Ribuan Mahasiswa Amerika Aksi Besar-Besaran Desak Perang Gaza Diakhiri
JAKARTA, OKENESIA.COM- Mata dunia internasional mulai terbuka lebar. Klaim teroris yang disematkan terhadap Gerakan Perlawanan Islam-Hamas dan faksi-faksi lainnya yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina, mentah.
Aksi brutal nan biadab militer Israel yang membunuh puluhan ribu warga Jalur Gaza, Palestina semakin memantaskan bahwa Israel adalah teroris sesungguhnya.
Amerika Serikat sebagai negara penyokong Israel oleh warganya dianggap sebagai sebuah kesalahan. Akibatnya, puluhan ribu mahasiswa dari berbagai universitas di negeri Paman Sam itu berbalik arah. Tak setuju dengan sikap pemerintahan Joe Biden yang menjadikan Israel sebagai anak ‘emasnya’, para mahasiswa mulai menunjukkan sikap perlawanannya.
Sikap perlawanan mahasiswa Amerika Serikat itu dengan turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran. Aksi besar-besaran itu berlangsung, Kamis (25/4/2024) siang waktu setempat atau malam waktu Indonesia.
Dari potongan video yang diterima Okenesia.com menunjukkan ribuan mahasiswa itu berunjuk rasa. Mereka terlibat bentrokan dengan polisi setempat.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa itu menggunakan atribut Bendera Palestina. Ada pula yang memakai syal Palestina sebagai wujud keprihatinan terhadap kondisi warga Jalur Gaza, Palestina dan desakan agar perang genosida yang telah berlangsung selama 200 hari lebih segera diakhiri.
“Makin membesar demontrasi mahasiswa di berbagai kota di Amerika. Polisi juga semakin garang,” demikian informasi yang diterima Okenesia.com, malam ini.
Demonstrasi besar-besaran di depan Universitas Columbia di Amerika Serikat, sebagai solidaritas dengan mahasiswa yang melakukan protes di dalam universitas untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza, setelah kampanye penangkapan dan penindasan besar-besaran terhadap barisan mereka.
Berita kepergian Sinwar ke jalan-jalan Gaza diselidiki oleh otoritas intelijen dan terbukti dapat dipercaya. Sinwar merupakan salah satu petinggi Hamas. Keluarnya dia dari dalam terowongan, di mana para tawanan masih berada di sana, merupakan gambaran kegagalan Israel, baik difilmkan atau tidak. (top/*)