Gaza Utara di Ambang Kehancuran: 60 Hari Pengepungan dan Kelaparan Melanda
JAKARTA, OKENESIA.COM- Jurnalis Palestina, Imad Zaqout, melaporkan situasi tragis yang terus memburuk di Gaza Utara setelah dua bulan penuh pengepungan dan serangan militer yang intensif.
Dalam pernyataannya kepada Akhbar Al-Youm Portal, Selasa (3/12/2024) Zaqout menegaskan bahwa seluruh elemen kehidupan di Gaza Utara telah hancur, termasuk infrastruktur, fasilitas kesehatan, dan tempat tinggal warga.
“Setelah 60 hari operasi militer, kami menyaksikan kehancuran menyeluruh. Lebih dari 3.700 orang mati syahid, lebih dari 10.000 terluka, dan lebih dari 1.700 warga menjadi tahanan,” ungkapnya.
Zaqout mengungkapkan bahwa blokade militer total dari segala arah telah mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara. Akibatnya, puluhan ribu warga menghadapi ancaman kelaparan.
“Ini adalah kelaparan nyata yang memukul Gaza Utara,” katanya.
Setiap malam, blok-blok pemukiman dibombardir tanpa henti, menambah daftar panjang kehancuran dan korban.
Kondisi kesehatan di Gaza Utara menjadi sorotan. Rumah sakit utama seperti Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Al-Awda, dan Rumah Sakit Kamal Adwan telah menjadi sasaran agresi.
Rumah Sakit Indonesia dan Al-Awda tidak lagi berfungsi akibat serangan, sementara Rumah Sakit Kamal Adwan menghadapi serangan berulang kali, termasuk penangkapan dokter, pasien, dan korban luka.
“Meskipun dalam kondisi yang sangat terbatas, rumah sakit tetap berupaya memberikan layanan kesehatan dasar bagi warga yang tersisa,” tambah Zaqout.
Saat ini, diperkirakan masih ada sekitar 50 hingga 60 ribu warga Palestina yang bertahan di Gaza Utara, meskipun mereka menghadapi ancaman genosida dan pembersihan etnis. Zaqout mencatat bahwa jumlah ini adalah bukti nyata dari ketabahan warga Palestina, meskipun mereka dikelilingi oleh kehancuran dan kekejaman yang terus berlangsung. (top/*)