Situasi Kemanusiaan Gaza Semakin Memburuk
YPSP Sebut Lebih Banyak Kejahatan Rezim Zionis Terhadap Warga Sipil Palestina
JAKARTA, OKENESIA.COM- Memasuki hari keempat serangan berkelanjutan pendudukan Israel ke Jalur Gaza Palestina, mengakibatkan situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Menyebabkan kerugian besar terhadap kemanusiaan, kesehatan, dan hak-hak sipil warga Palestina.
Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) melaporkan beberapa poin terkait dengan perkembangan di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan pendudukan Israel telah mengakibatkan kematian 1.055 warga Palestina dan melukai 5.184dengan beragam luka.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qidra, menyatakan bahwa pendudukan Israel telah sengaja menargetkan tim medis, institusi kesehatan, serta ambulans, dengan upaya mengurangi kemampuan mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan. Tim medis terus bekerja dalam kondisi berbahaya dan tidak aman, namun mereka bersikeras memenuhi kewajiban mereka terhadap rakyat Gaza. “Kami mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan konkret dalam melindungi tim medis, institusi kesehatan, dan sarana transportasi medis seperti ambulans,” ungkap Direktur Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), DR. Ahed Abu Al-Atta, Rabu (11/10/2023).
Amerika Serikat telah memberikan tekanan besar kepada pemerintah Mesir untuk mendirikan zona perbatasan isolatif dengan Gaza. Zona tersebut dimaksudkan untuk menjadi tempat pengungsian bagi warga Gaza
UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB bagi Pengungsi Palestina di Timur Dekat) melaporkan bahwa sekitar 250.000 warga Palestina mengungsi dan mencari perlindungan di dalam Gaza, terutama di sekolah-sekolah UNRWA. Mereka harus bertahan dalam kondisi kehidupan yang sangat sulit, terutama masalah air, makanan, obat-obatan, dan perawatan medis.
Pendudukan Israel terus menggunakan bom fosfor putih, yang dianggap sebagai senjata yang melanggar hukum internasional dan sangat berbahaya, beracun, menyebabkan luka serius dan cacat.
Terjadi pembantaian di Distrik al-Karama di Gaza dengan penggunaan bom fosfor dan bom granat kejut yang melanggar hukum internasional. Kejadian ini terjadi di depan mata dunia Arab dan Islam.
Pesawat-pesawat Israel telah melancarkan serangan udara yang intensif sejak dini hari. Mayoritas serangan menargetkan gedung-gedung perumahan dan rumah-rumah, menyebabkan kerusakan material yang signifikan, terutama di wilayah Ramal. Kapal-kapal perang Israel juga melancarkan tembakan artileri di pantai-pantai Gaza. Menurut tentara Israel, mereka telah menyerang 200 target di wilayah Ramal dan Khan Yunis.
Pejuang Palestina berhasil menyusup ke pemukiman “Kfar Sada”, salah satu permukiman di sekitar Gaza (Ghilaf Gaza), dan terlibat dalam pertempuran bersenjata dengan pasukan Israel.
Tiga jurnalis tewas dalam serangan udara Israel terhadap bangunan yang berisi kantor-kantor media di barat Gaza. Jumlah jurnalis yang meninggal sejak dimulainya pertempuran “Badai Al-Aqsa” mencapai 8 orang.
Gerakan Hamas mengumumkan Jumat, besok akan menjadi “Hari Mobilisasi” di dunia Arab dan Islam untuk mendukung rakyat Palestina, dan memanggil warga Tepi Barat untuk melakukan intifadhah (perlawanan).
Tentara Israel merilis daftar 38 perwira dan tentara Israel yang tewas dalam serangan Brigade Al-Qassam selama operasi penyerbuan di permukiman di sekitar Gaza selama Pertempuran Badai Al-Aqsa.
Bentrokan bersenjata terjadi antara pasukan Israel dan pejuang selama serbuan di kota tua Nablus.
Pasukan Israel melancarkan serangkaian penangkapan massal di kota-kota Tepi Barat, menargetkan sekitar 41 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah dari faksi-faksi perlawanan.
Hizbullah telah mengonfirmasi bahwa mereka bertanggung jawab atas peluncuran dua rudal ke situs militer Israel di perbatasan Lebanon, yang menyebabkan luka-luka di antara pasukan Israel di wilayah tersebut.
Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza memberikan gambaran bencana kemanusiaan yang tengah melanda Gaza, Palestina.
Lebih dari 2,3 juta jiwa yang berada di wilayah tersebut saat ini menghadapi ancaman serius terhadap nyawa dan kesejahteraan mereka. Situasi ini telah memaksa pemerintah Palestina untuk mengeluarkan seruan mendesak kepada masyarakat internasional, organisasi kemanusiaan, dan lembaga bantuan untuk segera mengambil tindakan menghentikan kejahatan yang beragam bentuknya ini.
Dan seruan untuk menyuplai Gaza semua yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, dan tidak meninggalkan penduduknya menjadi sendera dan alat pembunuhan yang dipakai oleh pendudukan.
Jalur Gaza sedang menghadapi bencana kemanusiaan akut, terutama karena berhentinya pasokan listrik selama beberapa jam akibat kelangkaan bahan bakar. Ini memiliki dampak serius pada ketersediaan layanan kesehatan dan kehidupan sehari-hari warga Gaza.
Dalam wawancara dengan saluran Al-Araby, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa mengungkapkan situasi yang semakin genting. Stok bahan bakar yang tersedia di rumah sakit hanya mencukupi selama empat hari. Rumah sakit ini sangat bergantung pada pasokan listrik untuk menjalankan generator yang mendukung operasional perawatan medis yang vital. Tanpa pasokan listrik, rumah sakit ini berpotensi menjadi kuburan bagi banyak pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak. Situasi ini menyoroti eskalasi serangan yang telah memengaruhi infrastruktur kesehatan dan kehidupan penduduk Gaza secara keseluruhan.
Terakhir, pemilik aplikasi Facebook, Mark Zuckerberg, memposting dukungannya kepada tentara pendudukan Zionis dan menuduh Hamas sebagai organisasi teroris. Ia juga menonaktifkan komentar di postingannya, mungkin untuk menghindari kritik dari pengguna yang berbeda pandangan.
“Melalui pemantauan kami, terlihat bahwa intensitas perang semakin meningkat setiap harinya, dan pendudukan Israel mendapatkan dukungan legitimasi internasional dari Amerika Serikat. Begitu jelas bahwa Amerika memberikan dukungan besar kepada Israel dalam konflik ini. Oleh karena itu, di tengah agresi ini, sangat penting untuk terus mengungkapkan kejahatan rezim zionis dan mengungkap lebih banyak kejahatan yang telah dilakukan terhadap warga sipil,” ungkap ungkap Direktur YPSP, DR. Ahed Abu Al-Atta dalam rilisnya. (top/**)