatan di seluruh dunia untuk menyelenggarakan acara Pekan Solidaritas dengan Sektor Kesehatan di Gaza,” ungkap Dr. Ashraf.

Sejak awal agresi, hanya 491 korban luka dan 214 pasien yang berhasil keluar dari Gaza. Angka ini kurang dari 1 persen dari total korban luka. Yang berarti bahwa mekanisme yang diterapkan sangat mematikan bagi para korban luka.

Banyak dari mereka yang namanya mendapat persetujuan setelah waktu yang lama dan telah meninggal dunia. “Oleh karena itu, kami menuntut semua pihak terkait untuk menemukan mekanisme yang efektif untuk pengobatan di luar negeri demi menyelamatkan nyawa para korban luka,” pinta Ashraf. (top/**)

Comments
Loading...