RS Nasser Masih Dikepung, Puluhan Ribu Nyawa Warga Gaza Terancam

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Militer Pendudukan Israel masih mengepung Rumah Sakit Nasser yang terletak di Kota Khan Yunis, Jalur Gaza Selatan. Praktis, sudah dua pekan lebih tentara Israel mengepung rumah sakit itu.

“Pendudukan Israel memperketat pengepungannya di kompleks Rumah Nasser dan menargetkan sekelilingnya secara terkonsentrasi,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, dr. Ashraf Al-Qudra, Selasa (6/2/2024).

Selain tempat pelayanan pasien, Rumah Sakit Nasser dijadikan sebagai tempat pengungsi. Sebab, rumah sakit dinilai sebagai tempat aman untuk berlindung dan bebas dari serangan Pendudukan Israel. Namun pada faktanya, rumah sakit juga menjadi sasaran langsung serangan militer Israel.

Di Rumah Sakit Nasser, terdapat puluhan ribu pengungsi. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, warga Jalur Gaza yang menempati Rumah Sakit Nasser sekira 10 ribu jiwa. “Pendudukan Israel menempatkan nyawa 300 personel medis, 450 orang terluka (pasien), dan 10.000 pengungsi dalam bahaya,” ungkap Ashraf.

Agresi militer Israel sejak perang genosida ‘Badai Al-Aqsha’ menyebabkan kebutuhan pelayanan kesehatan tak tercukupi. Fakta demikian, terjadi di seluruh rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat.

Di Rumah Sakit Nasser sebut Ashraf, kekurangan anestesi, perawatan intensif, dan prosedur pembedahan. Tak hanya itu yang terjadi di Rumah Sakit Nasser. Kekurangan perlengkapan bedah dan jahitan.

Kondisi demikian sebut Ashraf, diperparah dengan minimnya pasokan bahan bakar. “Generator listrik di Rumah Sakit Nasser akan mati dalam waktu 4 hari, karena kekurangan bahan bakar,” kata Ashraf.

Perlakuan biadab nan keji dilakukan tentara Israel. Dengan menghambat pergerakan ambulans. Petugas ambulans sebut dokter Ashraf, mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan korban luka akibat pendudukan yang menghalangi pergerakan ambulans.

“Staf medis, orang-orang yang terluka dan pengungsi di Rumah Sakit Nasser tidak mendapat makanan,” demikian laporan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, dr. Ashraf Al-Qudra. (top/**)

 

Comments
Loading...
error: Content is protected !!