Besok, Warga Sinorang Gelar Aksi Besar-Besaran

0

BANGGAI, OKENESIA.COM- Dua puluh tiga tahun sudah lamanya JOB Tomori Sulawesi beraktivitas di Desa Sinorang. Beragam kendaraan berat melewati jalan di Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai. Fakta demikian, menyebabkan infrastruktur jalan di desa itu menjadi rusak parak.
Sayang, sejak beroperasi itu, tak sedikit pun terbersit untuk menunjukkan tanggung jawabnya melakukan perbaikan. Inilah masalah serius yang memicu reaksi warga Desa Sinorang.
Aksi mereka sebelumnya yang difasilitasi melalui gerakan Aksi Sinorang Sintuvu hanya sebatas memajang spanduk tuntutan perbaikan jalan. Namun, kali ini tidak lagi hanya sebatas memajang spanduk.
Ritme aksi mereka naik. Kini, mereka memblokade jalan terbatas. Kendaraan berat tak diizinkan keluar-masuk dari dan ke Desa Sinorang.
Tak hanya memblokade kendaraan berat, warga Desa Sinorang mengumunkan akan menggelar aksi besar-besaran yang diikuti oleh seluruh warga Desa Sinorang. Aksi tersebut akan berlangsung, Rabu (20/9/2023) besok di Komplek Tokulo’on, Dusun I, Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan. Dengan estimasi massa, seluruh warga masyarakat Desa Sinorang.
Aksi besar-besaran ini tak lagi difasilitasi Aksi Sinorang Sintuvu yang menjadi wadah perjuangan warga Sinorang, tapi aksi seluruh warga.
Jenderal Lapangan Sinorang Sintuvu, Supianto Jaoh kepada Okenesia.com, Selasa (19/9/2023) memuji antusias warga Desa Sinorang. “Sungguh besar impian mereka akan adanya perubahan di desa mereka, sehingga tergeraklah hati mereka untuk berjuang bersama sama, mereka sudah siap meluangkan dan mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk sesuatu perubahan,” ungkap Supianto yang akrab disapa Bang Upik.
Upik menceritakan awal pembentukan lembaga aliansi bersama Sinorang Sintuvu. Aliansi ini dipercayakan masyarakat untuk memperjuangkan hak mereka dalam hal ini perbaikan jalan di desa mereka. “Jalan kami yang sudah kurang lebih 23 tahun digunakan oleh pihak perusahaan berplat merah semenjak mereka beroperasi di desa kami ini. Sudah sangat jelas tidak layak pakai, namun sampai sekarang tak ada sedikitpun perhatian dan tanggung jawab sosial pihak perusahaan dalam menangani masalah ini. Kami sudah menempuh berbagai jalur persuasif, yakni bertemu dengan pihak-pihak terkait antara lain melakukan jalur mediasi dengan pihak perusahaan, berdiskusi dengan Bupati Banggai, DPRD Banggai, Dinas PUPR untuk meminta solusi, namun lagi-lagi, kami hanya diiming-imingi janji akan direalisasikan pengaspalan di desa kami yang nyatanya sampai saat ini tak ada kejelasan,” ungkapnya.
Mereka sudah membangun komitmen dengan pihak perusahaan agar dalam proses menunggu, warga mengharapkan agar mobilisasi alat berat menuju desa ditiadakan sampai terealisasinya pengaspalan jalan. Mengingat, faktor cuaca dan kondisi jalan yang sudah sangat memprihatinkan. Fakta demikian akan memicu kerusakan yang sangat parah. Namun sebut Upik, lagi-lagi pihak perusahaan tidak mengindahkan dan melanggar komitmen tersebut.
“Maka berangkat dari masalah itu, kami dari aliansi yang didukung oleh masyarakat membuat pemblokiran jalan dan melakukan langkah mediasi dengan pihak perusahaan, tapi lagi-lagi tidak mendapatkan titik temu dan pada akhirnya warga masyarakat meminta kepada kami agar memblokade jalan atas nama masyarakat Sinorang bukan lagi aliansi, agar tak ada satu pihak yang akan dikorbankan lagi nantinya,” urai Upik.
Buntut keinginan dan amarah masyarakat sudah tidak mampu lagi dibendung oleh aliansi, maka diputuskan melakukan aksi damai menuntut pengaspalan jalan di desa mereka. “Jadi dalam pelaksanannya nanti bukan lagi membawa nama aiansi, namun sudah masyarakat Desa Sinorang. Maka dari itu, kami berharap agar seluruh lapisan masyarakat yang berada di Desa Sinorang, mari kita sama-sama dalam memperjuangkan hak-hak kita bersama. Tolong luangkan dulu waktu, tenaga dan semangat kalian. Tolong simpan dulu pekerjaan, kepentingan pribadi, dan ego kalian. Mohon kiranya, jika kalain tidak bisa berjuang bersama kami, namun setidaknya jangan jadi pengkhianat,musuh dan duri dalam pejuangan ini. Tolong buka hati nurani dan mata hati kalian, lihat betapa mirisnya desa kita ini. Ayoo sama-sama kita perjuangkan yang menjadi hak kita selama ini. Semoga apa yg menjadi impian kita dan orang tua kita selama ini bisa terwujud meski harus meneteskan darah perjuangan,” tegas Upik.
