Boikot Berlanjut, Penjualan Produk Pro & Afiliasi Israel Melemah

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Aksi boikot produk pro dan afiliasi Israel menyebabkan penjualan produk-produk tersebut melemah. Dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan, seruan boikot produk pro Israel yang hampir tersebar seantero jagat, menunjukkan hasilnya.

Produk-produk besar semisal Starbucks, McDonald’s mengalami kerugian cukup besar.

Seruan boikot produk buntut agresi militer Israel terhadap warga Jalur Gaza, Palestina. Perang genosida’Badai Al-Aqsha’ yang berkobar sejak 7 Oktober 2023 itu, militer Israel membantai ribuan warga sipil Palestina.

Praktis, sudah memasuki enam bulan perang genosida itu berlangsung. Korban warga sipil yang menjadi syahid sudah mencapai angka 31 ribu lebih. Jumlah itu belum ditambah dengan ribuan warga yang tidak diketahui nasibnya, apakah masih hidup atau telah wafat.

Kebiadaban tentara Israel itu memunculkan empati masyarakat internaional. Tak hanya kaum muslimin yang melakukan aksi boikot, kalangan non muslim pun ikut mengambil bagian memboikot produk pro dan afiliasi Israel, karena tindakan militer Israel dan pemerintahan Pendudukan Israel telah menginjak-injak kemanusiaan.

Empati itu menyebar dan aksi boikot pun kian melebar jauh. Seruan boikot itu didasarkan pada perusahaan-perusahaan pro Israel itu secara nyata memberikan kontribusi bantuan ke Israel. Juga, pemilik perusahaan produk-produk itu secara gamblang menyatakan dukungannya terhadap Israel.

Dikutip dari QudsN, Selasa (19/3/2024) produk-produk pro dan afiliasi Israel mengalami penurunan penjualan sejak beberapa bulan belakangan ini.

McDonal’s, sahamnya turun hingga 10 miliar dolar atau turun 4,7 persen.

Starbucks, sahamnya turun 11 miliar dolar (turun 10 persen), 2.000 pegawainya akan di-PHK.

Domino’s Pizza, penjualannya turun 8,9 persen selama 6 bulan terakhir.

KFC, penjualannya turun 5 persen di Timur Tengah, Turki dan Afrika Utara pada 3 bulan terakhir.

Pizza Hut, penjualannya turun 3 persen di Timur Tengah dan Afrika pada 3 bulan terakhir.

Nestle, pengguna produk ragu-ragu dan lebih memilih produk lokal lainnya. (top/**)

 

Comments
Loading...