Pejuang Tolak Kesepakatan Pertukaran Tawanan Sebelum Agresi Militer Berhenti Total
JAKARTA, OKENESIA.COM- Niatan pemerintah Pendudukan Israel untuk menawarkan pertukaran tawanan dengan faksi-faksi pejuang Palestina tak disahuti. Channel 12 Ibrani, Selasa (12/12/2023) mengabarkan bahwa Israel siap untuk mengadakan kesepakatan baru terkait pertukaran tawanan, seperti dikutip dari Ultra Palestina.
Keinginan Israel untuk menukar tawanan ditolak pejuang Palestina. Anggota Biro Politik Gerakan Jihad Islam, Aly Abu Syahin menegaskan bahwa semua yang terkait dengan perundingan tawanan akan dibahas setelah gencatan senjata. “Dan kami menepis apa yang diberitakan media-media Ibrani. Tidak ada komunikasi apa pun saat ini terkait perundingan tawanan,” tegas Aly Abu Syahin seperti dilansir Ultra Palestina.
Syahin juga mengakui bahwa saat ini tidak ada pembicaraan mengenai gencatan senjata kemanusiaan. Posisi pejuang Palestina sangat jelas, menolak negosiasi apa pun di bawah tekanan.
“Posisi kami bersatu dengan semua faksi perlawanan. Yaitu, prioritasnya adalah menghentikan agresi (militer Israel terhadap warga Jalur Gaza). Tidak ada pembahasan apa pun sebelum Israel menghentikan agresi secara total,” ungkap Syahin.
Pasca sikap Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamaan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada akhir pekan kemarin agar gencatan senjata diberlakukan menyikapi jatuhnya korban warga sipil Gaza, justru pada hari Senin (11/12/2023) Menteri Luar Negeri, Antony Blinken bersikap mendukung gencatan sementara.
Kesepakatan gencatan antara kedua belah pihak yang bertikai Israel versus Hamas, Menlu Amerika Serikat, Antony Blinken bertolak ke Tel Aviv. Bahkan, meminta perpanjangan gencatan senjata. Rupanya, niatan menambah hari kesepakatan gencatan senjat, karena hanya ingin membebaskan 12 warga AS yang sedang ditawan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Namun, setelah berakhir gencatan senjata pada Jumat tanggal 1 Desember 2023, Israel langsung melancarkan serangan membabi buta ke pemukiman penduduk warga Jalur Gaza di semua wilayah.
Bahkan, Amerika Serikat memberikan lampu hijau militer Israel melanjutkan aksi genosida terhadap warga Jalur Gaza. (top/**)