Statistik Korban ‘Badai Al-Aqsha’, 28.185 Warga Gaza Tewas

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Perang ‘Badai Al-Aqsha’ yang telah berlangsung selama 9 bulan lebih sejak berkobar 7 Oktober 2023, telah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa. Tak hanya korban jiwa, kerugian demi kerugian diderita warga Jalur Gaza, Palestina.

Kantor Media Pemerintah, Sabtu (27/7/2024) menerbitkan statistik terbaru. Jumlah korban yang dinyatakan tewas menembus angka 28.185 jiwa.

Tepat pada hari Sabtu, 27 Juli 2023, perang genosida telah berlangsung selama 295 hari atau 9 bulan lebih.

Kantor Media Pemerintah Palestina di Gaza mencatat bahwa militer Israel telah melakukan 3.443 operasi pembantaian.

Dari jumlah korban itu, masih ada sekira 10.000 dinyatakan masih hilang. Nasibnya tidak diketahui, apakah masih hidup atau sudah tewas.

Blokade pasokan makanan menyebabkan anak-anak tak berdosa meninggal. Sedikitnya 35 anak mati kelaparan.

“Sebanyak 885 staf medis, 79 anggota pertahanan sipil, 163 jurnalis yang tewas,” ungkap Kepala Biro Media Pemerintah Palestina di Gaza, Ismail Abu Tsawabitha melalui saluran resmi Media Pemerintah Palestina, Sabtu (27/7/2023).

Ismail menyebut bahwa Kementerian Kesehatan Palestina menemukan 7 kuburan massal yang digali militer Israel di dalam rumah sakit. Dari 7 kuburan massal itu, ditemukan 520 jenazah syuhada dan telah dikuburkan secara terhormat.

“Di 168 tempat penampungan menjadi sasaran rezim Zionis, antara lain, dibom dan ditembaki. Korban meninggal, 70 persen adalah anak-anak dan perempuan, 17.000 anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya. Ada 3.500 anak berisiko meninggal akibat kekurangan gizi dan kekurangan pangan, 12.000 korban luka perlu berobat ke luar, 10.000 pasien kanker yang menghadapi risiko kehilangan nyawa dan membutuhkan pengobatan. Sebanyak 3.000 pasien berbagai penyakit membutuhkan pengobatan di luar negeri,” urai Ismail.

Jumlah 1.737.524 warga menderita penyakit menular akibat pengungsian, 71.338 kasus infeksi virus hepatitis akibat pengungsian, 60.000 ibu hamil menghadapi risiko berbahaya karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.

Ada 350.000 pasien kronis terancam bahaya karena masuknya pasokan obat terhambat.

Warga Gaza yang ditahan di penjara Israel selama perang ini mencapai 5.000 kasus penahanan warga, 310 petugas kesehatan ditangkap. Ada pula 36 urnalis ditangkap dan namanya diketahui.

Akibat pengeboman membabi-buta menyebabkan 2 juta orang kehilangan tempat tinggal di semenanjung Gaza. Bukan hanya rumah, 198 markas besar pemerintah hancur, 117 sekolah dan universitas hancur total, 332 sekolah dan universitas hancur sebagian, 610 masjid hancur total, 211 masjid hancur sebagian, 3 gereja menjadi sasaran dan dihancurkan.

Kantor Media Pemerintah Palestina di Gaza mencatat pula sebanyak 150.000 unit rumah hancur total, 200.000 unit rumah hancur sebagian.

“Jet tempur militer Israel telah menjatuhkan 81.000 ton bahan peledak dijatuhkan di Gaza. Kondisi 34 rumah sakit dan 68 Puskesmas tidak dapat beroperasi 162 institusi kesehatan terkena dampak sebagian, 131 ambulan hancur total,” ungkap Ismail.

Sebanyak 206 situs arkeologi dan warisan dihancurkan oleh Zionis. Jaringan listrik sepanjang 3.030 kilometer hancur total, 34 fasilitas, lapangan dan gimnasium dihancurkan oleh Zionis.

Parahnya lagi, 700 sumur air yang menjadi sumber kebutuhan warga ikut dihancurkan oleh Zionis dan tidak berfungsi lagi.

Kerugian akibat perang genosida mencapai 33 miliar dolar. (top/*)

 

 

Comments
Loading...