Gencatan Senjata Langkah Penting Meringankan Penderitaan Warga Gaza
JAKARTA, OKENESIA.COM- Pilihan gencatan senjata walaupun sifatnya sementara hanya empat hari yang dimulai hari ini, Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 waktu Gaza atau siang sekira pukul 12.00 waktu Indonesia merupakan langkah penting dalam meringankan penderitaan rakyat Palestina di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Demikian disampaikan Pimpinan Hamas, Bassem Naim melalui laporan Shehab yang diterima Okenesia.com, Jumat (24/11/2023) pagi ini.
Bassem Naim merupakan mantan Menteri Kesehatan pada pemerintahan Haniyeh pertama. Kemudian menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina, Maret 2007. “Kami secara marathon dan negosiasi yang sulit untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan di Gaza,” ungkap Bassem Naim.
Di gencatan senjata ini, Hamas menetapkan pembebasan tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara kolonial Israel sesegera mungkin. “Mediator dan beberapa pihak internasional berjanji akan membawa lebih dari 200 truk bantuan ke Gaza selama gencatan senjata,” kata dia.
Bassem menilai, penangkapan Direktur Rumah Sakit As-Syifa dan beberapa rekannya merupakan kejahatan perang.
Kesepakatan genjatan senjata atau penghentian perang sebut Bassem, tiga negara menjadi penjaminnya. “Qatar, Mesir dan Amerika Serikat adalah penjamin gencatan senjata kemanusiaan di Gaza,” ungkap dia.
Sumber berita Quds News Network menyebutkan bahwa Pimpinan Hamas, Osama Hamdan kepada MTV mengatakan bahwa Hizbullah, Lebanon melakukan tekanan kepada Pendudukan Israel dengan menempatkan 100.000 tentara menghadap utara.
Dengan apa yang telah dilakukan Hizbullah, dan juga apa yang telah dilakukan Irak dan Yaman, Osama mengatakan bahwa jika rezim Israel terus melakukan tindakan (agresi militer) ini, maka mereka akan menghadapi dunia. (top/**)