Job Tomori Abaikan Tanggung Jawab

Sinorang, Desa Migas 1.000 Lubang

0

BANGGAI, OKENESIA.COM – Aksi warga Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai menuntut tanggung jawab rupanya bukannya mereda pasca-mendapatkan angin segar bakal dibangun infrastruktur jalan di desa mereka. Justru, aksi mereka terus bergulir.

Bahkan, dalam sepekan ini aksi seluruh komponen warga tetap berlanjut. Aksi warga Sinorang, bukan aksi anarkis. Mereka hanya membentangkan spanduk bertuliskan beragam keluhan dan tuntutan.

Aksi yang tergabung dalam Sinorang Sintuvu ini dipimpin Jenderal Lapangan Supriyanto. “Aksi ini, semua masyarakat Sinorang tanpa terkecuali tergabung dalam Sinorang Sintuvu,” ungkap Wakil Jenderal Lapangan, Parto Hamis kepada Okenesia.com via telepon genggamnya, Rabu (9/8/2023).

Aksi 1.000 spanduk dan penggalangan 1.000 tandatangan dari luar warga Desa Sinorang sebut Parto, merupakan aksi lanjutan dan telah berlangsung selama sepekan lebih. Gerakan warga ini kata Parto, menekankan kepada Pemda Banggai dan JOB Tomori, menuntut perbaikan jalan Sinorang, agar diaspal.

Baca juga: Pernyataan Manajemen JOB Tomori Merendahkan Fungsi Jalan

Khusus jalan, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKSS), JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori), perusahaan plat merah yang beraktivitas di Desa Sinorang belum pernah melakukan perbaikan. Bahkan kata Parto, selama kurun waktu 25 JOB Tomori beraktivitas di Desa Sinorang, belum pernah melakukan perbaikan fasilitas jalan.

Di Sinorang terdapat Senoro 2 dan Senoro 4. Pihak perusahaan gunakan jalan Sinorang. Ketika jalanan Sinorang masih beraspal, JOB Tomori sengaja merusak jalan tersebut untuk kepentingan penanaman pipa.

Jalan yang dirusak JOB Tomori itu, panjang sekira 8 meter dan lebar 3 meter. Meskipun faktanya merusak fasilitas jalan, tapi kepedulian perusahaan untuk memperbaikinya tak diwujudkan.

“Sampai sekarang itu rusak parah. Dan itu salah satu (bukti kontribusi perusahaan merusak fasilitas infrastruktur jalan). Harusnya perusahaan itu bertanggun gjawab. Mobil, alat berat yang sering keluar masuk itu salah satu pemicu kerusakan jalan. Kalau mobil selain milik perusahaan (JOB Tomori, red) itu mobil angkutan lainnya seperti truck pengangkut pasir,” tutur Parto.

Spanduk selamat datang di desa migas 1000 lubang dipajang tepat di pintu gerbang masuk Desa Sinorang. FOTO: DOK. PRIBADI

Aksi warga diakui Parto masih bertaha. Kali ini, tidak blokade jalan. “Sudah mediasi dengan Pemda, ketemu dengan pak bupati. Bupati sampaikan disediakan anggaran sekitar Rp1,5 miliar.

Padahal panjang jalan di Sinorang itu sekitar 5 KM. Kalau anggaran Rp1,5 M itu mungkin hanya 1 KM, bahkan mungkin kurang dari 1 KM,” katanya.

Janji itu tukas Parto, masyarakat merasa tidak puas. Lagi pula, penyediaan anggaran pembangunan jalan baru sebatas janji direalisasikan tahun ini. “Karena belum puas, kita mencoba penekanan ke JOB,” ungkap Parto.

Baca juga: JOB Tomori Berkontribusi Merusak Infrastruktur Jalan Desa Sinorang

Bentuk penekanan itu membentangkan gerakan seribu spanduk. Spanduk itu mereka pajang di berbagai titik. Spanduk-spanduk itu bentuk penyampaian yang dipajang mulai dari jalan masuk sampai jalan yang rusak parah.

Untuk memperkuat perjuangan itu, mereka meminta dukungan masyarakat dari luar warga Sinorang dengan gerakan 1000 tandatangan. Rupanya, permintaan dukungan dari luar warga Sinorang mendapatkan respon cukup bagus. Warga dari Batui, Gori-Gori dan Desa Bonebalantak, ikut berpartisipasi membubuhkan tandatangan.

Parto menceritakan, sebelum bertemu Bupati Banggai, warga didampingi Kepala Desa Sinorang dan aparat desa setempat berkomunikasi dengan manajemen JOB Tomori. Sayangnya aku Parto, pihak manajemen JOB Tomori tidak bersedia hadir. “Saat itu, kami difasilitasi kepala desa. Kami juga mengundang pihak kepolisian dan kecamatan. Pihak JOB yang hadir hanya humas. Itu pun tidak memberikan kepastian langkah perusahaan,” kata Parto.

