Mongundu Ajang Festival Pandanga Kembalikan Kenangan Zaman Dahulu

0

LAPORAN: Sutopo Enteding, Kabupaten Banggai

 

Tampilan pertunjukan di arena Festival Pandanga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 63 Kecamatan Kintom seperti bernostalgia kehidupan zaman dahulu.

Zaman tiga atau empat puluh tahun silam tampil di ajang Festival Pandanga sekaligus Kintom Expo tahun 2024.

Festival Pandanga dan Kintom Expo yang dibuka secara resmi Bupati Banggai, Amirudin pada Minggu (26/5/2024) itu sudah berlangsung selama sepekan.

Jumat (31/5/2024) malam ini, tampilan di arena Festival Pandanga cukup beragam. Tampilan awal adalah mongundu.

Mongundu dalam Bahasa Saluan (Bahasa lokal warga Kabupaten Banggai) bermakna bercerita. Bukan asal cerita.

Mongundu atau kisah fiksi diceritakan orang tua kepada anaknya sebagai penghantar tidur bagi sang buah hati. Kisah fiksi itu beragam. Di dalam aktor cerita itu biasanya binatang dan kadang pula manusia.

Isi kisahnya bermakna sebuah falsafah kehidupan. Selain menjadi penghantar tidur, cerita itu bermuatan pesan-pesan filosofis. Bermakna bekal menjalani kehidupan harian.

Malam ini, ada dua yang menceritakan kisah fiksi. Yaitu, dari Desa Dimpalon yang mengangkat kisah ‘umonsop’ dan dari Desa Babang Buyangge menceritakan kakak beradik hidup di bawah garis kemiskinan.

‘Umonsop’ dalam arti Bahasa Saluan adalah semacam orang yang rakus. Yang rakus ini adalah seorang ayah, pekerjaannya adalah pekebun. Selain berkebun, dia juga berburu binatang.

Sayangnya, hasil buruannya hanya dinikmati sendiri tanpa berbagi dengan orang lain bahkan terhadap istri dan anaknya.

Sementara kisah fiksi kedua menceritakan kakak beradik hidup miskin lalu menemukan telur. Telur rupanya tak berproses pengeraman dan langsung menjadi ayam jantan kuat.

Dalam sesi sabung, ayam ini berhasil mampu mengalahkan ayam jagoan dari kampung lainnya.

Kakak adik yang memelihara ayam itu pun akhirnya bisa menikmati kehidupan menyenangkan. Mereka dapat hidup dan menanggalkan kehidupan sulit.

Cerita fiksi atau mongundu ini diceritakan dengan dialek berbahasa Saluan.

Tak ada standing aplaus saat mongundu. Warga yang memadati Lapangan Sepakbola Dimpalon, pusat kegiatan festival mendengarkan seksama.

Aplaus warga barulah pecah setelah mongundu berakhir.

Tak sedikit warga yang harus menuliskan air mata. Tetiba mereka terharu dengan penceritaan kisah-kisah inspiratif, seolah masa lalu bersama orang tua mereka kembali dihadirkan.

Penampilan berikutnya adalah vokal grup. Lagu-lagu yang dinyanyikan pun berbasis Bahasa Saluan.

Misalnya, lagu :Sisik Naepuan’. Sisik naepuan yang berarti cerita masa lalu. Lagu ciptaan Almarhum Ismail Muid, mantan Sekretaris Daerah Banggai itu, juga membuat penonton terharu.

Lagu lainnya tamina Ondong. Lagu ini menegaskan bahwa mereka warga Saluan sangat ramah.

Dero zaman dahulu juga ditampilkan dari Kelurahan Mendono. Dero dengan goyangan lembut itu, pesertanya menyanyikan lagu secara bersamaan. Pesan moral tertuang dalam lirikan lagu tanpa iringan musik.

Di agenda Sabtu, Festival Pandanga dan Kintom Expo akan menampilkan pentas seni. Yakni, olahraga berbasis lokal Saluan.

Festival Pandanga merupakan salah satu upaya untuk menjaga tradisi budaya kearifan lokal masyarakat setempat.

“Festival ini harus terus kita kembangkan dan pertahankan, karena warisan budaya ini terus diangkat baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, bahkan tingkat internasional,” kata Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka di momen saat membuka Festival Pandanga, Minggu (26/5/2024).

‘Pandanga’ merupakan tradisi mengantarkan sajian makanan kepada pemangku adat sebagai wujud syukur atas rezeki yang diperoleh dari Allah SWT.

Pandanga dan Kintom Expo mengusung tema “Melalui Festival Pandanga, Kita Kuatkan Kearifan Budaya dan Mengintegrasikan Nilai Lingkungan dalam Warisan Budaya Lokal”,.

Bupati Amirudin mengajak warga setempat untuk melestarikan dan menjaga tradisi kearifan lokal serta menerapkan nilai-nilai warisan budaya dalam kehidupan.

Festival Pandanga yang juga dirangkaikan dengan Kintom Expo 2024 merupakan acara tahunan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai.

Pada Kintom Expo 2024 ini menampilkan berbagai produk unggulan lokal dari 14 desa, sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pertunjukan seni dan budaya. (**)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!