Ia merasa perlu menjelaskan bahwa sejak Selasa ketika surat pemberitahuan aksi dilayangkan ke Polres Banggai, maka tidak ada lagi yang namanya aliansi. “Ini sudah keinginan masyarakat sendiri,” katanya.
Upik menjelaskan bahwa pihak perusahaan tidak mengindahkan komitmen yang menjadi permintaan masyarakat bahwa sampai dengan direalisasinya aspal di jalan Desa Sinorang tidak ada mobilisasi kendaraan alat berat yang melebihi kapasitas jalan. Namun, faktanya pihak perusahaan tetap melakukan hal tersebut. “Maka kami dari aliansi dan masyarakat menyatakan sikap untuk memblokir jalan. Mereka sudah faham tentunya gejolak yang terjadi di desa kami, namun mereka sepertinya mengabaikan ha itu dan menganggap remeh. Boleh dibilang pandang enteng,” ungkapnya.
Ia mengakui, telah ada mediasi. Namun, tidak menemukan titik temu. Upaya mediasi itu sebut Upik, dihadiri berbagai pihak. Seperti, perwakilan Manajemen JOB, Humas JOB, pihak subkon BSS, Polsek Batui, Kanit Intel Polres Banggai, Kepala Desa Sinorang, BPD Desa Sinorang, aliansi serta masyarakat. “Tidak ada kesepakatan antara kami dan pihak perusaahan. Mereka tidak dapat memenuhi permintaan dari masyarakat. Sebab, ada beberapa poin penting yang kami tawarkan kepada mereka. Yaitu, pertama, melarang adanya mobilisasi alat berat sampai adanya realisasi pengaspalan, kedua menyanggupi menghadirkan GM JOB Tomori saat melakukan hearing antar aliansi dengan pihak perusahaan yang difasilitasi oleh DPRD Banggai, ketiga mengklarifikasi masalah yang dilakukan Humas JOB yang tidak mencerminkan seorang humas dan sudah melukai hati semua masyarakat Desa Sinorang,” beber Upik.
Mereka sudah menyurat ke dewan. Hanya saja, surat pengaduan yang mereka kirimkan disanggah oleh Ketua DPRD Banggai. agar redaksinya dirubah. “Makanya, kami tarik kembali sembari menunggu perbaikan (jalan). Makanya, muncul aksi spontanitas warga masyarakat. Kalau hanya masalah jalan, kami msih bisa meredam gejolak itu, karena kami masih dalam proses menempuh jalan persuasif, agar tidak terjadi aksi seperti ini. Hanya saja, warga sudah terpicu dan geram dengan statemen dari Humas JOB. Namun dari ketiga tuntutan kami itu, poin ketiga sudah disanggupi oleh pihak perusahaan dengan menghadirkan yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi atas masalah yg telah ia perbuat. Dan Alhamdulillah warga masih bisa menerima permintaan maaf tersebut, namun saya tidak menjamin semua warga masyarakat. Dia mengatakan kalau tidak ada yang dia takuti di sini. Saat itu dia masih menggunakan atribut perusahaan dan dalam tugas pengawalan alat berat yg ke Senoro#2 untuk melakukan pembersihan sumur. Jadi masalah itu sdah selesai. Namun ada dua poin yang kami rasa belum bisa mereka penuhi,” urainya.
Pihak JOB Tomori kata Upik, memberikan tawaran agar kapasitas alat berat yang mereka muat akan dikurangi kapasitasnya. Namun ada beberapa hal yang menurut pihak perusahaan cukup urgen atau penting harus dilakukan dan harus menggunakan alat berat, mereka akan tetap menggunakan alat berat.
“Namun kami tetap berpatokan pada komitmen yang sudah kami sepakati dengan pihak perusaahan dan pernyaatan Pak Wisnu C. Bhawono yang mengatakan bahwa mobilisasi ke Senoro 2 itu hanya antar jemput karyawan bukan alat berat. Pihak perusahaan mengatakan bahwa manajemen mereka siap hadir, jika surat panggilan dari dewan nantinya untuk mengadakan rapat dengar pendapat dengan aliansi, namun mereka tidak bisa menyanggupi menghadirkan GM-nya langsung. Jadi, buat apa jika yang datang itu hanya orang-orang yang tidak berkompetendan tidak bisa mengambil keputusan. Makanya, kami mengharapka GM JOB Tomori langsung yang hadir,” jelas Upik. (top)

Comments
Loading...