YPSP Apresiasi Perjuangan Relawan MER-C di Gaza

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) melakukan kunjungan silaturahmi ke Markas MER-C Indonesia pada Rabu (7/5/2025) pukul 17.00 WIB.

Kunjungan ini dipimpin oleh Dr. Ahed, sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih secara langsung kepada para dokter relawan pemberani MER-C yang belum lama ini kembali dari misi kemanusiaan di Gaza.

Kedatangan rombongan YPSP disambut hangat oleh Ketua Presidium MER-C, Dr. Hadiki Habib, didampingi oleh Dr. T. Meaty Fransisca dan Ibu Rima Manzanaris, selaku Manajer Operasional MER-C.

Dalam suasana penuh haru dan kekeluargaan, kedua pihak saling berbagi kisah dan pengalaman tentang kondisi kemanusiaan di Gaza — mulai dari ancaman bom yang terdengar setiap menit, hingga teror yang mereka alami meskipun tidak bersalah sedikit pun.

“Kami tidak bisa menerima piagam atau sertifikat apapun, karena jujur kami malu sebenarnya. Apa yang kami lakukan hanyalah hal kecil dibandingkan perjuangan dan pengorbanan rakyat Palestina yang jauh lebih besar,” ujar Dr. Hadiki dengan penuh ketulusan.

Dr. Ahed, menegaskan rasa hormat dan syukur rakyat Palestina atas keberanian dan pengorbanan tim medis dari MER-C:

“Kami, rakyat Palestina, sangat berterima kasih pada tim relawan MER-C yang sudah berani dan mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan siap syahid demi memberikan perawatan dan bantuan kepada kami. Semua yang telah kalian berikan sungguh besar di mata kami,”tutur Ahed yang merupakan warga asli Palestina.

Dr. Mea, salah satu relawan medis, turut membagikan kisah berat yang mereka alami selama bertugas di Gaza. Ia menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan makanan, dan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, seperti tepung yang biasanya seharga 20 shekel melonjak hingga lebih dari 1000 shekel. Ditambah dengan teror bom yang tiada hentinya

“Saat kami sedang membagikan tepung kepada para pengungsi, kami harus berjalan dengan hati-hati dan kepala tertunduk karena bom terus terjadi. Sampai kami merasa sudah kenyang dengan bom,”kisahnya.

Kabar terakhir menyebutkan bahwa RS Indonesia di Gaza masih beroperasi, meskipun tidak secara penuh. Persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis sangat minim. Namun semangat tim medis tidak padam.

Mengutip Dr. Ahed, “Mereka telah melakukan yang mustahil — did the impossible,”tutur Ahed.

Di akhir pertemuan, Dr Hadiki mengampanyekan bahwa situasi di Palestina katastrofik kemanusiaan, karena adanya blokade terhadap bantuan dan serangan ke kantong masyarakat sipil Gaza.

“Ini adalah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh penjajah Israel. Ini harus dihentikan! dan harus terus menerus kita suarakan!,” tegasnya. (nas)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!