MAKKAH, OKENESIA.COM – Kerajaan Arab Saudi telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk memanfaatkan teknologi canggih dalam mendukung jemaah selama Haji. Dalam beberapa tahun terakhir, Kerajaan telah secara bertahap mengintegrasikan solusi mutakhir – terutama robotika dan kecerdasan buatan (AI) – untuk memastikan ritual dilakukan dengan lebih mudah, aman, dan efisien. Pendekatan progresif ini telah mengubah Masjidil dan situs suci menjadi tempat pertunjukan teknologi paling canggih di dunia, dengan robot memainkan peran sentral.
Robot kini telah menjadi bagian yang akrab dari pengalaman Haji – mulai dari memberikan bimbingan agama di dalam Masjidil Haram hingga mendistribusikan air Zamzam dan bahkan membantu dalam prosedur bedah. Inovasi ini mencerminkan bagaimana teknologi dengan mulus berpadu dengan spiritualitas untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan ibadah haji.
Baca juga: Impian Haji yang Dikumpulkan Sehari Seribu: Perjalanan 40 Tahun Legiman dan Istri
“Manarat Al-Haramain”: Bimbingan Agama Berbasis AI
Arab Saudi secara signifikan memperluas penggunaan robotika selama musim Haji 2025, dengan penempatan robot “Manarat Al-Haramain” untuk membantu jemaah. Diperkenalkan oleh Kepresidenan Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabi, versi kedua robot ini diluncurkan tahun ini, menawarkan jemaah akses instan ke layanan fatwa di dalam Masjidil Haram.
Robot canggih ini ditempatkan di beberapa titik di seluruh masjid dan bagian-bagiannya, memastikan aksesibilitas yang mudah bagi semua. Robot ini memberikan respons langsung terhadap pertanyaan agama melalui suara dan teks, dan mendukung 15 bahasa berbeda untuk melayani beragam kebangsaan dan budaya yang diwakili di Haji.
Menurut Kepresidenan, penempatan robot generasi kedua “Manarat Al-Haramain” adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengikuti transformasi digital global. Tujuannya adalah memanfaatkan AI untuk meningkatkan komunikasi agama dan membuat pengalaman spiritual lebih dapat diakses dan memperkaya bagi semua jemaah.
Presisi Bedah: Robot Medis
Dalam langkah maju lainnya dalam inovasi medis, Kementerian Kesehatan Arab Saudi meluncurkan robot bedah mutakhir di Kota Medis King Abdullah di Makkah. Diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Fahd Al-Jalajel, sistem ini dirancang untuk melakukan prosedur kompleks dalam urologi, onkologi, bedah toraks, dan bedah gastrointestinal – dengan presisi yang lebih tinggi dan waktu pemulihan yang lebih singkat.
Perkembangan ini tidak hanya meningkatkan keselamatan pasien selama musim Haji tetapi juga menyoroti keahlian dan profesionalisme tim medis Saudi yang mengoperasikan teknologi canggih ini dengan percaya diri dan hati-hati.
Robot Air Zamzam
Sebagai bagian dari upaya Arab Saudi untuk mengintegrasikan AI ke dalam layanan Haji, penggunaan “Robot Air Zamzam” tetap dilanjutkan setelah peluncuran awalnya selama pandemi COVID-19. Awalnya diperkenalkan sebagai bagian dari langkah pencegahan, robot ini dirancang untuk mendistribusikan botol air Zamzam dengan cara yang cerdas, tanpa kontak, dan aman. Efektivitasnya segera terbukti, dan robot ini terus meningkatkan pengalaman jemaah di Tempat Suci.
Robot ini dapat mendistribusikan sekitar 30 botol air per putaran, dengan setiap putaran berlangsung sekitar sepuluh menit. Ia beroperasi terus menerus selama hingga delapan jam, dan beristirahat selama 20 detik untuk menyerahkan setiap botol dengan presisi – tanpa mengganggu pergerakan kerumunan atau berbenturan dengan orang melintas. Robot ini telah menerima paten serta sertifikasi CE Eropa.
Selain itu, robot cerdas sebelumnya telah digunakan untuk mendistribusikan salinan Al-Qur’an kepada pengunjung di Masjidil Haram, semakin menegaskan komitmen Arab Saudi untuk menggunakan teknologi dalam mendukung pelaksanaan agama dan meningkatkan pengalaman ibadah haji.
Dengan mengadopsi teknologi mutakhir ini, Arab Saudi menegaskan kembali dedikasinya untuk meningkatkan pengalaman Haji – menjadikannya lebih aman, lebih mulus, dan sangat spiritual. Pendekatan yang berpandangan ke depan ini mencerminkan visi lebih luas Kerajaan untuk memimpin masa depan layanan keagamaan di tingkat global.”