Netanyahu Teroris Sejati, Setahun Perang ‘Badai Al Aqsha’ Renggut Puluhan Ribu Nyawa

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Perang genosida yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina sejak meledak pada 7 Oktober 2023, nyaris sudah memasuki 12 bulan atau setahun. Tepat tanggal 7 Oktober 2024 atau dua pekan mendatang, perang yang dikenal dengan ‘Badai Al Aqsha’ berusia setahun.

Perang genosida itu terus dilancarkan militer Israel di bawah komando Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Upaya itu adalah bagian dari pengusiran warga Jalur Gaza di tanahnya. Peristiwa Nakbah, korbannya belumlah seberapa dibandingkan dengan perang yang terjadi saat ini.

Puluhan ribu nyawa dari berbagai kalangan berjatuhan. Ulah Netanyahu yang mempertontonkan kebengisannya adalah bukti nyata bahwa Netanyahu adalah teroris sejati.

Yayasan Pendidikan dan Studi Peradaban (YPSP) yang berkedudukan di Indonesia mencatat pencapaian tak manusiawi selama kurun waktu 12 bulan. Baik korban di Jalur Gaza, dari pihak Israel maupun korban di luar wilayah Palestina dan tanah Pendudukan Israel.

YPSP, lembaga kemanusiaan nirlaba itu mencatat jatuhnya korban sebagai bagian dari pencapaian Benjamin Netanyahu yang tak manusiawi.

Dimulai dari Jalur Gaza, Palestina dan wilayah pendudukan Israel. Warga Israel yang tewas tercatat sebanyak 1.664 orang. Kalangan militer, sebanyak 706 orang tentara tewas. Warga Israel yang mengalami luka sebanyak 17.809 orang.

Pemerintahan Netanyahu telah membuka 15 ribu penampungan yang dijadikan tempat mengungsi warga Israel. Jumlah warga Israel yang dievakuasi sebanyak 143 ribu.

Roket Hamas yang diluncurkan menyasar Israel sebanyak 20 ribu. Sebanyak 101 warga Israel masih menjadi tawanan. Sementara 50 warga Israel berstatus sebagai tawanan dinyatakan tewas. Para tawanan ini tewas bukan dibunuh oleh pejuang Palestina, tapi menjadi korban kebiadaban militer Israel, akibat kepanikan hingga tak tercukupinya kebutuhan konsumsi gegara kebijakan blokade pangan.

Korban warga Israel yang tewas tercatat di Lebanon dan Suriah. YPSP mencatat, 50 warga Israel tewas di dua negara itu. Dua puluh empat tentara Israel tewas di Lebanon dan Suriah.

Sebanyak 68.500 warga Israel dievakuasi dari 43 kota di Lebanon dan Suriah. Militer dua negara telah meluncurkan 7.560 roket dan drone menyasar militer Israel.

Di Tepi Barat, 41 warga sipil Israel meregang nyawa. Tiga polisi tewas. Sedangkan dari pemukim, 285 mengalami luka. Dari kalangan militer, sebanyak 12 tentara tewas.

Sedangkan dari Iran, 120 rudal diluncurkan dan 170 drone, pesawat nir awak juga diluncurkan.

Dari Yaman, militer Houthi atau yang dikenal dengan Ansharullah telah melesakkan 200 rudal dan pesawat tak berawak.

Sebagai komitmen rakyat Yaman dalam hal melindungi saudaranya di Palestina, militer Houthi telah menyerang 340 kapal kargo Israel maupun afiliasinya terhadap Israel.

Yordania juga menunjukkan perlawanannya terhadap Israel. Tiga tentara Israel terbunuh di perbatasan Yordania-Palestina dalam aksi heroik.

Turki, negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan juga membuktikan komitmennya melindungi Palestina dan mendukung kemerdekaannya. Di Turki, seorang tentara Israel ditikam dalam aksi berani yang dilakukan oleh martir Turki bernama Hasan.

Mesir juga demikian. Seorang pengusaha Israel terbunuh dalam sebuah operasi penembakan di Mesir. Operasi ini dilakukan oleh kelompok pelopor pembebasan bernama Mohammad Salah.

Jumlah korban jiwa dari kalangan Israel, baik itu warga sipil maupun kalangan militer berbanding jauh dengan korban dari kalangan warga sipil Palestina.

Jumlah yang telah syahid sudah berada di angka 38 ribu lebih. Tak hanya korban jiwa, berbagai fasilitas, semisal rumah ibadah hingga fasilitas pelayanan publik dihancurkan militer Israel. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!