Rp109 Triliun Anggaran Israel Terkuras Biaya Perang Lawan Hamas
JAKARTA, OKENESIA.COM- Keuangan pemerintah Pendudukan Israel terkuras khusus membiayai perang selama kurun waktu 38 hari melawan Hamas sejak perang berkibar tangal 7 Oktober 2023. Jumlah nominal anggaran itu, belum ditambah dengan kerugian di sektor lainnya, buntut perang yang belum berkesudahan.
Watan Media merilis kerugian penjajah Pendudukan Israel mencapai Rp7 miliar USD atau setara dengan Rp109,858 triliun (Rp15.694 kurs 1 USD). Jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai perang dengan tindakan genosidanya diperkirakan bakal terus bertambah.
Puluhan ribu ton amunisi dan bom dijatuhkan di tanah Palestina memporak-porandakan menyasar fasilitas kesehatan, rumah penduduk, rumah ibadah dan kantor pemerintahan menguras keuangan Israel.
Dikutip dari Bisnis.com melaporkan bahwa Bank Sentral Israel mencatat kerugian sekitar US$ 600 juta atau setara dengan Rp9,4 triliun dengan kurs Rp15.655 per dolar Amerika Serikat (AS), setiap pekannya, akibat perang Israel vs Hamas.
Melansir dari The Times of Israel, Jumat (10/11/2023), kerugian tersebut bukan akibat perang secara khusus, namun juga absennya ribuan pekerja dari pekerjaan mereka karena perang.
Departemen Riset Bank Sentral tersebut menganalisis biaya per pekan dari penurunan pasokan tenaga kerja dalam tiga pekan pertama perang yang pecah pada 7 Oktober.
Analisis Bank of Israel difokuskan pada perhitungan biaya ekonomi dari absennya para pekerja dalam hal biaya tenaga kerja dan bukan dalam hal kehilangan produk.
Perhitungan tersebut tidak mencerminkan total kerusakan dan biaya pada pasar tenaga kerja dan ekonomi yang diakibatkan oleh penurunan permintaan dan konsumsi selama periode perang. Tidak termasuk biaya dari banyak pekerja yang dirumahkan, dan tidak adanya pekerja Palestina dan asing lainnya.
Diperkirakan, kerugian biaya mingguan tersebut dengan perincian US$325 juta atau sekitar Rp5,1 triliun adalah biaya yang disebabkan oleh ketidakhadiran para pekerja dan penurunan produktivitas akibat penutupan total lembaga-lembaga pendidikan.
Biaya yang timbul dari ketidakhadiran di tempat kerja karena 144.000 warganya mengungsi, mencapai US$154 juta yang setara dengan Rp2,41 triliun. Sementara sekitar US$130 juta atau Rp2,03 triliun dikeluarkan untuk rekrutmen ekstensif sekitar 360.000 tentara cadangan.
Perang dengan Hamas merupakan goncangan besar bagi perekonomian Israel dan terbukti lebih mahal dari perkiraan semula. Ekonomi Israel pun babak belur untuk menahan dampak perang. Meskipun ekonomi Israel kuat dan stabil, tidak diragukan lagi bahwa perang ini akan memiliki implikasi fiskal dan menimbulkan tekanan anggaran,” kata Yaron dikutip dari Bloomberg. (top/**)