Komplotan Spesialis Pencuri Sarang Walet Asal Jabar Dibekuk di Luwuk
BANGGAI, OKENESIA.COM- Aksi komplotan spesialis pencuri sarang burung walet asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) berakhir di Luwuk. Lima tersangka spesialis pencurian dengan kekerangan (curas) itu dibekuk aparat Polres Banggai di Desa Bunga, Kecamatan Luwuk Utara.
“Pencurian sarang burung walet, kan kita banyak sarang burung walet. Jauh-jauh datang ke sini dari Jawa barat, mencuri sarang burung walet. Mungkin karena di sini banyak,” ungkap Waka Polres Banggai, Pino Ary kepada pewarta saat memimpin press rilis di depan Mapolres Banggai, Senin (22/4/2024).
Dari lima tersangka spesialis pencuri itu berasal dari Provinsi Jawa Barat, Majalengka dan Cirebon. Salah satu pelakunya adalah warga Kabupaten Donggala. Warga Donggala ini bertugas sebagai penunjuk peta.
Barang bukti didapatkan aparat Polres Banggai setelah mereka ditangkap. Setelah dikembangkan, ditemukan beberapa lokasi tempat mereka beraksi. Di Bonebalantak, Kecamatan Batui Selatan sempat ribut buntut kehilangan sarang burung walet.
Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Banggai berhasil mengamankan barang bukti sekira 672 gram. Satu unit mobil Avanza dan alat untuk membobol sarang burung walet. Satu unit mobil yang diamankan plat DD (Makassar) adalah mobil rental.
Pencurian ini sebut Kasatreskrim, Polres Banggai, Tio Tondi menjadi menarik, karena lintas provinsi. Mobil rental asal Makassar itu, para tersangka itu berjalan dengan kecepatan rendah, menyisir dari Makassar yang tersedia sarang burung walet.
Mengawali aksi pencurian di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Lalu, masuk Kota Palu. Usai beraksi di Palu, berlanjut ke Parigi, Poso, Ampana hingga Luwuk. Di semua lokasi mereka beraksi.
Untuk aksi pencurian mereka di beberapa TKP, polisi dari polres lain akan melakukan pemeriksaan di Polres Banggai. “Polres lain, akan memeriksa di Polres Banggai berdasarkan TKP,” kata Tio.
Aksi mereka dilengkapi dengan fasilitas khusus yang sengaja dibuat. Seperti, alat pencongkel dan alat lainnya. Alat pencongkel itu sengaja dibuat terpisah, agar tidak mencolok. Alat ini disambungkan menjadi panjang untuk mendukung aksi mereka.
Pewarta diberi kesempatan untuk menanyakan secara langsung kepada para tersangka. Dari situ diketahui bahwa sarang burung walet curian di Pasangkayu telah dijual di Palu. Demikian halnya dengan hasil curian di Parigi, mereka menjualnya di Palu.
Selama mereka beraksi mulai dari Pasangkayu hingga Luwuk, para tersangka telah mengumpulkan uang senilai sekira Rp38 juta. Nominal ini, para tersangka menjualnya empat kali.
Para tersangka mengakui, mereka tak kesulitan menjual sarang burung walet hasil curian. Sebab, mereka tersambung dengan grup Facebook. Grup Facebook itu memang dibuat untuk proses penjualan sarang burung walet. (top)