Militer Israel Bantai Warga Gaza di Kamp Pengungsian Yang Diklaim Aman
JAKARTA, OKENESIA.COM- Militer Israel menetapkan wilayah-wilayah aman untuk ditinggali. Namun faktanya, wilayah aman yang menjadi tempat berdirinya kamp pengungsi warga Jalur Gaza, Palestina, justru menjadi arena pembantaian.
Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha menyebut bahwa tentara Pendudukan Israel menargetkan 30.000 pengungsi di 5 pusat penampungan di Khan Yunis. Israel mengklaim bahwa mereka aman, tapi malah sebaliknya, tentara Israel melakukan pembantaian yang menyebabkan banyak syahid.
“Mereka (Israel) mengklaim bahwa tempat tersebut adalah tempat yang aman dan telah meminta warga untuk berlindung di sana. Kemudian, mereka justru melakukan pembantaian di sana yang menyebabkan banyak syahid. Hal ini terjadi dalam kerangka perang genosida yang dilancarkan terhadap sipil, anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza,” tutur Ismail Abu Tsawabitha seperti yang dirilis Kantor Media Pemerintah Palestina, Senin (22/1/2024).
Militer Israel menargetkan pusat pengungsian dengan pemboman langsung melalui pesawat Quadcopter, pesawat pengintai, dan artileri.
Pusat perlindungan yang menjadi sasaran adalah, Pusat Shelter Universitas Al-Aqsa, Pusat Akomodasi Perguruan Tinggi, Pusat Penampungan Sekolah Khalidiya, Pusat Penampungan Sekolah Al-Mawasi, Pusat Penampungan Industri Khan Yunis.
Serangan brutal ini menyebabkan banyak syuhada dan luka-luka di kalangan pengungsi yang menempati pusat-pusat penampungan yang diklaim aman oleh Israel.
“Kami menganggap, pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina. Terutama di kalangan pengungsi di tempat penampungan dan pusat pengungsian,” tegas Ismail.
Ismail meminta komunitas internasional, pemerintah Amerika, dan Presiden Biden secara pribadi bertanggung jawab atas kelanjutan pembantaian dan kejahatan melawan hukum internasional, melawan hukum humaniter internasional, dan melawan semua perjanjian internasional. Sebab, Amerika memberi lampu hijau kepada pendudukan untuk melakukan pembantaian ini, dan mereka juga menolak untuk menghentikan perang brutal di Jalur Gaza ini.
“Kami mengimbau semua negara di dunia bebas untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, menghentikan pertumpahan darah, dan menghentikan pembunuhan dan penargetan warga sipil, anak-anak dan wanita,” ungkap Ismail Abu Tsawabitha. (top/**)