Ketegangan di Timur Tengah Meningkat, Amnesty International Kritik Israel
JAKARTA, OKENESIA.COM- Ketegangan di Timur Tengah terus memanas seiring dengan laporan terbaru mengenai serangan dan pernyataan dari berbagai pihak terkait situasi di wilayah tersebut.
Demikian informasi dikutip dari saluran berita Telegram Akun Al Jazeera, Jumat (11/10/2024) pagi waktu setempat atau siang ini waktu Indonesia.
Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengklaim telah melancarkan serangan menggunakan drone terhadap target vital di Eilat, salah satu kota di wilayah pendudukan Israel.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel mengenai dampak serangan ini, laporan tersebut menambah ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak.
Sementara itu, Amnesty International melayangkan kritik terhadap Israel terkait dengan peringatan evakuasi yang dikeluarkan kepada penduduk di wilayah selatan Lebanon.
Menurut Amnesty Internasional, peringatan yang diberikan tidak cukup jelas dan dalam beberapa kasus bahkan dianggap menyesatkan.
Organisasi hak asasi manusia ini menegaskan bahwa peringatan tersebut tidak membebaskan Israel dari kewajiban internasional untuk tidak menargetkan warga sipil.
Amnesty juga mempertanyakan apakah instruksi pengosongan wilayah di selatan Lebanon ini bertujuan untuk menciptakan pengungsian massal, yang berpotensi menambah penderitaan warga sipil di wilayah tersebut.
Di tengah kemelut ini, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, melalui Reuters menyampaikan perlunya dilakukan de-eskalasi di Timur Tengah.
Harris menekankan bahwa gencatan senjata harus segera dicapai, baik di Gaza maupun Lebanon, guna mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Selain itu, Harris menyebutkan bahwa AS akan terus mendorong semua pihak untuk menemukan solusi diplomatik guna mengakhiri konflik yang berlangsung saat ini.
Al Jazeera juga menginformasikan bahwa sumber dari pejabat AS yang dilaporkan oleh media Walla menyebutkan adanya komunikasi intens antara Penasihat Keamanan Nasional AS ,Jake Sullivan dan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer.
Pembicaraan tersebut berlangsung sebelum panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dilaporkan bahwa dalam pembicaraan itu, Sullivan dan Dermer membahas rencana Israel untuk merespons ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
Isu mengenai kebijakan pertahanan dan tindakan balasan terhadap Iran tampaknya menjadi fokus utama dalam dialog ini.
Ketegangan di kawasan ini menunjukkan bahwa situasi di Timur Tengah masih jauh dari stabil, dengan berbagai pihak bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi lebih lanjut.
Seruan internasional untuk gencatan senjata semakin mendesak di tengah laporan mengenai serangan dan respons militer yang terjadi di beberapa wilayah. (top/*)