1.270 Pembantaian Terjadi, Korban Syahid Capai 12.000 Warga Gaza

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Militer Zionis Israel tak henti-hentinya melancarkan serangan. Bahkan, serangan kian menggila. Ribuan kali militer Zionis Israel mempertontonkan kebiadabannya dengan membantai warga sipil Jalur Gaza, Palestina. Jumlah pembantaian hingga, Jumat (17/11/2023) atau hari ke 42 Badai Al-Aqsha, mencapai 1.270 kali pembantaian. Jumlah pembantaian itu belum ditambahkan dengan pembantaian yang terjadi har ini, Sabtu (18/11/2023). Korban warga sipil Jalur Gaza, berjatuhan.

Biro Media Otoritas Palestina pada konferensi pers, Jumat (17/11/2023) malam menguraikan kekejian dan kebiadaban militer Zionis Israel sejak Badai Al-Aqsha dimulai tanggal 7 Oktober 2023.

Jumlah pembantaian yang dilakukan penjajah Israel lebih dari 1.270 pembantaian. Jumlah orang hilang lebih dari 3.750 orang, yang di antaranya 1.800 anak masih terjebak di bawah reruntuhan.

Jumlah korban meninggal dunia 12.000 orang, di antaranya 5.000 anak-anak dan 3.300 wanita. Jumlah personel medis yang meninggal dunia 200 orang, di antaranya dokter, perawat dan paramedis. Dua puluh dua tim SAR meninggal dunia serta 51 jurnalis meninggal dunia.

Sementara korban luka berjumlah 30.000 orang, lebih dari 75 persen adalah anak-anak dan wanita. Sembilan puluh lika kantor pemerintahan hancur, 255 sekolah hancur, 63 sekolah tidak dapat lagi berfungsi.

Militer Zionis Israel juga menghancurkan 76 masjid kategori hancur total dan 165 masjid hancur sebagian. Terdapat tiga gereja hancur yang juga menjadi sasaran serangan penjajah Israel.

“Penjajah Israel terus menyerang rumah-rumah sakit dan menargetkan petugas medis, mengakibatkan 25 rumah sakit dan 52 pusat kesehatan berhenti beroperasi, serta 55 mobil ambulans menjadi sasaran serangan penjajah Israel,” ungkap juru bicara Biro Media Otoritas Palestina.

Dilaporkan pula bahwa penjajah Israel terus menyebarkan informasi maupun narasi palsu dan berbohong, serta penyebaran penyimpangan informasi mengenai rumah-rumah sakit. Tujuannya yaitu membenarkan genosida serta kejahatan yang terus menerus dilakukan penjajah Israel terhadap anak-anak, wanita dan warga sipil Palestina di Jalur Gaza, sekaligus menghindari tuntutan hukum di masa mendatang.

“Kami menegaskan seluruh rumah sakit hanya memberikan pelayanan kepada pasien dan korban luka. Klaim penjajah Israel mengenai rumah sakit, khususnya sebagai pusat komando pimpinan faksi-faksi Palestina, adalah kebohongan dan penipuan,” ungkap Jubir Biro Media Otoritas Palestina.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza telah puluhan kali meminta seluruh lembaga, organisasi maupun badan internasional terkait untuk membentuk tim teknis, yang bertujuan mengunjungi seluruh rumah sakit sekaligus menyangkal narasi bohong dan menyesatkan yang digunakan penjajah Israel selama ini.

Biro Media Otoritas Palestina juga meminta organisasi, badan dan lembaga internasional untuk memberikan tekanan tingkat tinggi agar Rumah Sakit Asy-Syifa terbebas dari penjajah Israel. “Meminta masuknya bahan bakar ke rumah-rumah sakit agar rumah-rumah sakit dapat kembali memberikan kontribusi kemanusiaan dan pelayanan medis kepada pasien serta para korban luka,” katanya.

Mereka menuntut penjajah Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab penuh atas keselamatan petugas medis, korban luka, pasien dan orang-orang yang mengungsi di seluruh Jalur Gaza.

Meminta agar perlintasan Rafah dibuka untuk memasukkan bantuan-bantuan. Penjajah Israel bertujuan menghilangkan secara penuh sektor kesehatan dan mencegah 2,4 jiwa mendapatkan pengobatan medis, sehingga mewujudkan tujuan penjajah Israel memindahkan seluruh warga Jalur Gaza ke wilayah Mesir.

Pelayanan internet dan komunikasi masih terputus. Kondisi ini dapat memperdalam penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza dan menyembunyikan kejahatan-kejahatan penjajah Israel terhadap Jalur Gaza. (top/**)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!