Puluhan Ribu Tentara Israel Terluka, Disabilitas Hingga Tewas Dihajar Pejuang Palestina

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Jumlah korban warga sipil Jalur Gaza, Palestina akibat perang genosida yang telah berlangsung 10 bulan lebih telah mencapai puluhan ribu.

Meskipun tak sebanding dengan korban dari kalangan sipil Jalur Gaza yang tak berdosa, bukan berarti korban dari kalangan Israel tak sedikit.

Bedanya, korban dari kalangan Israel adalah tentara yang tergabung dalam pasukan Israel Defense Force (IDF), bukan warga sipil.

Ribuan korban dari kalangan militer berusia produktif (usia 18 hingga 30 tahun) itu akibat dihajar para pejuang kemerdekaan Palestina dari berbagai faksi, semisal Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ (Palestinian Islamic Jihad) dan faksi-faksi lainnya.

Dikutip dari saluran informasi Ultrapalestine, Kamis (15/8/2024) mengungkapkan fakta bahwa Departemen Rehabilitasi di Kementerian Tentara Pendudukan Israel telah menerima lebih dari 10.000 orang terluka dari tentara dan pasukan keamanan lainnya sejak operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2024.

Menurut data yang dilaporkan oleh Saluran 12 Israel dari Departemen Rehabilitasi pada hari Rabu.

Menurut data resmi, sekitar dua pertiga dari korban luka terdiri dari tentara cadangan, yang sebagian besar berasal dari generasi muda, dengan lebih dari separuhnya berusia antara 18 dan 30 tahun, sedangkan sepertiga sisanya sebagian besar berusia antara 30 dan 40 tahun, dan sisanya berusia di atas 40 tahun.

Channel 12 mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang terluka di militer dan seluruh sistem keamanan dalam perang di Jalur Gaza bergabung dengan puluhan ribu orang penyandang disabilitas tentara yang terluka dalam perang sebelumnya, yang berarti bahwa mereka diklasifikasikan sebagai penyandang disabilitas tentara. rakya, yang kepadanya negara harus memberikan hak-hak khusus untuk hidup.

Dijelaskannya, karena jumlah korban luka yang terus bertambah, Kementerian Angkatan Darat pekan ini mengadakan sidang khusus untuk membahas strategi penerimaan korban luka dan pemberian perawatan kepada mereka.

Kepala Departemen Rehabilitasi, Limor Luria, menyampaikan ekspektasi yang menunjukkan bahwa pada tahun 2030, jumlah penyandang disabilitas di tentara Israel akan mencapai 100.000, setengahnya menderita trauma psikologis.

Data menunjukkan bahwa lebih dari seribu tentara baru bergabung dalam daftar mereka yang terluka setiap bulan akibat pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon Selatan.

Channel 12 melaporkan dalam laporannya bahwa lebih dari sepertiga dari mereka yang terluka setelah operasi Banjir Al-Aqsa melaporkan menderita reaksi mental, atau keadaan pasca-trauma, dan oleh karena itu terdapat ribuan tentara yang tergolong menderita trauma psikologis. Sebagai korban luka utama, selain ribuan prajurit yang mengalami luka di bagian ekstremitas, ratusan lainnya mengalami luka di bagian kepala, mata, dan tulang belakang, serta puluhan anggota badan prajurit diamputasi. (top/ultrapalestine/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!