JAKARTA, OKENESIA.COM- Sebuah survei terbaru yang dirilis oleh Channel 13 Israel menunjukkan bahwa Partai Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu kembali menjadi kekuatan politik terbesar di Israel.
Kembalinya dominasi Likud ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang Israel melawan Iran.
Dalam survei yang dilakukan oleh Institut Maagar Mochot bekerja sama dengan Statnet dan dipublikasikan pada Rabu malam (18/6), Partai Likud memperoleh 27 kursi, meningkat 3 kursi dibandingkan survei sebelumnya yang dilakukan sepekan lalu.
Kenaikan ini menempatkan Likud di posisi teratas untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, partai yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Naftali Bennett mengalami penurunan dari 27 menjadi 24 kursi.
Perolehan suara Likud diprediksi berasal dari penyusutan kekuatan partai sayap kanan Otzma Yehudit yang dipimpin Itamar Ben Gvir, yang turun dari 9 menjadi 6 kursi.
Meskipun terjadi pergeseran antar partai, peta koalisi secara umum tidak mengalami perubahan signifikan. Blok pro-Netanyahu saat ini hanya menguasai 50 kursi, masih jauh dari mayoritas 61 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.
Di posisi ketiga, dua partai memperoleh jumlah kursi yang sama yaitu 11 kursi:
Yisrael Beitenu (dipimpin Avigdor Lieberman)
Partai Demokrat (dipimpin Yair Golan)
Partai ultra-ortodoks Shas, di bawah kepemimpinan Aryeh Deri, tetap stabil dengan 10 kursi.
Sementara itu, Yesh Atid pimpinan Yair Lapid kehilangan satu kursi dan kini berada di angka 7 kursi, sama dengan Blok Nasional dan Yahadut HaTorah. Koalisi Hadash dan Arab untuk Perubahan juga memperoleh 6 kursi.
Partai Ra’am (Daftar Arab Bersatu) diprediksi menjadi fraksi terkecil di Knesset dengan 4 kursi, dan lolos ambang batas berkat dukungan dari masyarakat Yahudi. Menurut Direktur Statnet, Yusuf Maqalda, partai ini gagal melewati ambang batas di kalangan pemilih Arab, tetapi suara dari pemilih Yahudi menyelamatkannya.
Partai Balad (Tajammu’) hampir berhasil masuk ke Knesset, memperoleh 2,7 perseb suara nasional, mendekati ambang batas 3,25 persen. Maqalda menjelaskan bahwa dari komunitas Arab, partai ini mendapat 2,37% suara, dan sisanya datang dari komunitas Yahudi.
Sebaliknya, Partai Zionisme Religius pimpinan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich gagal menembus ambang batas suara minimum dan dipastikan tidak lolos ke Knesset.
Survei juga menunjukkan bahwa 75 Persen warga Israel mendukung perang terhadap Iran, sementara 17 persen menentangnya dan 8 persen menyatakan tidak tahu.
Terkait motivasi di balik keputusan Netanyahu melancarkan perang, mayoritas atau 64 persen responden percaya bahwa tindakan itu didorong oleh keinginan nyata untuk menghilangkan ancaman nuklir dan balistik Iran.
Namun, 28 persen responden beranggapan bahwa langkah tersebut lebih didorong oleh pertimbangan politik dalam negeri.
Dalam hal penanganan perang, responden memberikan nilai rata-rata 7,65 dari 10 kepada Perdana Menteri Netanyahu, dan 8,31 dari 10 kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Eyal Zamir.
Untuk penanganan krisis di dalam negeri, performa pemerintah dinilai lebih rendah, dengan nilai rata-rata 6,41 dari 10.
Survei ini dilakukan oleh Prof. Yitzhak Katz dari Institut Maagar Mochot, bekerja sama dengan Statnet. Margin of error survei ini adalah 3,9 persen. (top/*)