82 Hari Agresi Militer Israel, 21.110 Syahid, 7.000 Warga Gaza Dinyatakan Hilang
JAKARTA, OKENESIA.COM- Hingga Rabu (27/12/2023), perang genosida ‘Badai Al-Aqsha’ sudah berlangsung selama 82 hari. Agresi militer Israel terhadap warga Jalur Gaza, Palestina, telah merenggut puluhan ribu nyawa warga sipil.
Kantor Media Pemerintah di Gaza merilis korban perang genosida yang sudah berlangsung hampir tiga bulan di tanah kelahiran para Nabi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, dr. Ashraf Al-Qudra menyebut bahwa tentara Pendudukan Israel telah melakukan 1.779 pembantaian. Akibat aksi pembantaian itu, telah merenggut nyawa 28,110 syahid dan orang hilang. Termasuk 21.110 syahid yang tiba di rumah sakit.
Delapan ribu delapan ratus jumlah anak-anak yang syahid dan 6.300 syahid perempuan. Dari kalangan tenaga sudah 310 syahid, 40 syahid dari kalangan pertahanan sipil serta 103 syahid adalah jurnalis.
“Tujuh ribu warga masih hilang. Entah tertimbun reruntuhan atau nasibnya masih belum diketahui, dan 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Sedangkan 55.243 luka-luka,” ungkap Ashraf.
Kemenkes di Gaza memperkirakan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh tentara Pendudukan Israel selama perang agresif mencapai lebih dari 2.600 tahanan. Termasuk 40 penangkapan personel medis, dan 8 tahanan jurnalis.
Rilis Kantor Media Pemerintah di Gaza, Rabu (27/12/2023) secara khusus itu bertepatan dengan 15 peringatan perang di Jalur Gaza pada tahun 2008 silam. Perang tahun 2018 silam itu, telah menewaskan 1.430 warga Gaza dan melukai 5.400 luka-luka.
Korban itu terjadi dalam kurun 23 hari. Agresi militer Israel dari udara, darat dan laut terhadap Gaza, dan tanggal yang sama terjadi pada hari Rabu, untuk menjadi saksi atas kejahatan Pendudukan Israel terhadap rakyat Gaza dalam perang genosida.
Perang genosida itu diarahkan terhadap warga Jalur Gaza yang tak berdaya.
Ashraf juga mengungkap bahwa 1,8 juta warga Jalur Gaza yang menjalani kehidupannya sebagai pengungsi menjalani kehidupan yang sangat sulit di ratusan pusat pengungsian dan tempat penampungan.
“Jumlah besar (pengungsi) ini memerlukan solusi radikal untuk mengakhiri penderitaan mereka yang terus berlanjut, dan mereka semua membutuhkan bantuan dan pasokan mendesak. Kami mendesak seluruh lembaga internasional harus segera menjalankan tugasnya,” ungkap Ashraf.
Di sisi lain, terdapat 355.000 kasus yang tercatat tertular penyakit menular akibat pengungsian.
Selama perang brutalnya, Pendudukan Israel menghancurkan 126 kantor pusat pemerintah, 92 sekolah dan universitas yang tidak berfungsi sama sekali, 285 sekolah dan universitas yang rusak sebagian. Sementara 115 masjid hancur total, dan 200 masjid-masjid dihancurkan oleh pendudukan. Militer Israel juga menghancurkan 3 gereja di Jalur Gaza. (top/**)