Aksi lanjutan itu mereka lakukan dari pagi hingga sore. Di aksi Rabu, kemarin tutur Parto, ada upaya pihak JOB Tomori mengoreksi isi spanduk spanduk yang sebelumnya. Perusahaan minta jangan hanya ke JOB, tapi tuntutan dialamatkan pula ke Pemda Banggai. “Mungkin JOB merasa tertekan dengan gerakan ini. Gerakan kami sudah sepekan berlangsung,” ungkapnya.

Targetnya, hingga aspirasi mereka mendapatkan jawaban kepastian, baik dari manajemen JOB Tomori maupun dari Pemda Banggai. Jalan di Desa Sinorang diaspal seluruhnya. “Harapan ada pertemuan antara pihak perusahaan dan Pemda untuk membahas dan merealisasikan tuntutan warga. Harapan kami teraspal sepanjang 5 KM,” harap Parto.

Baca juga: Pemda Banggai Janji Perbaiki Jaringan Air Bersih Warga Uwedaka

Parto yang merupakan mantan Ketua Karang Taruna Desa Sinorang periode 2018-2021 ini mengaku, gerakan mereka ini didukung sepenuhnya oleh warga. Tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh nelayan, orang tua bahkan Ketua Karang Taruna Desa Sinorang, terlibat aktif.

Warga luar Desa Sinorang membubuhkan tandatangan dukungan terhadap gerakan warga Desa Sinorang. FOTO: DOK. PRIBADI

Mereka yang tergabung di gerakan Sinorang Sintuvu terdapat lima koordinator lapangan. Di Sinorang terdapat lima wilayah. Dan masing-masing wilayah itu dipimpin satu korlap.

Tulisan spanduk beragam. Seperti, ‘JOB Tomori mengabaikan tanggung jawab sosial untuk memperbaiki jalan sebagai akses utama yang dilalui perusahaan’. Ada pula tulisan ‘Selamat datang di Desa Migas 1.000 lubang’. Spanduk selamat datang itu dipajang tepat di pintu gerbang masuk Desa Sinorang.

Aktivitas kendaraan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKSS), JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori), perusahaan plat merah di Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai ditengarai menjadi biang kerusakan parah infrastruktur jalan di desa tersebut. Betapa tidak, praktis hanya kendaraan bertonase JOB Tomori yang selama ini lalulalang di Desa Sinorang.

Kondisi jalan di Desa Sinorang sangah parah. Saat musim penghujan, jalanan di desa itu seperti kubangan. Sebaliknya, saat musim panas, jalanan menjadi berdebu.
Warga Desa Sinorang bereaksi atas kondisi jalan tersebut. Buntut fasilitas infrastruktur tak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun.

Aksi sejumlah pemuda dan warga lainnya itu memang tidak sampai memblokade jalan. Mereka hanya membentangkan spanduk di pinggiran jalan, bukan di bahu jalan, karena masih berpikir bahwa jalan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan khalayak.

Kepala Desa Sinorang, Mursalim pun mengakui bahwa aktivitas JOB Tomori berkontribusi terhadap kerusakan jalan. Mursalim mengakui, kerusakan jalan itu setelah perusahaan tersebut beraktivitas. “Kalau masyarakat yang pakai roda dua atau roda empat, mana mungkin ada lubang-lubang di situ,” aku Kades Mursalim kepada Okenesia.com via telepon WhatsApp, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: PUPR Banggai Diminta Anggarkan Pembangunan Sumur Bor Ponpes Istiqamah

Praktis, hanya JOB yang memiliki sumur di Sinorang. “Sinorang ini vital di sini, tidak diperbaiki (jalan). Bukan kita menuntut 100 persen ke perusahaan, bukan. Tetapi, minimal perusahaan itu kan, prihatin melihat kondisi jalan seperti ini, meskipun tidak ada aksi-aksi masyarakat. Sesungguhnya, perusahaan harus update melihat situasi yang ada. Bagaimana tidak mau rusak, kalau 30 ton kendaraan yang masuk di situ. Kendaraan yang mengngkut pipa 10, di dalam sudah berapa, belum mobilnya,” ujarnya.

Manajemen JOB Tomori rupanya menyangkal disebut berkontribusi terhadap kerusakan jalan di Desa Sinorang. Sebab, kendaraan yang melintasi Desa Sinorang hanya kendaraan kecil khusus antar jemput operator.

Relation, Security ComDev Manager JOB Tomori, Visnu C. Bhawono melalui pesan WhatsApp, Jumat (4/8/2023) menjelaskan, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) adalah perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas di bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi Blok Senoro–Toili yang dalam pelaksanaan kegiatan operasinya selalu mematuhi aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

“Hal ini termasuk dengan kegiatan JOB Tomori di area Sumur Produksi Gas Senoro#2 yang berlokasi di Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai. Kegiatan di area ini dilakukan oleh beberapa operator guna mengoperasikan produksi yang berpusat di CPP Senoro yang berada di Desa Paisubololi, Kecamatan Batui Selatan sehingga ada mobilisasi kendaraan kecil guna antar jemput operator,” tulis Visnu.

“Kami pun selalu mendukung pembangunan daerah melalui beberapa program pengembangan masyarakat bekerjasama dengan pemerintahan daerah dan kami akan selalu berkoordinasi serta bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Banggai guna kepentingan masyarakat,” tulisnya lagi. (top)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!