Mujahidin Brigade Al-Qassam Tulis Surat Permohonan Maaf
JAKARTA, OKENESIA.COM- Kelembutan hati dan menjunjung tinggi akhlak benar-benar diperankan mujahidin yang tergabung dalam Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam-Hamas.
Di tengah kondisi perang, Brigade Al-Qassam tetap menaati tuntunan syariat. Walaupun kadang diperhadapkan dalam kondisi yang sangat sulit. Blokade makanan yang diberlakukan Pendudukan Israel, menyebabkan distribusi bantuan kemanusiaan dari berbagai negara dan lembaga/organisasi sulit menjangkau Gaza. Sementara kehidupan harus terus berlanjut.
Namun, kesulitan yang dialami warga Jalur Gaza, tak membuat mereka kalap. Demikian halnya yang diperankan personel Brigade Al-Qassam. Kondisi tubuh yang membutuhkan asupan makanan, sementara penghuni rumah sudah mengungsi, mujahidin Brigade Al-Qassam akhirnya menuliskan tulis di secarik kertas putih. Isinya, permohonan maaf telah memakan dan menggunakan pakaian yang ada di rumah kosong tak berpenghuni itu.
Tulisan berbahasa Arab itu isinya adalah “Anggota keluarga yang terkasih, maafkan kami. Kami telah menggunakan beberapa harta benda anda, termasuk makanan dan pakaian, karena kebutuhan. Kami memohon keselamatan kepada Allah untuk semua, saudara-saudara anda di Brigade Izzuddin Al-Qassam’.
Pesan dari mujahidin Al-Qassam yang membela rakyat Palestina di Gaza itu ditinggalkan di sebuah rumah di Kota Gaza.
Sikap mujahidin Al-Qassam itu pernah juga dilakukan warga Jalur Gaza pada awal Januari 2024 lalu. Waktu itu, warga Jalur Gaza yang menulis surat di secarik kertas lalu diletakkan di atas meja di rumah mereka yang akan ditinggalkan mengungsi. Pesannya meminta pejuang kemerdekaan rakyat Palestina untuk menggunakan semua yang ada di rumah itu. Mulai dari makanan, pakaian bahkan hingga uang.
Kecintaan dan rasa sayang warga Jalur Gaza, terhadap pejuang dari berbagai faksi di Palestina, benar-benar membumi. Meskipun warga Gaza menerima dampak agresi militer Israel dari serangan darat apalagi serangan udara, tak menyurutkan kecintaan dan kesayangan warga Gaza terhadap pejuang.
Alih-alih menyalahkan para pejuang, justru kecintaan mereka meningkat. Para pejuang dari beragam faksi dianggap sebagai pelindung warga sipil. Pejuang mempertaruhkan segala kemampuannya, hingga nyawa demi kehotmatan bangsa. Menjaga tanah kelahiran para Nabi Allah, menjaga penistaan terhadap Masjid Al-Aqsha, rumah ibadah umat Islam, kebanggaan dan kiblat pertama Umat Islam.
Atas kecintaan warga Gaza, mereka bahkan mempercayakan rumahnya kepada para pejuang. Sebagai bukti, salah seorang warga Gaza menuliskan surat kepercayaannya terhadap pejuang.
Tulisan itu ditulis tangan di atas kertas putih. Kertas itu disimpan di sebuah rumah yang mereka tinggalkan, untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Surat itu ditulis beberapa waktu lalu.
Tulisan itu juga mengisyaratkan agar para mujahidin itu tetap tegar, karena di belakang mereka ada harapan warga Gaza.
Berikut isi tulisan tangan.
“Wahai kekasihku, bala tentara Allah. Kami meninggalkan rumah kami dengan meyakini bahwa rumah kami aman selama kamu ada di sana. Terima kasih, kami akan segera kembali.
Lemari coklat di dapur, kami isi dengan makanan kaleng untuk Anda. Semoga menjadikanmu sehat dan bahagia [Nikmati dengan kesehatan yang baik].
Di ruang tamu terdapat sofa berwarna coklat dan krem di salah satu sudut. Di bawah jok terdapat kunci kamar tidur. Buka saja, dan Anda akan menemukan uang di tempat tidur. Jika harus menghabiskannya, lakukanlah dengan senang hati. Jika rumahnya hancur, itu hanyalah pengorbanan kecil, karena sepatu di kakimu lebih berharga dari pada rumah ini.
Tapi permintaanku hanya satu: “Jaga dirimu dan tetap aman.”.
Tulisan itu mengisyaratkan bahwa perjuangan membebaskan Tanah Palestina dari penjajahan Pendudukan Israel ada di pundak para mujahidin. Dan warga Gaza mempercayakan sepenuhnya perjuangan itu. (top/**)